Jinora 2

1268 Words
Jinora sedang berada didepan kandang Inara dan anaknya, wanita itu sedang memantau kesehatan keduanya. Karena jenis Harimau Sumatera saat ini hampir punah, pihak Taman Safari ingin membuat spesies itu tetap ada ,dan dilindungi di sana.  "Sayang, nanti malam mau kerumah ga? Ada orang tua aku datang dari Jakarta," ujar John yang sedang berdiri disamping Jinora. "Iya, bisa kok. Jam berapa? kamu yang jemput atau aku berangkat sendiri?" tanya Jinora memastikan. "Aku jemput aja ya?" "Oke." Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore hari. Jam kerja Jinora sudah selesai, sekarang ia akan menghampiri Giselle di stand makanan ,kantin Taman Safari. Selain berjualan donat, Giselle juga menyediakan makanan berat untuk para karyawan di sana.  "Tante ... udah selese belum?" tanya Jinora. "Udah, masih beresin ini ,kurang dikit kok," ujar Giselle. "Sini, Nora bantuin." Jinora mengambil beberapa penutup plastik untuk menutup beberapa peralatan yang biasa di gunakan Giselle. Setelah selesai, Jinora membantu Giselle membawa sisa makanan untuk dibawa pulang. "Tante, nanti malam Nora mau makan malam sama John di rumahnya, boleh ya?" pamit Jinora. "Iya, boleh kok. Tumben si John ajak makan di rumah?" "Mama sama Papanya dateng dari Jakarta," jelas Jinora. "Oh, pantesan. Baik-baik deh sama calon mertua," goda Giselle. "Ih ... Tante ,apaan sih! Jangan bikin Nora malu dong," ujar Jinora dengan Wajah merona. "Hahaha, kamu itu lucu ... padahal udah beberpa kali ketemu sama orang tua John ,tapi masih aja malu." "Kan ketemunya jarang ,Tante." Kini Jinora dan Giselle berjalan menuju parkiran mobil, mereka akan pulang bersama. Saat sampai di parkiran, John menghampiri Jinora. Pria itu terlihat terburu-buru, ia membawa sesuatu untuk diberikan pada kekasihnya itu. "Ada apa? Kok lari-lari gitu?" tanya Jinora yang terlihat bingung. "Aku tadi mau kasih ini ke kamu, tapi lupa, sayang," ujar John sembari memberikan sebuah kotak hadiah. "Apa ini ,John?" tanya Jinora. "Hadiah kecil buat kamu,"ujar John sembari tersenyum. "Makasih ya? Aku buka di rumah aja, gapapa kan?" "Iya, buruan pulang. Jangan lupa nanti malam aku jemput kamu, dandan yang cantik ya pacar aku ... ," ucap John sembari mencubit pipi Jinora. "Sakit tau! Ya udah, aku pulang dulu," pamit Jinora. Akhirnya wanita itu masuk kedalam mobilnya ,John membungkuk dan tersenyum pada Giselle yang sudah menunggu di dalam mobil sejak beberapa menit lalu. Mobil itu melaju menuju rumah Giselle yang letaknya tidak begitu jauh dari Taman Safari. Sampai di rumah, Jinora segera masuk kedalam kamarnya. Ia melepaskan pakaiannya untuk segera membersihkan diri di dalam kamar mandi. Beberapa bagian tubuh Jinora terdapat bekas luka, tentu saja semua itu ia dapatkan karena pekerjaannya yang memang sedikit berhubungan dengan nyawa. Kali ini tangannya yang masih dibalut kain perban adalah bukti jika ia bisa terluka saat sedang bekerja. "Nambah koleksi gigitan ,hmmm," gumam Jinora. Wanita itu melepaskan perban yang ada di tangannya, lalu segera membersihkan diri di dalam sana. Setelah lima belas menit , Jinora keluar dari dalam kamar mandi. Ia menuju lemari pakaian untuk memilih pakaian yang cocok untuk di pakai saat makan malam. Pilihannya jatuh pada sebuah dres mini yang bermotif bunga. Jinora mengambil kotak hadiah yang diberikan oleh John. Di dalamnya ternyata berisi sebuah kalung berbentuk hati dengan permata berwarna biru di tengahnya. Jinora mengenakan kalung itu agar John bahagia karena kekasihnya mengenakan barang yang ia beri. "Cantik, tumben si John pilihannya bagus," gumam Jinora. Jinora sudah siap dengan segala persiapan untuk bertemu kedua orang tua John. Kini wanita itu menunggu untuk dijemput oleh kekasihnya di ruang tamu, sembari memainkan ponsel miliknya, Jinora tengah melihat sosial media untuk mengisi waktunya. "Sayang, udah siap aja nih," ujar Giselle. "Iya, gimana? Nora cantik gak?" tanya Jinora. "Cantik ... cantik banget malah," puji Giselle. Jinora nampak senang jika Giselle memujinya seperti sedang bersama ibunya sendiri. Beberapa saat kemudian, terdengar seseorang menekan bel rumah. Bisa dipastikan jika orang itu adalah John, pria yang dinantikan oleh Jinora.  Wanita itu berlari menuju arah pintu utama, dan benar John yang datang menjemputnya. Jinora nampak tersenyum senang, sikapnya berubah seperti anak remaja yang sedang bertemu dengan kekasihnya. "Cantik," puji John. "Makasih ya hadiahnya, bagus ... aku suka," ujar Jinora sembari memperlihatkan kalung yang John berikan. "Iya, sama-sama ... cantik, kayak yang pakek," ucap John. "Ya udah, kita langsung aja," ajak jinora sembari meraih lengan John. Keduanya berjalan menuju mobil milik John yang terparkir di tepi jalan. Setelah masuk ke dalam mobil, lalu mengenakan sabuk pengaman, John melajukan mobil itu menuju rumahnya yang berada di kawasan Grand Bamboo Terrace. Kawasan perumahan elit di Bogor, rumah itu adalah milik John pribadi. Sebelumnya, John hanya menyewa rumah di dekat Taman Safari, lalu seiring berjalannya waktu, akhirnya ia membeli rumah dari hasil kerjanya. Dan John ingin menempatinya bersama Jinora saat mereka menikah. Mobil John masuk kedalam halaman rumah mewah itu, di sana juga terlihat ada sebuah mobil Range Rover milik orang tua John. Keduanya turun dari mobil, lalu masuk ke dalam rumah dengan tangan Jinora yang melingkar di lengan John. "Masih suka gerogi kalo ketemu Mama?" tanya John. "Dikit, aku berusaha untuk biasa aja ini, hehehe," ujar Jinora. "Ya udah, kita masuk ya?" "Iya." Saat akan membuka pintu, tiba-tiba saja seorang wanita cantik muncul dari balik pintu itu. John yang melihat ibunya muncul begitu saja terlihat terkejut. "Mama! Bikin kaget aja." "Halo, Nora ... duh, Tante kangen loh sama Nora, masuk yuk!" Wanita itu menarik tangan Jinora untuk masuk ke dalam rumah. Sementara John yang tahu jika ibunya itu memang datang hanya untuk bertemu Jinora ,hanya bisa menggelengkan kepalanya. John masuk ke dalam rumah, dan ia melihat ayahnya tengah duduk menonton televisi di ruang santai. Sedangkan Jinora bersama ibunya kini sedang duduk di ruang tamu. Ibu John memberikan beberapa buah tangan untuk Jinora. Wanita itu baru saja kembali dari liburan di Thailand. "Ini buat Nora," ujar wanita itu sembari memberikan satu tas penuh berisi oleh-oleh. "Banyak banget ,Tante. Nora gak enak nerima semua ini," ujar Jinora. "Hmm ... gak boleh gitu! Tante di sana itu mikir bawa ini cuma buat Nora!" "Iya ,Tante. Makasih," ucap Jinora. Tidak lama setelah perbincangan singkat itu, asisten rumah di sana memberitahu jika makanan sudah siap di atas meja makan. Jinora bersama keluarga John menuju ruang makan. Mereka duduk berseberangan, dengan John yang berada di samping Jinora. Suasana makan malam itu terasa begitu hangat, bahkan sampai membuat Jinora sangat merindukan saat-saat dimana ia duduk dan makan bersama kedua orang tuanya sendiri. Kali ini ia merasa sangat beruntung karena sudah dipertemukan dengan John.  "Jadi ... kapan kalian akan menikah?" tanya ibu John tiba-tiba. "Uhuk ... uhuk ... Mama apaan sih! Orang lagi makan bahasnya kayak begitu, bikin kaget aja," protes John. "Mama udah pengen gendong cucu nih," celetuk ibu John. "Maafkan Tante ya, Nora? Memang terkadang seorang ibu yang kesepian akan selalu seperti ini," ujar ayah John. "Papa kok gak dukung Mama sih! Biar mereka itu cepet-cepet kasih Mama cucu yang lucu, liat deh ... Nora cantik, John ganteng, perpaduan yang sempurna," celoteh ibu John. "Mama tenang aja, John udah siapin semua kok. Tinggal Nora aja, mau apa gak nikah sama John," ujar john. "Apa?" tanya Jinora yang masih berusaha mencerna pembahasan keluarga John. "Mau nikah sama aku gak?" tanya John. "Heh! Ngajakin anak orang nikah kayak beli kacang aja kamu itu!" protes ibunya. "Ma, John emang gak bisa kalo disuruh romantis, lagian Nora udah hapal banget gimana John," celetuk John. "Sama aja kayak Papa!" "Kok jadi Papa yang disalahin?" Jinora tersenyum ,sebenarnya ia tengah menahan tawa melihat keluarga John yang sedang berdebat.  "Iya, Nora mau nikah sama John," jawab Jinora. "Akhirnya ... yang di tunggu bersuara juga," ujar ibu john lega. John menatap Jinora penuh cinta. Lelaki itu merasa sangat beruntung karena mendapatkan Jinora yang cantik dan juga mandiri. Setelah selesai makan malam, semua keluarga berkumpul di ruang santai untuk membicarakan mengenai acara pernikahan John dengan Jinora. "Kalian mau tunangan dulu apa langsung nikah?" tanya ibu John. "Tunangan dulu aja ,Ma. Soalnya di Taman Safari gak boleh kalau suami istri satu kerjaan, salah satu harus mundur," jelas John. "Ya kamu aja yang mundur! Lagian bisnis Papa tuh banyak! Kenapa kamu milih kerja disana?" omel ibu John. John hanya terkekeh saat ibunya tengah mengomel, pria itu memang berasal dari keluarga kaya yang memiliki beberapa bisnis di kota Jakarta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD