#12 : Tante Lily Digendong Saja

1343 Words
"Ck. Dasar lemah." Lily pun mendelikkan manik bulat beningnya ke arah seekor tuyull bule, yang barusan saja mencemoohnya dengan suara pelan. Pasti Ethan takut ditegur sama Daddy-nya kalau ketahuan mencela dirinya. Lagian ini bocah sebiji mulutnya memang lemes banget kaya rendeman krupuk seblak kalau sedang meledek Lily. "Tante bukan lemah tau! Cuma ya memang lagi kurang fit aja!" Sergah Lily yang tidak terima dikatain lemah. Masa hanya gara-gara ia tidak mampu berlari dua kali keliling Stadion terus dibilang begitu. Lagipula Stadion ini kan besar banget. Wajarlah kalau baru satu kali putaran saja sudah membuat Lily mendadak berasa punya penyakit asma. Ini paru-paru sampai rasanya sudah berimigrasi ke ketek saking ngos-ngosannya. "Kalau begitu mulai sekarang, Tante harus berolahraga sama aku dan Daddy tiap Sabtu. Biar badannya fit dan ngga lemes gitu," cetus Ethan lagi. Lily dan Ethan sekarang sedang duduk di pinggir lapangan, di antara orang-orang yang sedang berlari pagi. Sedangkan Trevor sendiri masih memutar Stadion untuk yang keempat kalinya. Ethan hanya sanggup memutar Stadion dua kali, sedangkan Lily ya itu tadi. Cuma satu kali saja sudah bikin telinganya nguing-nguing. "Heh, apa?? Tiap Sabtu olahraga sama kamu? Enggak-enggak! Ish. Tante kan juga punya rencana sendiri, ya nggak bisa dong," tolak Lily buru-buru. "Kan cuma sebentar, pagi doang. Pokoknya aku bakal jemput Tante pagi-pagi setiap hari Sabtu. Siap-siap aja." Lily baru mau mendebat bocah tengil tukang paksa itu lagi, ketika tiba-tiba suara langkah kaki berat menuju ke arah mereka disusul oleh suara maskulin mulai menyapa. "Maaf lama. Kalian mau makan dulu nggak sebelum pulang?" "Memangnya Daddy sudah selesai ya?" Ethan bertanya sembari memberikan handuk kecil yang diambil dari dalam tas olahraga kepada Trevor. Lelaki bule itu membuka kaca mata untuk disimpan di saku celananya, lalu mengelap peluhnya dengan handuk yang diberikan Ethan. Tanpa sadar, Lily menggigit bibirnya sendiri melihat pemandangan Pak Trevor yang berkeringat selesai berolahraga. Bukannya terlihat kucel, tapi bosnya itu malah makin glowing dan... sangat seksi. Ternyata Pak Trevor yang casual dan berkeringat begini damage-nya bukan main! "Napas, Tan. Napaass...," ledek si tengil Ethan sambil tersenyum penuh arti melihat Lily yang terpukau pada Daddy-nya. Lily yang tersadar pun sontak malu dan melotot ke arah Ethan, yang langsung cekikikan sambil kabur ke arah area kios-kios makanan yang berderet tak jauh dari mereka berada sekarang. "Ethan, jangan jauh-jauh!" Teriak Trevor, yang dibalas oleh acungan jempol dan tawa ceria dari putranya itu. Trevor kemudian menjulurkan tangannya kepada Lily, bermaksud untuk membantu gadis itu berdiri. "Kamu mau sarapan bareng dulu kan, sebelum pulang?" Tanya lelaki itu setelah Lily berdiri dan mereka pun berjalan bersama. Lily mengangguk penuh semangat. Perut gembelnya memang sudah meronta-ronta sejak tadi minta disawer. Setelah berdiskusi untuk memilih mau makan apa, mereka pun memutuskan untuk duduk di depan kios penjual bubur ayam. "Pak, kenapa memilih olahraga di sini sih? Kenapa nggak di gym seperti biasa?" Tanya Lily penasaran, setelah mereka semua duduk di bangku kayu panjang yang di desain bergaya warung tradisional, tapi lebih aesthetic dan penuh hiasan rustic karena memang ditujukan untuk kalangan menengah ke atas. "Kasihan Ethan kalau saya bawa ke gym. Dia kurang suka dan mudah bosan, karena lebih suka di udara bebas seperti ini," sahut Trevor menatap penuh kasih sayang kepada putranya yang sedang asyik mengutak-atik ponsel. Lily pun manggut-manggut, namun tak pelak maniknya ikut melirik Ethan yang sedang duduk di sampingnya. Tunggu sebentar. Gadis dengan surai panjangnya yang dikuncir itu pun terkejut ketika tak sengaja melihat layar ponsel Ethan yang tertera foto ketika Pak Trevor sedang menarik tangannya membantu untuk berdiri di dalam Stadion tadi! Hah?! Kapan si tengil ini mengambil fotonya ya?? Dan kenapa Lily bisa sama sekali nggak nyadar sih!? Dan yang paling parah, Ethan ternyata memposting foto itu ke dalam feed i********:-nya, dengan caption : 'Your Hand In Marriage', yang maknanya kurang lebih seperti sebuah lamaran dari lelaki kepada wanita pujaannya! "Ethaaan, kenapa kamu posting foto Tante sama Daddy kamu??!" Pekik Lily kesal. "Hapus nggak!" Ethan buru-buru menjauhkan ponselnya dari gadis bar-bar yang mau merebut alat komunikasi itu dari tangannya. Karena Lily terus berusaha meraih ponselnya, Ethan pun akhirnya berdiri dan lagi-lagi kabur untuk menghindar. Dengan isengnya, Ethan sempat berbalik dan menjulurkan lidahnya kepada Lily. "Ethaan!! Awas kamu ya!! Tante bakal setel ponsel kamu pakai bahasa Cina!!" Geram Lily dengan dipenuhi dendam membara. Ia pun akhirnya ikut berdiri dan mengejar bocah yang jahilnya kaya apotik tutup. Nggak ada obat. Trevor hanya bisa meringis melihat dua ekor makhluk yang rasanya jarang sekali akurnya, tapi anehnya Ethan selalu saja ingin bertemu dengan Lily. "Itu nggak mungkin istrinya si Daddy ganteng itu kan, ya? Kelakuannya kaya anak-anak gitu?" Trevor sontak menoleh ke meja seberang, baru sadar kalau saat ini ternyata sedang diperhatikan sekaligus jadi bahan gibah tiga orang wanita yang duduk di sana sambil berbisik-bisik. Menyadari Trevor yang sekarang membalas menatap mereka, ketiga wanita itu pun segera mengubah sikap duduk mereka dan sama-sama tersenyum lebar ke arah lelaki bermanik biru itu. "Halo," ucap salah satu wanita yang berlipstik merah menyala, sambil melambai kecil ke arah Trevor. Karena malas berbasa-basi dan sudah mengetahui ini semua akan mengarah kemana, Trevor tidak mau repot-repot membalas sapaan itu. Dia hanya tersenyum tipis dan mengangguk, lalu melempar pandangan ke arah lain. "Maaf, mau tanya boleh?" Seolah tidak peduli dengan penolakan halus Trevor, wanita itu kembali berucap. "Kalau boleh tahu... si gadis berkuncir itu, dia siapanya Anda ya? Pacar atau istri?" Tanya wanita itu penasaran. Trevor melirik Lily yang masih mengejar Ethan yang berlari menghindar dengan gesit. "Bukan keduanya," sahut Trevor. "Dia sudah bertunangan dengan seseorang. Dan sebenarnya... saya adalah selingkuhannya," tuturnya santai sambil terkekeh pelan, melihat wajah melongo tiga wanita yang mendengar ucapan blak-blakannya barusan. *** "Hah? Berenang??" Lily menatap Trevor yang sedang mengemudi dengan sorot aneh dan tak percaya. Ya ampun. Lily tidak habis pikir sama sekali. Setelah jogging sampai mengitari Stadion olah raga hingga lima kali putaran, sekarang bosnya itu malah mau berenang?? Ini orang apa badannya dari mesin semua ya, masa nggak ada capeknya? Saat ini mereka sudah selesai sarapan dan berada di mobil. Trevor menawarkan kepada Lily apakah mau ikut dengan Ethan dan dirinya berenang di teras samping Penthouse bosnya itu. Tadinya Lily mau menolak. Selain karena dia yang sama sekali tidak siap dengan segala peralatan untuk berenang, Lily juga lelah dan ingin beristirahat. Tapi setelah dia pikir-pikir lagi, toh weekend ini Lily cuma nganggur karena Rama yang sedang dinas ke luar kota. Daripada gabut sendirian, kayanya nggak ada salahnya juga dia terima tawaran itu. Lagipula kolam renang di Penthouse Pak Trevor itu juga bagus banget. Di bagian paling atas gedung, dikelilingi pemandangan gedung-gedung bertingkat. Sultan banget pokoknya. Setelah mengiyakan ajakan bosnya, Lily pun menutup mutnya yang tiba-tiba saja menguap. Oh iya, semalaman kan dia sama sekali tidak bisa memejamkan mata, karena otaknya yang terus berpikir akan perkataan Pak Trevor yang dengan gamblangnya memproklamirkan diri sebagai selingkuhan Lily. Manik gelap gadis itu pun melirik ke arah Trevor yang sedang fokus menyetir, lalu ia pun mendesah dalam hati. Gila. Selingkuhan?? Hal ini harus segera dibicarakan, karena Pak Trevor terlihat serius dengan perkataannya semalam. Lagipula, si bos bule ini absurd banget sih! Mau-maunya jadi selingkuhan dirinya. Padahal kalau sekelas Pak Trevor, putri Raja Dubai juga bisa dia gebet. Malah milih gadis serbuk masako, ish. Sudah bertunangan dengan lelaki lain pula. Sayang sekali Lily tidak bisa membicarakan soal itu sekarang, karena ada Ethan di belakang yang sedang asyik bermain game di ponselnya. Haah... mungkin nanti saja kalau ada kesempatan. Tanpa sadar, entah karena lelah ataukah merasa nyaman, Lily yang sejak semalam sama sekali tidak bisa tidur pun kini kembali menguap. Manik beningnya mulai mengerjap karena sedikit berair, lalu perlahan menutup dan terlelap dalam sekejap. "Tante Lily tidur ya, Dad?" Tanya Ethan dari kursi belakang, yang merasa heran karena tidak mendengar celotehan gadis yang biasanya cerewet itu. "Uh-hum. Biarkan saja, kayanya dia benar-benar mengantuk," sahut Trevor pelan, karena tidak ingin membuat tidur Lily terganggu. "Oh ya udah. Kalau begitu nanti Tante Lily digendong saja sama Daddy ke dalam Penthouse ya. Nggak usah dibangunin," pinta Ethan. "Biar bisa aku foto dan pajang lagi di i********:," tambah bocah itu lagi dengan manik birunya yang bersinar-sinar ceria serta senyumnya yang jahil.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD