22

1529 Words

"Lan, buka dulu pintunya. Kakak mau pulang, masa kamu engga mau nemuin Kakak sebelum Kakak pulang?" Oriza berdiri di depan kamar adik lelakinya, tetapi sedari tadi Orlando bahkan tidak menyahuti perkataannya. "Jangan begini dong, Lan. Kakak sama Kak Olivia udah mau pulang, kalau kamu masih kayak gini nanti yang jagain Mama siapa?" lirihnya. Beberapa hari ini keluarganya sudah sangat kacau karena harus kehilangan Orin. Dan Oriza sebagai anak tertua mengerti bahwa apa yang dihadapi oleh Orlando memang tidak mudah karena dirinya lah yang diminta menjemput Orin tapi malah harus membiarkan Orin menunggu lama sampai akhirnya kejadian itu terjadi. Tapi jika Orlando terus saja tenggelam dalam penyesalan seperti ini, ini hanya akan menyakiti semua orang. Olan, kamu udah engga nurut sama Kakak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD