8

1548 Words
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dengan nyaring, Naura berhasil tidak bertemu dengan Nevan hari ini, ia sama sekali tidak bertemu dengan Nevan. Ia memang sengaja menghindari Nevan karena kabar yang ia dengar Nevan selalu bersama dengan Tania, Nevan tidak pernah lepas dari Tania atau memang Tania yang menahan nya ia pun tak tahu. Kini Naura sudah berada di gerbang depan bersama dengan Meira dan Nabila. Sebenar nya ia tahu bahwa jemputan nya akan terlambat karena tadi ia meminta supir nya untuk mengantar kan bibi ke supermarket terlebih dahulu untuk belanja bulanan. Naura saat ini masih mengobrol bersama dengan Nabila dan Meira sampai akhir nya Meira di jemput duluan. Tingga dirinya saja dengan Nabila dan beberapa siswa lain nya yang pada saat ini memang belum di jemput. "Lo nanti kalo pas gua di jemput tapi Lo belum bareng sama gua aja ya Nau. Udah mau hujan kayak nya ini." ujar Nabila kepada Naura tersebut. "Ga lah Nab, rumah kita kan beda arah. Tenang aja lagi gua bentar lagi juga di jemput kok. Tenang aja deh Lo ya ga perlu mikirin ini itu. Nah itu Lo udah di jemput." ujar Naura yang mana ia melihat mobil jemputan Nabila itu. "Lo mending ikut gua aja deh ya Nau. Ini bener-bener mendung." ujar Nabila karena sudah akan hujan, mungkin beberapa menit lagi akan hujan. "Ga usah Nab, udah sana Lo berangkat dulu. Gua beneran ga papa. Ntar keburu hujan. Gua bisa masuk ke dalam dulu kok nanti. Tenang." ujar Naura. Meski pun Nabila sebenarnya berat tapi ia harus tetap menunggu disana. Nabila sudah pergi meninggalkan Naura sekarang, dan benar saja tak lama kemudian hujan mulai turun. Naura pun kini berlari menuju ke dalam sekolah lagi. Karena jarak yang terbentang antara lobby dan gerbang cukup jauh, Naura seperti nya akan percuma karena ia nanti pasti akan basah juga. Namun saat ia berlari ia di kejutkan oleh seseorang yang menyampir kan jaket nya untuk nya dan untuk Naura. Mereka tetap berlari dalam hujan, Naura masih melihat siapa cowok ini dan setelah ia lihat ternyata cowok ini adalah Titan, kakak kelas nya. Saat mereka berlari seperti itu banyak sekali siswa yang ada di lobby mencie-cie kan mereka berdua karena ini sangat romantis. "Ihiy Titan ciee sama Naura." teriak William dengan begitu lantang. "Aduh aduh hujan-hujanan gini emang romantis ya." teriak Fatan kali ini. Mereka semua terus menerus menggoda Naura dan Titan padahal mereka sudah sampai di lobby tapi masih saja banyak godaan untuk mereka. "Heh Lo pada kenapa cerewet banget sih. Udah lah diem, kasian ini Nau kan jadi nya mu ngeliat kalian semua." ujar Titan kepada teman-teman nya. "Kak Titan, makasih ya Kak udah nolong tadi." ujar Naura kepada Titan. "Sama-sama Nau, gua bakalan sering-sering jadi payung Lo kalo lagi hujan, jadi ga usah kaget ya Nau." ujar Titan kepada Naura yang lagi-lagi mendapatkan tawaan dan pasti nya juga godaan dari teman-teman nya lagi. Sementara Naura kini hanya tersenyum saja kepada Titan tersebut saat ini. Mereka semua masih terjebak disana, sementara itu saat ini Pak Bandi menelfon bahwa seperti nya ia akan sangat terlambat menjemput Naura karena di jalan sedang sangat padat, saat ini ia terjebak banjir dan macet saat pulang dari supermarket. Naura pun mengatakan pada Pak Bandi tidak apa. Ia juga mengatakan pada Pak Bandi untuk tidak usah menjemput nya karena ia bisa pulang dengan taksi atau ojek nanti nya. Setelah itu ia mematikan nya. Naura saat ini masih berada disana bersama dengan banyak siswa yang juga terjebak. Mereka semua terjebak dengan derasnya hujan yang ada. "Aduh gimana gini, kita bisa telat kalo gini cara nya." ujar Sita ke Nila. "Iya nih, gimana Ram? Kita gimana sekarang?" tanya Nila pada Sita. "Bentar gua juga bingung, gua lupa ga bawa mobil. Ga tau kalo bakalan athujan kayak gini gua. Sumpah dah." ujar Rama kepada mereka berdua itu. "Emang nya Lo pada mau kemana?" tanya Nevan yang tiba-tiba saja datang bersama dengan Tania. Rama pun mendekat ke arah Nevan sekarnag. "Kebetulan ada Lo Van, gua butuh pinjem mobil Lo nih. Gua harus ikut meeting buat olimpiade di SMA Pratama jam 3 ini. Kalo nunggu reda kayak nya ga mungkin. Lo bawa mobil kan?" tanya Rama kepada Nevan tersebut. "Iya, gua bawa mobil. Boleh, tapi Lo anter Tania sampai ke rumah nya dulu ya. Lagi pula searah sama SMA Pratama. Biar gua yang bawa motor Lo balik nanti, Lo bawa aja mobil gua dulu." ujar Nevan kepada Rama tersebut. "Oke deh kalo gitu. Sekarang aja ya." ujar Rama diangguki oleh Nevan. "Lohh kok Lo ga ikut balik aja Van? Kenapa harus nunggu hujan reda? Lo balik sekarang aja Van. Ga perlu nunggu siapa-siapa kok." ujar Tania ke Nevan. "Udah Lo percaya aja, Ram Lo ambil mobil gua ya. Berhenti aja di depan lobby nanti biar ga pada kehujanan yang lainnya." ujar Nevan dan kini Rama berjalan ke arah mobil Nevan di parkiran. Ia mengambil nya dan membawa nya ke depan lobby. Mereka pun ke sana dan saat ini Tania diantar oleh Nevan kesana. Nevan meletakkan jaket nya di atas Tania agar Tania tidak kehujanan. Setelah memastikan Tania sudah masuk, saat ini Nevan kembali menepi agar ia tidak kehujanan. Ia mengibas kan sedikit air yang mengenai rambut nya dan juga tubuh nya. Semua yang di lakukan oleh Nevan tadi itu di lihat oleh Naura. Naura masih disana dan ia melihat semua nya ada disana juga. Hari ini ia mengalami hal yang mana seperti Tania dan Nevan tadi, tapi beda nya ia bersama dengan Titan. Titan yang memperlakukan nya seperti tadi. Kini ia menatap Nevan yang terlihat sudah berada di barisan mereka. Ia sama dengan yang lain nya, menunggu hujan reda karena ia akan membawa motor milik Rama nanti. Naura kini tersenyum kecut, ia iri pada Tania saat ini. "Nau nanti balik bareng gua aja." ujar Titan kepada Naura tersebut. "Eh ga perlu Kak Titan, aku bisa pulang sendiri kok nanti. Makasih sebelumnya atas tawaran nya kak hehehe." ujar Naura kepada yang lain. "Ga papa nanti gua tungguin kalo ga ada yang jemput atau kalo misal nya ga ada taksi yang mau ambil biar gua aja yang nganter. Kebanyakan pada nolak kalo habis ujan kayak gini mereka." ujar Titan kepada Naura tersebut. Naura hanya tersenyum saja saat ini, ia tidak menjawab Titan. Ia hanya berharap bahwa hujan ini segera berlalu agar diri nya bisa pulang dengan aman dan juga nyaman tentu nya. Ia tidak ingin memikirkan yang lainnya lagi. Kini ia menatap hujan yang turun begitu deras nya, ia sangat suka hujan tapi tidak dengan petir dan juga kilatnya. Karena bisa di bilang ia sangat takut dengan semua itu. Yang ia sukai hanya hujan nya saja tidak dengan yang lain. Saat hujan ia merasa sangat tenang, tapi jika ada petir dan kilat ia akan ketakutan. Untung saja hujan kali ini tidak di sertai petir dan juga kilat nya. "Dingin ya Nau? Ini pakek jaket gua." ujar Titan yang kini tampak menyampir kan jaket nya itu kepada Naura. Naura berterimakasih saat ini. Ia sudah memakai jaket itu, ia tidak menolak jaket ini karena ia realistis saja. Fakta nya diri nya saat ini benar-benar kedinginan meski pun ia juga menyukai hujan. Tapi dingin nya saat ini terlalu membuat nya seakan-akan telah membeku. Kini diri nya pun sedikit hangat dengan jaket dari Titan itu. Saat ini Nevan juga melihat Titan yang seperti nya sedang melayangkan gombalan dan juga perhatian nya pada calon kandidat nya itu lagi sekarang. Itu pasti adalah calon kandidat pacar dari Titan yang selanjutnya atau biasa orang menyebut nya dengan kata korban dari Titan. Namun Nevan tampak tak memperhatikan mereka lagi, seperti nya akan sedikit lebih susah bagi Titan untuk mendapatkan cewek itu karena seperti nya dia akan kesusahan juga. Hal itu bisa ia kata kan karena ia melihat cewek itu tampak biasa saja kepada Titan tidak seperti cewek-cewek yang lain nya, itu menurut Nevan. Saat ini hujan berangsur mulai reda, ini sudah pukul tiga. Naura pun sedikit tenang karena hujan sudah akan reda dan ia bisa segera pulang. Kini ia tampak memesan taksi online tapi benar saja apa yang di kata kan oleh Titan bahwa taksi online banyak yang tidak menerima dirinya. Ia sudah di tolak berkali-kali. Sedari tadi sebenarnya Titan sudah melihat dan Titan sudah mengajak Naura untuk pulang bersama dengan nya saja tapi Naura tidak mau. "Ayo Nau, gua anter pulang. Udah makin sore." ujar Titan ke Naura itu. "Gua balik dulu ya guys." ujar Nevan kepada mereka dan saat ini ia berjalan menuju ke parkiran. Kini Naura pun mengiyakan ajakan Titan untuk pulang karena memang benar hari sudah semakin sore dan sekarang ini banyak sekali yang sudah berangsur mulai pulang ke rumah mereka itu. "Guys gua balik ya, mau nganterin Nau pulang dulu ini." ujar Titan yang membuat Willian dan yang lain nya kini ikut mengangguk. Mereka pun juga pulang. Kini mereka bersama-sama menuju ke parkiran motor tersebut. Saat ini mereka mengalami masalah karena Titan hanya membawa satu helm saja, sementara helm yang lain nya tidak ia bawa. Kini ia pun bingung teman-teman nya juga tidak ada yang membawa dua helm pada saat ini. "Pakek aja ini, di motor nya Rama ada dua. Gua ga tau punya siapa." ujar Nevan kepada Naura. Naura pun kini mengangguk sebagai jawaban untuk Nevan. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Nevan tersebut. Kini mereka sudah meninggalkan parkiran SMA Garuda. Setelah hujan memang selalu dingin, begitu pun juga dengan sekarang. Titan menggunakan motor nya dengan kecepatan biasa saja. Saat ini mereka sudah sampai di depan rumah Naura. Naura pun turun dari sana dan ia mengucap kan terimakasih kepada Titan karena Titan sudah banyak menolong diri nya pada saat ini. Ia baik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD