7

1522 Words
Hari-hari selanjutnya tampak sangat mendebarkan bagi Naura karena Naura merasa bahwa ia tidak akan memiliki kesempatan menjadi pemain dalam acara Try To Love On 30 Days. Ia benar-benar merasa bahwa tidak ada kesempatan karena semakin hari semakin banyak yang mendaftar kan diri. Bahkan sampai kemarin hari ke enam saja sudah ada 480 siswa yang mendaftar. Itu sungguh sangat gila untuk ukuran acara yang hanya satu orang yang akan di pilih dalam acara itu. Sekarang adalah hari terakhir nya mereka. Hari ini merupakan hari terakhir pendaftaran acara Try To Love On 30 Days. Naura sudah berangkat dan sampai di sekolah, kini ia berjalan menuju ke lobby. Ia sendiri disana, tapi hari ini seperti nya ada yang berbeda. Karena semua orang seperti sedang menatap ke arah parkiran mobil SMA Garuda. Karena Naura juga penasaran sebenarnya ada apa, ia pun melihat ke arah parkiran. Tapi ternyata rasa penasaran nya itu salah, ia seharus nya tidak penasaran dan ia seharusnya tidak melihat ke arah parkiran karena yang sedang mereka lihat dna menjadi pusat perhatian adalah Nevan yang datang membawa cewek yang seperti nya merupakan cewek yang beberapa waktu lalu juga sempat menghebohkan siswa SMA Garuda karena terdapat foto cewek do ** Nevan. Cewek itu tampak berjalan bersama dengan Nevan. Nevan mengantar kan cewek itu menuju ke ruang tata usaha saat ini. Jadi cewek itu beneran pindah sekolah ke sini. Astaga semoga dia bukan siapa-siapa nya Kak Nevan, semoga mereka cuman pure sahabat tanpa embel-embel apa pun. Semoga deh ya. Batin Naura saat melihat mereka. "Eh Nau, Lo udah lihat kan tadi cewek itu? Itu yang kemarin muncul di ** nya Kak Nevan kan ya? Wahh ternyata dia pindah kesini. Ya semoga aja sih mereka bener-bener only friend ya." ujar Meira kepada Naura. "Iya gua tadi juga udah lihat kok. Emang sih mereka keliatan kayak deket gitu. Tapi ya sesuai sama apa yang kita dapet dulu gua masih percaya kalo mereka cuman sekedar pacaran dan ga lebih. Jangan sampai lebih deh, gua belum siap kalo harus ngerasain patah hati ini." ujar Naura ke teman-teman. "Nah benar juga sih masa iya sih Lo kan udah bertahan mencintai dalam diam selama tiga tahun, eh ternyata Lo cuma bisa lihat dia sama cewek lain sekarang. Kan ga banget kalo kayak gitu ya." ujar Nabila kepada Naura. Naura kini masuk ke dalam kelas, ia tidak ingin mengetahui lebih lanjut tentang Nevan dan cewek itu karena hanya akan membuat dirinya berpikir macam-macam. Kini ia pun sudah memikirkan yang lain nya lagi sekarang. Pembelajaran mereka semua sudah full belajar, jadi Naura tidak ingin pikiran nya kacau dan fokus nya terbelah kemana-mana hanya karena itu. Naura kini membaca buku untuk pembelajaran nanti, seringkali ia memang seperti ini jika ia sedang memikirkan banyak hal. Ia mencoba untuk memikirkan yang lain nya, memikirkan tentang soal-soal atau pun buku agar nanti nya ia melupakan hal tentang Nevan. Tapi selalu tidak berhasil sama sekali. Hal itu selalu gagal bahkan saat ia baru sebentar untuk mencoba nya. Sementara itu Titan saat ini sedang bersama dengan teman-teman nya. Ia sedang duduk di dekat koridor yang mana ia kini dapat melihat Nevan yang datang bersama dengan Tania. Ia tahu tentang Tania yang merupakan sahabat dari Nevan, ia kini melihat mereka berdua yang mana mungkin bagi sebagian orang yang tidak mengetahui hubungan mereka, mereka akan mengatakan bahwa Nevan dan Tania itu memiliki hubungan lebih dari teman. "Itu dia beneran pindah kesini? Okay buat yang mau deketin Nevan kayak nya lebih milih buat mundur sih kalo ada Tania." ujar Gio pada mereka semua. "Ya, Lo bener. Kalau pun ada paling juga bakalan nyerah karena Tania nempel terus sama Nevan. Nevan juga ga bisa biarin Tania gitu aja kan. Kasian sih kalo sampai ada yang mau fight sama Tania buat dapatin Nevan. Karena mereka sebenarnya tahu kalo mereka itu udah kalah sebelum berperang. Iya kan?" tanya Fatan pada mereka dan mereka mengangguk. "Dan kayak nya bakalan ada yang fight sama Tania." ujar Titan tersebut. "Really? Kuat banget dia kalo sampai bisa lewati Tania." ujar William. "Maybe yes, maybe no. Tapi kalau pun dia ga kuat, gua bakalan masuk ke dia dan bikin dia berpaling dari Nevan." ujar Titan kepada yang lain nya. Yang lain nya pun sekarang menjadi berpikir siapa sebenar nya yang sedang di bahas oleh Titan. Mereka cukup penasaran kenapa Titan bisa mengetahui nya dan ada apa sebenarnya. Mereka cukup penasaran dengan semua itu. Namun rasa penasaran mereka itu tidak lagi bisa ia tanya kan karena sekarang mereka sudah masuk ke kelas mereka. Bel masuk memang sudah berbunyi dengan nyaring membuat mereka pun harus masuk ke dalam. Saat ini Naura sudah masuk ke dalam. Pembelajaran pagi ini adalah Sejarah. Mereka mempelajari materi mengenai Mengenal Manusia Purba di Indonesia. Guru tersebut sedang menjelaskan tentang banyak hal lalu selanjutnya ia bertanya kepada siswa mengenai beberapa tempat di Indonesia yang menjadi tempat penemuan manusia purba, ia pun bertanya ke mereka. "Nah jadi apa ada yang tahu? Yang tahu akan mendapatkan nilai tambahan nanti nya. Jadi ada yang mau menjawab?" tanya guru tersebut. Kini Naura mengangkat tangan karena tadi ia baru saja membaca tentang itu. "Saya tadi baca tapi cuman ketemu dua, di Sangiran dan Trinil daerah Ngawi." ujar Naura yang diangguki guru tersebut. Guru itu pun menjelaskan lebih banyak lagi kepada mereka, mereka kini merangkum pembelajaran ini. "Selanjutnya apa kalian ada yang tahu apa itu sistem food gathering? Kalau ada yang tahu bisa angkat tangan dan langsung bicara." ujar guru itu. "Saya Pak, Food Gathering adalah masa dimana manusia purba berburu dan meramu. Jadi mereka hanya mengumpulkan dan menyeleksi Makana saja." ujar Ilham dan guru itu pun mengangguk. Ia menjelas kan tentang food gathering itu lagi. Kini mereka membahas tentang itu sampai jam istirahat datang. Saat jam istirahat ini Naura malas untuk ke kantin. Ini merupakan pertama kali nya Naura merasa tidak ingin pergi ke kantin karena ia takut sakit hati lagi ketika melihat Nevan bersama dengan cewek baru yang bernama Tania itu. Rasa nya sedikit kesal saat ini, ia lapar tapi tidak ingin ke kantin. "Lo beneran nih ga mau ke kantin Nau? Kenapa deh emang? Ya udah deh kalo gitu Lo mau pesan apa?" tanya Nabila kepada Naura tersebut saat ini. "Batagor deh ya sama jus Jambu. Hehehe thank you." ujar Naura itu. Kini Nabila dan Meira sudah pergi dari sana, mereka menuju ke kantin. Sementara Naura masih ada di kelas bersama dengan beberapa teman yang lain nya juga sekarang. Entah lah rasa nya ia sekarang ini benar-benar pusing. Ia membuka handphone nya dan memain kan game sekarang ini. Tak lama kemudian Ilham datang dan duduk di sebelah nya. Ilham membawa batagor sekarang. Ilham memberikan batagor itu kepada Naura membuat ia bertanya kenapa Ilham memberikan batagor itu kepada nya pada saat ini. "Lah kenapa batagor nya di kasih ke gua dah?" tanya Naura tersebut. "Itu gua ga suka, lupa kasih sambel. Jadi buat Lo aja deh. Lagi pula juga Lo belum makan kan. Gua tadi udah minta sama Nabila buat ga beli batagor karena udah gua bawain." ujar Ilham kepada Naura dan Naura mengangguk. "Thank you Ilham, Lo bener-bener deh ya luplup." ujar Naura saat ini. Ia pun memakan batagor tersebut dengan gembira. Sementara game nya saat ini sedang dimainkan oleh Ilham. Mereka memang sering main bersama game ini jadi mereka berdua bisa mengunakan game tersebut saat ini juga. "Btw gimana perasaan Lo sekarang Nau? Deg-degan atau gimana?" tanya Ilham kepada Naura membuat Naura bertanya maksud nya apa saat ini. "Maksud Lo gimana deh? Perasaan for what?" tanya Naura tersebut. "Ya perasaan lokan daftar jadi player tuh nah gimana perasaan Lo kan ini hari terakhir pendaftaran tuh." ujar Ilham kepada Naura dan Naura baru paham. Iya juga, Naura sedari tadi pagi memikirkan tentang Nevan dengan Tania saja jadi ia tidak memikirkan tentang ini bahkan seperti nya ia tadi lupa. "Ah bener juga ya, perasaan gua campur aduk lah ham. Gua mau jadi player nya tapi yang mau juga banyak, ratusan lagi. Entah lah sekarang udah berapa banyak yang daftar nya. Banyak yang pingin jadi player disini. Tapi kesempatan juga cuma buat satu orang yang beruntung aja." ujar Naura. "Yes, you right. Tapi kalo Lo seberapa yakin Lo bakalan lolos?" tanya Ilham. Ia tampak penasaran dengan apa yang akan menjadi jawaban Naura. "Gua sama sekali ga ada keyakinan untuk ini Han, kayak nya gua ga akan pernah bisa lolos sih. Kayak ga ada kemungkinan gitu." ujar Naura itu. "Yee, Lo ga boleh kayak gitu dong. Gini deh, Lo harus optimis memandang ke depan. Lo harus mikirin yang baik-baik pokok nya ya. Dan yang terpenting jangan pernah Lo pesimis. Okay?" tanya Ilham pada Naura. "Iya iya Iam iya." ujar Naura kepada Ilham, Iam itu merupakan panggilang lucu ya pada Ilham. Sebenar nya tidak hanya di SMP dan SMA saja mereka berdua ini satu kelas tapi dulu saat di TK mereka juga satu kelas, saat SD hanya dari kelas satu sampai tiga saja karena saat itu Ilham pindah ke luar. Sekarang mereka berdua masih mengobrol disana, sekitar beberapa menit kemudian Nabila dna Meira datang membawa kan jus untuk Naura. Mereka tidak jadi membelikan Naura batagor karena sesuai dengan perkataan dari Ilham tadi. Saat ini mereka mengobrol tentang banyak hal sampai akhir nya bel masuk pun kembali berbunyi. Kini mereka sudah belajar lagi dan lagi. Pembelajran kali ini sedikit menbuat mereka bosan tapi mereka tetap harus belajar sekarang. Naura saat ini memikirkan perkataan dari Ilham tadi, benar kata Ilham bahwa dirinya harus optimis sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD