Chapter 33

1157 Words

Untuk banyaknya penderitaanmu, aku menangis karena aku adalah bagian dari iblis yang pernah membuatmu tersiksa. *** Sasi sudah selesai mandi, perasaannya entah kenapa merasa nyaman dan lega. Mungkin karena merasa kembali pulang. Bandung adalah tempat yang aman. Ia tak keberatan tinggal di Bandung. Tapi berbeda dengan Jakarta yang ia sudah dari kecil tumbuh kembang. Membayangkan lebih dekat lagi dengan Kamania dan Raffael saja, ia merasa selangkah kembali pulang. Keluar kamar menuju dapur, ia mendapati Bu Titik masih sedang memasak. Ia terkejut mendapati Sasi sudah berdiri di ambang pintu dapur. "Non Sasi lapar?" tanyanya sembari mendekati Sasi. "Jangan panggil 'Non", Bu. Sasi saja." Bu Titik terdiam, menatap Sasi dalam, membuat Sasi menjadi salah tingkah dengan tatapan Bu Titik. "S

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD