Pintu apartemen terbuka dengan bunyi ‘klik’ pelan. Cila melangkah masuk tanpa menyalakan lampu utama, hanya cahaya remang dari koridor yang menyoroti wajahnya yang lelah. Langkahnya cepat, hampir tergesa. Ia tidak sempat melepas high heels. Pikiran dan rasa penasarannya hanya tertuju pada satu hal, pendrive yang baru diterimanya dari William.
Begitu sampai di meja kerja, ia langsung menyalakan laptop. Jari-jarinya sedikit gemetar saat menyambungkan pendrive itu. Layar hitam berpendar, kemudian dua buah folder muncul. Tanpa pikir panjang, ia klik dua kali.
Sebuah dokumen pertama kali terbuka. Judulnya sederhana: “DNA TEST REPORT.”
Mata Cila langsung membelalak. Ia membaca baris demi baris, dan detak jantungnya semakin keras terdengar di telinganya sendiri. Hasilnya jelas. DNA Priscila Or
