Prolog

582 Words
"Ada apa?" Alno yang baru saja memasukan ponselnya kedalam saku itu segera menoleh ke arah Kae. Alno menyunggingkan senyumnya lalu menepuk bahu PA-nya dua kali.  "Bukan hal penting, hanya saja mungkin sebentar lagi akan ada guncangan," jawab Alno santai. Kae mengerutkan keningnya tak mengerti hingga dobrakan pintu ruangan Alno beberapa saat kemudian menjawab semuanya. "Kakak!!!" Pekik Aruna heboh. Wanita itu buru-buru menghampiri Raefalno dengan langkah panjangnya lalu dengan tanpa ijinnya mendudukan diri dipangkuan Alno. Kae dan Alno sudah tidak heran dengan kelakuan Aruna yang satu ini. Anak Sybil yang satu ini memang sedikit 'bringas' jika berdekatan dengan Alno. Bukan tanpa maksud Aruna berbuat demikian. Memang beberapa tahun yang lalu, wanita itu sudah dengan terang terangan menyatakan bahwa dirinya menyukai Raefalno. Bukan menyukai dalam hal 'sewajarnya' seperti adik dan kakak.  Melainkan lebih jauh dari sekedar itu. "Aku merindukanmu kak! Kenapa kau tak pernah pulang?! Apa kau lupa jalan pulang?!" Raefalno terkekeh "Tentu tidak sayang. Aku hanya tidak enak dengan Kae yang memintaku menemaninya beberapa hari ini. Kau tau sendiri bukan? Dia baru saja bercerai dengan istrinya. Dia kesepian," Jelas Alno dengan wajah seriusnya yang dibuat semeyakinkan mungkin. Aruna menoleh kearah Kaemon dengan mata tajamnya, membuat laki laki yang dipelototi itu dengan refleks mengangkat kedua tangannya keudara.  "Demi Tuhan, aku tidak menyuruhnya menemaniku," "Aku tidak percaya padamu kak! Aku lebih percaya pada Kak Alno. Jangan menyuruhnya menemanimu lagi! Kau ini seperti anak kecil saja! Sekarang aku jadi tau kenapa kak Litha menceraikanmu," semburan Runa itu langsung membuat Kae mendesah kesal lalu memelototkan matanya kearah Alno yang menahan tawanya. "Jangan terlalu kasar padanya sis. Dia baru saja berduka," ucapan Alno itu kembali menarik perhatian Runa. Aruna menyenderkan kepalanya didada Alno dengan manja.  "Sebaiknya kau pulang kak. Apa kau tak kasihan padaku yang setiap malam menunggumu. Aku ini sudah seperti istri bang toyib!" Alno kembali terkekeh. Laki laki itu memilih tidak menjawab pertanyaan Aruna. Itu lebih baik dari pada harus memberi harapan palsu kepada adiknya bukan? "Runa?" Panggilan Kae itu kembali menarik perhatian Aruna "Apa?" "Kau meninggalkan Nere di mall?" "Dari mana kau tau?!" Pekik Aruna lalu sedetik kemudian menutup mulutnya. Wanita itu dengan perlahan menoleh kearah Alno yang ternyata juga sedang memperhatikannya dengan alis tertaut. "Sebaiknya kau susul Nere," ucapan Alno itu membuat Aruna mengerucutkan bibirnya kedepan. "Tapi aku masih merindukanmu kak. Nere kan sudah dewasa. Apa susahnya sih dia pulang menggunakan Taxi?!" "Kau tidak boleh seperti itu. Kau pergi bersamanya bukan? Harusnya kau juga pulang bersamanya," "Baiklah baiklah aku akan menjemputnya! Tapi kakak harus berjanji. Nanti malam kau harus pulang kerumah!" Alno tersenyum lalu mengangguk perlahan "Aku berjanji," Aruna tersenyum lebar mendengar kata yang keluar dari bibir Raefalno. Wanita itu mencium kilat bibir Alno lalu segera berdiri dari pangkuan Alno.  "Terima kasih kak! Aku akan menunggumu dirumah! Sampai nanti," pekik Runa heboh lalu segera melangkah panjang keluar tanpa memperdulikan keberadaan Kaemon yang memperhatikannya dengan raut takjub. "Apa kau tak risih?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir laki laki berdarah inggris-skotlandia yang duduk tepat di depannya. "Itu sebabnya aku memilih tinggal di apartemen dari pada dirumah. Kau bisa membayangkan sendiri apa yang akan diperbuat oleh Runa jika aku ada di sana. Mungkin aku tidak akan perjaka lagi karna diperkosa olehnya," "Jangan sok suci! Kau memang sudah tidak perjaka bodoh!" Alno tergelak mendengar sungutan PA-nya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dirinya tidak perjaka. Wajahnya yang terlihat kalem itu tidak bisa menutupi bahwa aura-aura kebejatannya juga ikut berperan. tapi sungguh itu bukan pengaruh besar untuknya apalagi orang lain. Buktinya masih banyak gadis yang mengejar- ngejarnya, bahkan adiknya sendiri, Aruna mencintainya sepenuh hati. "Sebaiknya segera kau jelaskan kepada Aruna. Aku takut dia akan terlalu berharap padamu nantinya," kata Kae lagi, kali ini wajah laki-laki itu terlihat amat serius. Raefalno tersenyum, "Aku pasti akan menjelaskannya,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD