bc

Annoying Husband (season 2)

book_age18+
7.4K
FOLLOW
58.0K
READ
possessive
sex
love after marriage
arrogant
drama
comedy
bxg
female lead
city
like
intro-logo
Blurb

Mempunyai seorang anak lelaki yang bernama Tristan, tidak membuat Daniel puas. Ia meminta Bella untuk memberinya anak kedua walau tahu Bella mendapatkan tawaran pekerjaan lagi sebagai supplier.

Walau sudah menjadi seorang Ayah, tak mengubah sikap Daniel yang menjengkelkan. Ditambah lagi ia mengajarkan Tristan dengan hal-hal konyol, makin membuat geram Bella.

Dibalik kebahagian Bella dan Daniel ada seseorang yang benci melihat mereka. Seorang wanita yang mengharapkan kehancuran hubungan mereka berdua.

Bisakah Daniel mempertahankan rumah tangganya bersama Bella? Siapakah wanita jahat yang bermaksud menghancurkan keharmonisan mereka? Apakah Felly? Atau wanita lain?

"Sampai kapanpun Daniel akan menjadi suamiku, Hans. Meskipun dia konyol, tapi dia tulus mencintaiku dan aku tidak pernah menjadi bayangan wanita manapun." (Bella Orzo)

"Erika memang menggoda begitu juga dengan Felly yang pernah menjadi tunanganku, tetapi saat ini wanita yang aku cintai hanya kau, Bell." ( Daniel Wijaya)

"Selama aku bisa melihatmu, aku bahagia, Bell. Aku memang mencintai Debbie, tapi cintaku tidak sebesar cintaku padamu. Dan kau berbeda dengan Stevi. Kau adalah kau. Wanita pertama yang membuatku merasakan hidup setelah Stevi merenggut kebahagiaan itu dariku." (Hans Wijaya )

HARAP KLIK LOVE DAN JADIKAN CERITA INI, FAV KALIAN AGAR KETULARAN VIRUS BAPER ! UNTUK VISUAL LIAT DI ** ARSIHARDI

chap-preview
Free preview
Tristan My Little Boy
Enam Bulan kemudian, Jakarta “Daniel!!!” Bella menjerit histeris keluar dari kamar mandi melihat wajah Tristan celemotan dengan bubur yang mengotori sebagian wajahnya.  Beberapa menit yang lalu ia menitipkan Tristan pada Daniel untuk melanjutkan memberi makan di jam makan siang yang berupa bubur dengan sedikit tambahan potongan kecil sayuran wortel. Tapi yang terjadi, Daniel membiarkan Tristan menyendok makanannya sendiri menggunakan tangan mungilnya dan membuat wajah tampan bocah kecil itu menjadi tidak karuan.  Dimana sang Ayah berada ? Disana. Daniel menerima panggilan bawahannya dan bicara di balkon. Ia membiarkan Tristan duduk di kursi makan khusus bayi dan menaruh bubur itu tepat pada meja kursi itu. Alhasil..seperti itulah wajah Tristan sekarang. Bubur itu menempel tak beraturan di wajahnya, bahkan potongan kecil wortel itu menempel tepat di ujung hidung mancungnya. Dan lucunya Tristan menikmati ‘permainannya’, ia terus melanjutkan mencomot bubur itu dengan tangan dan menyuapinya ke mulutnya sendiri. Mendengar teriakan Bella, Tristan tertawa dan terus bermain dengan buburnya lagi. “Ada apa, Sayang?” Daniel menutup panggilannya setelah mendengar teriakan Bella yang nyaring seperti terompet sambil bergegas mendekati mereka. Bella menyilangkan kedua tangan dan  berdiri di depan Tristan. “Kau lihat saja sendiri,” ia pasrah melihat rupa Tristan. “Oh My God!” Daniel terkejut melihat rupa Tristan seperti terkena bom bubur dan lagi-lagi Tristan tertawa. “Anak siapa ini? Kok ngeselin ya?” gurau Daniel lalu tertawa dan mengambil tisu basah, menyeka wajah Tristan pelan walau Tristan menolak. “Itu anakmu, Dan.” Bella menanggapi, mengambil mangkuk yang masih berisi sedikit bubur. “Sepertinya dia banyak meniru sifat konyol mu. Kau lihat sendiri, dia menertawakan ibunya yang berteriak karena cemas. Bukankah kau sering seperti itu?” Sangat jelas ia menyindir Daniel, suami yang tak pernah berubah. Tetap menjengkelkan. Daniel melirik Bella sebentar. “Aku? Kapan aku menertawakanmu ketika kau cemas, Bell? Sepertinya aku tak pernah.” Menyudahi menyeka wajah Tristan dan melanjuti membuka bodysuit setelah meletaknya di atas sofa. Bella duduk di sisi sofa didepan mereka, memperhatikan Daniel mengenakan bodysuit yang baru kedalam tubuh Tristan. “Apa kau lupa, setelah masa nifas selesai kau membuangnya di dalam? Tak memakai kondom dan bahkan aku tak mengenakan KB. Kau sengaja bukan? Kau tertawa setelah aku mencubitmu karena kesal.”  Mengingat kejadian itu adalah hal yang membuat Bella mendadak paranoid. Bagaimana ia tidak parno, melakukan s*x setelah nifas tanpa bantuan pengaman berhasil membuatnya ketakutan setengah mati. Bella tak ingin hamil dalam waktu dekat, selain luka caesarnya belum sepenuhnya pulih, Tristan masih terlalu kecil untuk memiliki seorang adik. Ia menginginkan Tristan mendapat kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya, setidaknya sampai menginjak usia dua tahun, seperti janjinya dulu. Daniel tertawa, ia ingat betul kejadian itu. Ia memang tak berniat membuat anak kedua tapi karena kebiasaannya tak memakai pengaman membuatnya lupa diri. Tetapi sejak kejadian itu ia bermain cantik, walaupun tak mengenakan kondom, barang sialan yang membuat Juniornya sakit, Daniel menerapkan KB sistem kalender. Ia akan membuang spermanya ketika Bella tidak sedang masa subur. Ia pun melakukan hal yang sama ketika Bella sedang masa subur. Bagaimana bisa ia melakukannya saat Bella sedang masa subur? Bukankan Bella berkemungkinan bisa hamil? Tidak. Bella minum pil KB. Dengan kata lain Daniel membuang spermanya di dalam tanpa pengaman. Apa itu termasuk sistem KB kalender?  Tidak. Lebih tepatnya sistem KB kalender ala Daniel Wijaya, yang selalu ia banggakan pada kawan-kawannya. Lebih tepatnya itu sistem KB sesat. Bukan Daniel Wijaya namanya jika tidak konyol dan melakukan hal yang selalu membuat Bella mengurut d**a karena kesal. Bukan hanya masalah ranjang saja, Daniel melakukan kekonyolan terhadap Tristan, malaikat kecilnya yang tampan. Selain sering membiarkan Tristan melumat makanannya sendiri, ia juga sering mengajari Tristan menggodai wanita yang lewat ketika mereka bermain di taman yang tak jauh dari apartemen mereka. “Hai cewek.” Seperti itu yang sering Daniel ucapkan ketika wanita cantik melewati mereka. Untungnya Tristan masih terlalu kecil untuk meniru ucapan ayahnya yang jahil, dan tentu saja Tristan hanya tersenyum ataupun tertawa melihat ayahnya yang bersikap konyol. Kekonyolan Daniel memang semakin menjadi-jadi semenjak memiliki Tristan. Rasa bahagianya tak terkira memiliki anak laki-laki tampan dan tak sabar untuk melihatnya besar. Setidaknya Tristan berusia empat atau lima tahun. “Memangnya kalau dia berumur segitu kau mau apa?” Suatu ketika Bella pernah menanyakan itu pada Daniel, melihatnya serius karena penasaran tapi dengan santai Daniel memberi jawaban yang membuat Bella mencubit perutnya. “Aku akan mengajarinya main Mobile Legend lalu kami battle.” Daniel menjawab dengan senyum lebar dan bangga. Saat itu mata Bella melotot lalu keluarlah kata-kata mutiara. “Apa?! Mabar?! Kau mau mengajari anakmu kecanduan didepan handphone hanya untuk menjadi lawanmu di Game online?! Kau gila?! Apa tidak ada kegiatan lain selain mabar?!” Mengucapkan dengan nada berapi-api tapi Daniel mendekati Bella lalu mengusap bahu sambil berkata, “Sabar, Bella sayang. Jika ia berhasil menjadi Gamers, ia pasti akan menghadiahimu vodka termahal di dunia. Gimana kau masih menolaknya?” Dan seperti biasa Daniel pintar merayu Bella. “Tentu tidak.” Bella berdehem dan menyerah jika Daniel membahas tentang Vodka saat itu. Pria itu tahu kelemahan dirinya yang menyukai vodk. Daniel memberikan Tristan pada Bella setelah ia selesai mengenakan bodysuit. “Sekarang giliranmu?” Kali ini ia menyodori Tristan. “Apa?” Dahi bella berkerut. Daniel menghela nafas berat, ia mengangkat dagu mengarahkan kedua matanya ke arah d**a bella yang menyembul dari belahan kemeja yang dipakai. “Kau harus menyusuinya, Sayang.” Ia terpaksa mengatakannya walau tahu Bella hanya berpura-pura tak tahu. “Kali ini aku tak bisa menggantikanmu. Kecuali membuatkan s**u formula di tabung susu.” “Jangan.” Bella tak setuju. “Selama air susuku banyak, kau tak boleh memberinya s**u formula, Dan.”  Bella bergegas meraih Tristan lalu memangku sementara tangannya mengeluarkan sebelah payudaranya dan mengarahkan p****g pada mulut Tristan yang sudah terbuka karena haus. Daniel mengangguk, kali ini ia sependapat dengan Bella. Baginya ASI adalah yang terbaik, lagipula ASI bisa memperkuat ikatan antara Bella dengan Tristan (bonding) seperti yang pernah ia rasakan juga sejak kecil. “Tentu saja aku takkan memberinya karena ASI mu melimpah. Dadamu seperti memakai silikon yang ukurannya besar, Bell.” Kedua tangannya membentuk setengah lingkaran dan menaruh di depan dadanya sendiri lalu bersiul. “Jangan samakan aku dengan pemain film porno, Dan.” Bella melempar bantal sofa ke arah Daniel tapi berhasil ditangkap. “Aku tak menyamakanmu, tapi memang kenyataan kok.” Daniel membela diri lalu tertawa, duduk disamping Bella mengusapkan wajah di bahu Bella dan tersenyum. Bella menggeleng kesal. “Aku takkan memberimu jatah malam ini,” ancamnya sambil tersenyum lebar.  Wajah Daniel memelas. “Please don’t do that, Honey. Please…" ❤❤❤  Hans tertawa keras melihat foto Tristan dalam keadaan berantakan yang baru saja Daniel kirim via w******p. Dalam foto itu tertulis pesan 'Ini kesekian kalinya aku membiarkan keponakanmu menghabiskan buburnya sendiri. Tapi seperti yang kau tahu,  Bella mengamuk. Nanti malam kami ke rumah Papa, Kita bertemu disana.'  Hans membalas pesan itu cepat. 'Aku sedang di rumah Papa sekarang. Deby sedang keluar dan aku malas hangout. Aku tunggu kedatangan kalian nanti malam.' Mengirim pesan itu lalu bangkit dari kursi santai. Hans melangkah menuju tepi kolam, membungkukkan tubuh lalu menceburkan diri kedalam kolam. Meg menggenggam segelas jus jeruk sambil melihat kejauhan ke arah kolam dari pintu penghubung. "Apa itu Kak Hans?" gumamnya lalu meneguk jus. "Meg." Meg menoleh kebelakang melihat Janice sudah berpenampilan rapi layaknya ibu-ibu pejabat yang akan menghadiri acara arisan. "Ada apa, Ma." Menyeka mulutnya dan membiarkannya tak basah. “Tolong nanti kamu jemput Mama di Starbucks, OK?!” pinta Janice sambil mengenakan kacamata hitam, menutupi kedua matanya yang berwarna coklat. “No, i can’t, Ma.” Meg memelas mendengar permintaan Janice. “Aku ada janji dengan Austin nanti sore, dia mau--” Ucapan Meg terhenti melihat Janice membuka kacamata lalu membulatkan matanya. “Baik, Ma.” Menundukkan kepalanya cepat sebagai pertanda menuruti Janice. “Good, Girl. Mama tunggu nanti. Awas kalau kamu tak datang, Mama jodohkan kamu dengan Lucas,”ancam Janice meninggalkan Meg yang tak lama mencibir kesal. “Itu alasannya aku gak mau tinggal sama Mama. Sama aja bunuh diri,” gerutunya sambil berlari menuju tangga. Langkah Janice terhenti di depan mobil. Ia mengambil handphone dari dalam tas Michael Kors kesayangannya lalu terkejut melihat nama seseorang yang menghubunginya sekarang. Tanpa ragu Janice menerima panggilan itu lalu menyebut nama penelponnya.  “Fely?”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
10.0M
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
984.3K
bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

LAUT DALAM 21+

read
289.6K
bc

DESTINY [ INDONESIA ]

read
1.3M
bc

Destiny And Love

read
1.5M
bc

Naughty December 21+

read
509.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook