Happy Reading.
*
Aliya meremas kesepuluh jarinya gugup. Keringat dingin terus melincur dari dahinya. Seminggu setelah pernikahanya, Jimin menagih janjinya untuk mengiyakan tawaran Bang Sihyuk menjadi Model. Dan karena sudah janji Aliya harus menepatinya. Ck menghadapi Dosen Killer yang memeriksa makalahnya sepertinya lebih baik dari pada ini. Aliya tidak bisa memahami sama sekali scrip yang diberikan salah satu staff padanya. Otaknya berjalan sangat lambat untuk memahami rentetan kata yang tercetak dikertas F4 itu.
Jimin sedang menjalani sesi fotonya, sedangkan Aliya menunggu sambil giliran sebelum Make Up. "Nona saatnya anda di Make Up" Aliya tersenyum canggung dan mengikuti wanita yang memamggilnya tadi.
*
"Huft" berkali-kali Aliya menghembuskam nafas panjangnya. Ia sudah selesai di Make Up dan masih menunggu giliran Jimin selesai. Wajah Aliya terlihat sedikit pucat, apalagi mendengar bisik-bisik beberapa staff yang mempertanyakan kemampuanya. "Hei!" Aliya hampir memekik saat Jimin mengagetkanya.
"Oppa!" Kesal Aliya, Jimin tersenyum dan mengusap pipi Chuby Aliya.
"Jangan gugup Sayang!" Aliya membuang kasar nafasnya.
"Aku takut!" Lirih Aliya.
"Jangan takut Sayang! Semua pasti akan baik-baik saja!" Kata Jimin menenangkan.
"Aku tidak yakin bisa melakukan ini!" Jimin menggeleng pelan. Menggenggam erat jemari kecil Aliya, mengecupnya sayang dan meremasnya.
"Kau pasti bisa! Tidak ada kata tidak bisa dikamus hidup Aliya. Jangan dengarkan orang lain, ikuti saja nalurimu dan dengarkan musiknya. Kau pasti bisa!" Aliya tersenyum simpul. Setidaknya masih ada satu orang yang membangun semangatnya.
"Nona Park!" Jimin tersenyum dan mengusap pipi Aliya.
"Cha giliranmu Sayang" Aliya memejamkan matanya sesaat, mengehembuskan nafasnya berkali-kali dan berjalan menuju tempat pemotretan.
Setelah sampai pada sofa yang disediakan Aliya langsung duduk. "Santai saja Nona! Dengarkan saja musiknya dan kau pasti bisa. Lagi pula anda juga sudah membaca scrip-nya kan?" Aliya mengangguk sambil tersenyum.
"Rileks dan tenang oke? Cha mari kita mulai" Aliya tersenyum dan mulai mendengarkan musiknya. Wajahnya tiba-tiba berubah tegas dan matanya jadi berisi.
*
Jimin tersenyum puas saat melihat istrinya yang masih menjalani sesi pemotretan. Tidak ada teguran atau teriakan. Hanya ada decak kagum dari sang foto grafer untuk istrinya. Aliya melakukanya dengan baik dan sempurna. Aliya mengikuti bunyi musiknya dan menunjukkan ekpresi sesuai lagu yang diputar. Wajahnya terlihat sangat tegas dan memikat, apalagi beberapa pose yang menunjukkan kelebihanya. Aliya sangat natural dan berkarisma. "Kau senang?" Jimin mengangguk saat mendengar pertanyaan Manajernya.
"Dia melalukanya dengan baik Hyung!" Kata Jimin bangga.
"Bang PD memang tidak pernah salah memilih orang" Jimin mengangguk.
"Kau ganti kostum! Setelah ini kau akan berfoto bersamanya" Jimin menatap kaget Manajernya.
"Ada sesiku bersamanya?" Tanya Jimin dan dibalas anggukan dari Manajernya.
"Kau tidak baca scrip?" Jimin menggeleng.
"Ck! Kau bodoh Jim! Ada banyak Jacpot untukmu disini dan kau tidak tahu. Aku sudah membaca Scrip-mu tadi dan ada adegan Kissing-nya" mata Jimin terbelalak kaget.
"Jinja?" Menajer Jimin mengangguk.
"Sekarang cepat kau ganti kostum!" Jimin langsung berlari menuju ruang Make Up. Dia harus cepat jika ingin melakukan adegan Skinship dengan istrinya.
*
"Hah!" Aliya kaget saat diminta beradegan mesra dengan Jimin. Hei melewati sesi pomotretan ini saja Aliya sudah sangat bersyukur karena lancar dan ini diminta beradegan lagi. Dengan Jimin lagi dan harus mesra. Ck Aliya tidak terbiasa mengumbar kemesraanya didepan umum. Sosial media saja Aliya tidak punya, Jimin lah yang biasa mengumbar kemesraan mereka tapi tidak dengan Aliya. Aliya sangat tertutup dengan Dunia luar dan mengumbar apa yang dimilikinya bukan gaya Aliya sama sekali.
"Kau pasti bisa!" Aliya mendengus dan menatap jengkel suaminya. Tahu begini Aliya pilih saja pemotretan individu. Tidak repot dan banyak aturan.
"Kajja kita mulai. Jimin-ah letakkan tanganmu dipinggang Aliya. Dan Aliya angkat wajahmu dan lihat mata Jimin" Aliya mendengus dan mengikuti perintah Fotografernya.
"Ingat harus mesra" Fotografer itu mulai membidikkan kameranya. Jimin dan Aliya juga mulai menunjukkan gaya mereka. Dari mulai Aliya menyarkan mesra kepalanya didada bidang Jimin, membiarkan Jimin mengecup punggung, perut dan kakinya, Jimin tiduran dan Aliya memeluknya. Dan masih banyak adegan yang lain. Ck kenapa lebih mirip seperti adegan di film Blue. Monolog Aliya.
"Oke saatnya kita kissing" Aliya langsung melompat dari sofa saat mendengar ucapan fotografernya. Dan semua tertawa melihat reaksi Aliya.
"Kissing?" Tanyanya kaget.
"Nde Nona muda. Tapi kali ini bukan aku tapi kameramanya langsung dan kalian akan beradegan seperti pengambilan gambar untuk film" jelas forografer tadi.
"Apa lagi ini Oppa?" Tanya Aliya kesal. Sedangkan Jimin hanya menunjukkan wajah tidak berdosanya.
"Kau..."
"Oke kita mulai" Aliya memejamkan matanya kesal saat suaranya disela oleh sutradara.
"Kau duduk disofa itu Aliya. Dan untukmu Jim, kau berdiri dari sana berjalan menghampiri Aliya lalu lakukan adegan Kissing. Kalian mengerti?" Aliya mendesis kesal. Apalagi melihat wajah semangat Jimin. Awas kau nanti Park Jimin. Kesal Aliya.
Aliya mulai duduk disofa dan Jimin juga siap diposisinya. Musik kembali terdengar dan saat Sutradara bilang Action, Jimin mulai berjalan menghampirinya dan Aliya juga hanya bisa diam disofa. Jimin mulai menyentuh wajahnya dan Aliya mendongak menatap Jimin. Jika bukan karena ada banyak kamera Aliya sudah menendang Jimin dari tadi.
Jimin mendekatkan wajah mereka dan chup, bibir mereka menempel dan Jimin mulai melumat bibirnya, Aliya tidak bisa diam saja. Akhirnya Aliya membalas ciuman Jimin dan mereka larut dalam ciuman meraka. Kamera terus merekam adegan mereka. Jimin dan Aliya sudah ada pada posisi saling tindah, sepertinya ini sudah melenceng dari Scrip dan ada unsur gairah disini. Jimin semakin memanggut dalam bibir Aliya, dan Aliya sepertinya juga sudah kehilangan kesadaranya karena ciuman manis Jimin. "Cut!" Teriakan sutradara menghentikan Jimin. Mereka saling berpandangan dan Aliya yakin jika Jimin menginginka lebih setelah ini denganya.
"Kalian benar-benar sempurna. Biasanya butuh berulang kali take untuk model baru, tapi ini tidak. Kalian melakukanya dengan sempurna. Dan kalian sangat natural tadi. Baiklah kita selesai hari ini. Senang bekerja sama dengan kalian. Ah ya Jim turunlah, kasihan istrimu jika terus kau tindih" Aliya yang tersadar langsung mendorong Jimin dan itu membuat semua kru dan staff tertawa.
"Lanjutkan nanti malam saja dikamar!" Wajah Aliya memerah saat mendengar godaan dari sutradara.
"Baiklah kalian ganti kostum dan kita makan bersama"
*
Aliya terus merengut dalam perjalanan menuju restoran yang jadi tempat makan malam para Kru. Jimin masih salah tingkah dan bingung. Sebenarnya Jimin juga bukan orang yang suka mengumbar adegan mesra atau sejenisnya didepan umum. Jika hanya foto Jimin tidak masalah. Tadi? Ciuman, di Vedio pula.
"Mianhae! Lain kali Oppa akan lihat dulu Scripnya Oke!" Aliya hanya mendengus dan memalingkan wajahnya kesal.
*
Jimin dan Aliya sampai ditempat yang dimaksud. Semua Kru sudah datang dan hanya tinggal Aliya dan Jimin. "Jim" sambil menggandeng Aliya, Jimin menghampiri Manajernya.
"Hyung!" Jimin langsung duduk dan Aliya juga mendudukkan dirinya.
"Makanlah Tuan, Nyonya Park" Jimin dan Aliya mengangguk dan makan hidangan yang dihadapan mereka.
"Besok kau ada rekaman untuk album baru Bangtan Jim" Jimin mengangguk.
"Dan Aliya free!" Aliya tersenyum dan mengangguk.
"Jadi jika ada tawaran pemotretan lagi Aliya mau?" Tanya Manajer Bangtan.
"Asal itu individu dan dipasangkan denganku. Maka Aliya boleh mengambilnya" sela Jimin cepat.
"Aku juga tidak berniat mendedikasikan semua waktuku untuk Dunia Modeling. Lagi pula aku lulusan S3 Manajemant. Dan akan sangat rugi jika aku meninggalkanya begitu saja" kata Aliya.
"Tapi kan profesi Model juga tidak masalah Sayang. Kau juga sangat sempurna tadi!" Aliya hanya tersenyum simpul.
"Mungkin jika Aliya menjadi Model di MV kalian juga boleh. Atau jadi Aktris" pendapat Manajer Bangtan.
"Mungkin untuk film aku tidak akan mengijinkanya Hyung. Film itu butuh banyak waktu dan aku tidak mau Aliya jadi sibuk sendiri dan melupakanku" kata Jimin.
"Tapi jika lawan mainya aku, itu akan jadi pertimbangan" kata Jimin lagi.
"Terserahlah!" Kata Aliya.
"Dan ya pasti hasil pemotretan kalian tadi akan jadi tranding topik. Pengantin baru, langsung ciuman lagi didepan kamera! Kalian pasti akan jadi pencarian paling atas" kata Manajer Bangtan.
"Terserahlah Hyung! Aku tidak peduli. Toh aku juga bekerja dan lagi pula istriku yang kucium bukan istri orang lain. Sah-sah saja lah, entah itu dirumah atau didepan kamera. Aliya tetap istriku terlepas dari profesi kami" kata Jimin.
"Pribadi cuek-mu cukup menguntungkan rupanya"
*
Tranding Topik.
Jadi Model untuk Brand pakaian, Jimin BTS dan Istrinya adegan mesra dan saling berciuman.
T.b.c