bc

Broken Family

book_age16+
19
FOLLOW
1K
READ
dark
family
second chance
student
drama
highschool
office/work place
secrets
brothers
sisters
like
intro-logo
Blurb

Siapa yang tidak mengetahui Keluarga Rahardja? Jika kamu tinggal di Indonesia pasti kamu akan mengetahui Keluarga Rahardja. Keluarga yang sangat sempurna menurut beberapa orang. Bagaimana tidak jika semua anggota keluarga itu selalu sempurna dengan segala hal yang mereka miliki.

Namun tidak ada yang tahu, bahwa kesempurnaan itu tidak nyata karena masing-masing dari anggota keluarga itu memiliki kisah kelam yang akan menghancurkan pandangan orang-orang tentang Keluarga Rahardja jika mereka mengetahui yang sebenarnya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Keluarga Rahardja?

Sumber Gambar Cover: Pixabay

Cover dibuat dengan aplikasi Desygner (Sampul Buku)

chap-preview
Free preview
1
Talitha Olivia Rahardja merupakan anak terakhir dari keluarga Rahardja. Saat ini ia merupakan siswi kelas 11 di SMA Garuda. Ia juga satu sekolah dengan kakak perempuannya yang bernama Tania Olive Rahardja. Talitha memiliki kakak laki-laki juga yang bernama Sargas Oliver Rahardja yang sekarang ini berada di jenjang perkuliahan mengambil jurusan psikologi. Bisa dibilang jika Keluarga Rahardja merupakan keluarga yang terkenal akan kesempurnaan dari seluruh anggotanya. Bagaimana tidak jika Kepala Keluarga dan istrinya yaitu Mama dan Papa Talitha, Tania serta Sargas merupakan pemilik dari bisnis properti dan juga bisnis transportasi dengan bisnis yang lainnya. Banyak sekali bisnis-bisnis kecil lainnya. Selain itu kesempurnaan itu juga semakin sempurna dengan anak-anak dari Keluarga Rahardja yang sangat pintar, ganteng, cantik dan juga sopan. Itu lah yang mereka tahu dari Keluarga Rahardja. Talitha bukanlah siswa yang terkenal di sekolahnya, sangat berbeda dengan Tania yang merupakan salah satu dari jajaran siswa paling terkenal di SMA Garuda. Talitha lebih pendiam dan ia juga tidak suka menjadi pusat perhatian. Disini Talitha tidak memiliki teman karena ia memang sangat tertutup. "Talitha kamu mau makan apa sayang biar Mama ambilkan." ujar Mamanya karena Talitha sekarang ini hanya diam saja disana. "Talitha bisa ambil sendiri kok Mah." ujar Talitha kepada Mamanya itu. "Kalian gimana sekolahnya?" tanya Papa mereka sembari makan. "Oh ya kamu jadi ikut olimpiade Matematika kan Tania?" tanya Papa mereka lagi, padahal pertanyaan yang diajukan kepada tiga anaknya tadi sama sekali belum ada yang menjawab. Bagaimana mereka mau menjawab jika saat akan menjawab saja sudah dipotong oleh pertanyaan Papanya kepada Tania. Tania, anak kedua di keluarga Rahardja yang sangat disayang. Ya, mereka semua tidak tahu bahwa penglihatan mereka tentang kesempurnaan keluarga Rahardja itu sama sekali tidak berlaku bagi Talitha dan bagi Sargas. Kenapa semua itu bisa terjadi? Itu semua terjadi karena memang Papa mereka menganak emaskan Tania. Hanya Tania saja. Karena hal itu Sargas sedikit memperlakukan Talitha dengan memberi perhatian lebih karena ia tidak mau adiknya satu itu kekurangan perhatian dari keluarga. "Jadi Pah, olimpiadenya masih sebulan lagi sih tapi aku harus intens latihan di sekolah seminggu lima kali." jawab Tania kepada Papanya tersebut. "Good job Tania. Kamu harus melakukan yang terbaik ya. Papa yakin kamu bisa membawa piala juara satu." ujar Papa mereka tersebut saat ini. "Makasih Pah." jawab Tania dengan senang. Mereka tampak melanjutkan makan mereka lagi hingga pada akhirnya sekarang ini mereka semua sudah selesai makan. Kini mereka sudah berpamitan kepada Mama dan Papa mereka. Meskipun satu sekolah, Tania dan Talitha tidak satu mobil. Mereka berdua berangkat dengan menggunakan mobil mereka masing-masing karena seringkali waktu pulang mereka juga berbeda jadi lebih baik berangkat sendiri-sendiri. Sekarang ini Talitha sudah berada di dalam mobil. Talitha sudah berada di dalam perjalanan menuju ke sekolah. Ia yang tadi berangkat paling awal daripada kedua kakaknya itu. Ia hanya ingin udara lebib segar karena sesak selalu ia rasakan tiap kali ia melihat interaksi antara Papanya dengan kakaknya, Tania. Ia iri. Ia tidak bisa bohong bahwa ia sangat iri kepada Tania yang selalu mendapatkan kasih sayang dari papanya itu. "Apa-apa selalu Kak Tania, rasanya gua sama Kak Sargas ga dianggap sama Papa di keluarga ini. Padahal kita juga anak Papa." ujar Talitha sendiri. Tak ada yang mendengarkan dirinya karena dirinya ada di dalam mobil. "It's okay Talitha. Semuanya akan indah pada waktunya. Lagi pula Lo masih punya Kak Sargas masih punya Mama juga. Untungnya Mama sama Kak Sargas bagi kasih sayangnya adil." ujar Talitha lagi pada saat ini juga. Talitha sudah berada di parkiran sekolah, ia pun turun dari mobil dan sekarang ini ia sudah berjalan menuju ke kelasnya. Ia berjalan dengan keheningan karena memang tidak ada riuh dalam dunianya. Ia hanya siswa biasa yang tidak memiliki teman yang benar-benar menajdi teman sekarang. Teman-temannya hanya menjadi teman kelas atau sekolahnya saja. Ia sama sekali tidak memiliki sahabat dekat karena baginya mereka tidak penting. Baginya teman dekat tidak penting karena ia juga sudah memiliki banyak teman bisnis. Ya, teman bisnis yang ia dapatkan dengan menjadi anak dari keluarga Rahardja. Kenapa ia menyebutnya sebagai teman bisnis? Karena kebanyakan temannya itu adalah anak dari kolega Papanya. Maka dari itu ia mendapat banyak teman dari teman bisnis yang menurutnya sangat aneh. "Tha, nanti kamu datang kan ke ulang tahun aku? Kata Papa kamu pasti datang. Ah iya ajak juga Kak Tania ya heheh." ujar salah satu teman bisnisnya. Entah sekarang ini ia hanya dimanfaatkan atau apa yang pasti setiap seperti ini kebanyakan ia selalu diminta datang bersama dengan Tania. Sebenarnya orang-orang itu hanya ingin Tania saja karena jika Tania datang, bisa dipastikan bahwa pesta itu akan semakin meriah dan banyak yang datang. Namun Tania termasuk orang yang pemilih dalam memasuki sebuah pesta, kecuali jika keluarganya yang mengajak. Makanya siswa tadi mengatakan pada Talitha untuk mengajak Tania datang ke pestanya itu. "Okay, but gua ga bisa janji ya." ujar Talitha kepada siswa tadi, siswa itu pun mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Sekarang ia sudah pergi. Ah baru aja gua masuk ke lobby udah ada yang bicarain Kak Tania. Tapi emang Kak Tania ga ada duanya sih, Kak Tania benar-benar cocok dapat hal seperti ini. Batin Talitha yang meskipun Kakaknya satu itu telah merebut seluruh kasih sayang Papanya, ia tetap tidak bisa membenci Tania sama sekali. Hal itu dikarenakan ia yang juga sangat menyayangi Tania. Sekarang ini Talitha sudah sampai di kelasnya, ia pun duduk di tempat duduknya. Ia juga melihat bahwa teman-temannya sekarang ini mengerjakan soal-soal yang ia yakin pasti merupakan soal yang dijadikan pekerjaan rumah oleh gurunya Minggu lalu. Ya biasa lah mereka baru mengerjakan pada hari-h dan mereka mengerjakannya dengan cara mencontek, alias dari satu sumber. Salah satu maka mereka semua yang mencontek juga ikut salah semua. "Ga ikut nyontek Lo?" tanya Elga kepada Talitha yang terlihat sibuk dengan handphonenya. Talitha menatap Elga dengan pandangan bertanya. "Lo aneh-aneh aja deh Ga, ya jelas engga lah gila. Talitha kan pinter ga kayak Lo. Ngapain juga dia harus nyontek." ujar Leo menjawab Elga tersebut. "Berisik Lo berdua deh. Btw yang ikut olimpiade siapa aja emang?" tanya Talitha pada mereka, ia hanya penasaran saja karena tadi pagi ia mendengar kata olimpiade dari rumah. Kata-kata yang diucapkan oleh Papanya itu. "Of course kakak Lo, terus ada Kak Zidan juga. Yang lainnya gua lupa tapi ada juga kok yang satu angkatan sama kita. Cuman gua lupa siapa namanya, kabarnya sih dia trouble maker tapi ya gitu. Otaknya tetap jalan meskipun dia sering buat onar." ujar Leo kepada Talitha yang mendengar. "Iya, itu mah si Ares. Emang heran beber deh kalo ngomongin dia tuh. Rasanya benar-benar kayak ga nyangka kok dia bisa ya jawab soal-soal yang susah sementara di sekolah kerjaannya itu cuman berantem." ujar Elga itu. Talitha sekarang hanya diam saja, ia tidak perduli juga dengan Ares yang katanya tukang onar tapi pintar itu. Ia tidak peduli karena lagi pula juga dirinya sama sekali tidak ingin berurusan dengan Ares atau pun semua siswa yang ada disini. Ia ingin hidup di masa sekolahnya sekarang ini damai. Bel masuk berbunyi dan seketika kelas menjadi tidak seribut tadi karena memang siswa-siswi yang tadinya berkumpul di salah satu meja sekarang ini sudah berada di tempat duduknya masing-masing. Selang beberapa menit kemudian guru mereka akhirnya datang juga. Sekarang ini mereka sudah memulai pembelajaran mereka di hari pertama mereka di tahun ajaran baru. Talitha tampak mengikuti pembelajaran dengan tenang, ketenangan memang selalu menyelimuti harinya. Bisa dibilang dalam keluarganya ia merupakan anak yang paling tenang dan tidak neko-neko. Berbeda dengan Tania yang meskipun hidupnya lurus-lurus saja tapi ia juga sering pergi ke Club malam. Sargas juga sering tidak pulang dengan alasan sedang mengerjakan tugas. Namun tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Sargas dan apa yang dilakukan oleh Sargas. "Talitha, kamu tidak mendengar saya?" tanya guru yang ada di depan. "Tha, woy Lo di panggil itu." ujar Elga dan kini Talitha langsung tersadar dari lamunannya tadi. Ia pun menghadap ke depan, ke tempat gurunya tadi. "Iya Bu ada apa?" tanya Talitha kepada gurunya tersebut. "Kerjakan soal yang ada di depan Talitha." jawab guru tersebut dan sekarang ini Talitha maju ke depan. Untung saja dirinya pintar jadinya ia bisa mengerjakan soal yang di depan meskipun tadi sebenarnya ia tidak fokus. Sekarang ini ia sudah selesai mengerjakan soal yang diberikan oleh gurunya tersebut dan akhirnya ia di perbolehkan untuk duduk kembali. Tak lama kemudian terdengar suara bel pergantian mata pelajaran dan guru itu pun keluar meninggalkan kelas Talitha setelah tadi menutup pembelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah olahraga, tapi hari ini kegiatan olahraga ditiadakan. Mereka semua akan melaksanakan kegiatan olahraga hanya di kelas saja karena seluruh gedung olahraga dan lapangan di sekolah mereka sedang dibersihkan. Entahlah bagaimana bisa pihak sekolah membersihkan semuanya setelah mereka masuk, kenapa tidak kemarin-kemarin saja. Saat ini guru olahraga mereka sudah masuk tapi guru tersebut hanya memberikan kertas saja. Kertas itu berisi materi yang dipelajari oleh mereka semua. Mereka sebenarnya diminta untuk menulis kembali tapi karena mereka malas akhirnya mereka memilih untuk memfotokopi materi itu saja. "Siapa nih yang mau fotokopi?" tanya Jihan kepada yang lainnya. "Ya sekertaris lah siapa lagi?" tanya Elga membuat Jihan cemberut karena di kelas ini memang Jihan merupakan sekertarisnya. Jihan pun meminta uang kepada bendahara kelas dan setelah itu ia pergi bersama dengan salah satu temannya untuk memfotokopi lembar materi yang ada ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DENTA

read
17.0K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook