03 - Menghilang Tanpa Jejak

1150 Words
"Apa aku boleh mengatakan sesuatu?" Tanya Mahesa. "Sebaiknya jangan." Jawab Raquel yang tidak menyukai tatapan dari pria dihadapannya itu. "Kenapa?" Tanya Mahesa lagi dengan wajah bingungnya. "Aku tidak menyukai seorang yang baru aku kenal terus saja mengintrogasiku. Aku merasa tidak nyaman." Ucap Raquel dengan berterus terang. Mahesa mengangguk - anggukkan kepalanya. Dia mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Raquel barusan. "Tapi bukannya sekarang kita sudah menjadi sedekat ini? Siapa kamu?" Tanya Mahesa kembali sambil menatap penuh dengan selidik dan rasa penasaran yang terus saja dia rasakan. "Kenapa kamu sangat ingin mengetahui siapa aku? Aku hanya seorang wanita biasa. Tidak ada hal yang menarik tentangku. Dan kehidupanku juga terlalu biasa saja, Tuan." Jawab Raquel yang tidak mau memberitahukan tentang namanya. "Kamu mengerti maksud pertanyaanku barusan, Nona." Mahesa semakin memeluk erat pinggang ramping Raquel. Membuat Raquel menatapnya dengan tajam. "Baiklah bila kamu masih tidak ingin mengatakan siapa kamu, sebaiknya aku membuka topeng yang sedang kamu pakai saja." Tangan Mahesa dengan cepatnya sudah berada di wajah Raquel. Dengan cepat Raquel menahan tangan Mahesa, "Raquel!"  Senyuman Mahesa lagi - lagi mengembang diwajahnya, "Nama yang cantik sama seperti orangnya." Pujinya sambil mengelus pipi Raquel. "Jangan kurang ajar ya!" Raquel menepis tangan Mahesa lagi dengan kasar. "Kamu tau, kalau saja seisi ruangan ini tau siapa aku, mereka semua pasti akan membunuh kamu. Semua wanita yang berada disini menginginkan untuk bisa dekat bahkan menjadi pasanganku. Tapi kamu terus saja memperlakukanku seperti ini. Apa kamu sedang berpura - pura agar mendapatkan perhatian dariku, Nona?" "Mendapatkan perhatian kamu? Tidak ada didalam pikiranku, Tuan. Aku juga tidak butuh perhatian dari kamu." Balas Raquel yang tidak menyukai ucapan sombong Mahesa. Mahesa semakin membelalakkan kedua matanya tak percaya, dia tidak habis pikir dirinya terus-menerus ditolak seperti ini oleh seorang wanita. Mahesa semakin merasa geram sendiri, dengan gerakan cepat dia langsung mencium bibir merah Raquel yang sejak tadi sudah menggodanya. Raquel berusaha untuk melepaskan dirinya dari Mahesa, namun, Mahesa semakin memeluk dan mengurung tubuhnya dengan erat. Raquel terus saja memberontak agar ciuman mereka berdua terlepas. Dengan geramnya Raquel menggigit bibir pria dihadapannya itu yang sudah lancang menciumnya.  "Aaawww....." Hingga pada akhirnya Mahesa melepaskan ciumannya dari Raquel,  dia meringis kesakitan sambil memegangi bibirnya yang kini sudah mengeluarkan cairan berwarna merah,  "Apa yang telah kamu lakukan!" Seru Mahesa sambil melihat tangannya yang sudah berdarah. "Kamu pantas mendapatkannya! Dasar pria b******k, kamu kira kamu itu siapa? Hah? Berani-beraninya kamu menciumku seperti tadi." Balas Raquel sambil mengelap bibirnya yang kini sudah kelihatan berantakan. Melihat apa yang dilakukan oleh Raquel membuat emosi Mahesa semakin memuncak, "s**t!" Mahesa menahan tangan Raquel kita wanita itu ingin pergi meninggalkannya, "Kamu kira kamu bisa kabur setelah apa yang baru saja kamu lakukan? Hah?" "Lepaskan!" Raquel menendang junior milik Mahesa hingga membuat Mahesa meringis kesakitan, "Aaawwww.....sial!" Mahesa masih menahan tangan Raquel, lalu dengan cepat Raquel kembali menginjak kakinya. Tangan Mahesa sudah terlepas dari Raquel seketika. Dia memegangi kakinya yang merasa sangat kesakitan. Tanpa ingin berlama - lama lagi Raquel kabur dari sana. Dia langsung keluar lalu segera melajukan mobilnya dengan cepat. Malam ini dia tidak kembali ke Apartemennya yang sudah diketahui oleh Mahesa. Dia memutuskan untuk pergi menginap di hotel sampai dirinya mendapatkan tempat tinggal baru. Raquel memilih hotel yang tidak terlalu jauh dari sana. Sesampainya disana dia langsung memarkirkan mobilnya. Lalu mempercepat langkahnya untuk turun dari mobil.  Raquel berjalan masuk sambil mengambil ponselnya, dia menghubungi seseorang, "Belikan aku beberapa pakaian, lalu kirimkan ke alamat yang akan aku kirimkan." Pintanya lalu segera mengakhiri panggilannya begitu saja. Setelahya Raquel berjalan masuk kedalam hotel lalu dia langsung membooking sebuah kamar hotel. Dia sedang berjalan menuju lift untuk menuju ke kamarnya. Sesampainya disana, Raquel langsung memutuskan untuk mandi dengan air hangat. Beberapa saat kemudian, dia kembali mengingat bagaimana Tuan Muda seperti Mahesa berani kurang ajar dengan menciumnya seenak - enaknya seperti tadi, "Sialan! Dasar b******k, pria tak tau malu!" Raquel terus saja merutuki Mahesa sesuka hatinya sampai dirinya benar - benar merasa puas. Raquel terus menerus mencuci mulutnya dengan bersih untuk tidak meninggalkan bekas ciuman yang diberikan secara paksa oleh pria yang baru pertama kali ditemuinya tadi. Dan setelah merasa sudah bersih, Raquel pun mengelapnya dengan menggunakan tissue. Lalu dia keluar dari kamar mandi karena sudah mendengarkan suara bell dikamarnya berbunyi, dengan langkah cepat Raquel langsung membukakan pintu kamarnya, "Oke terimakasih." Ucapnya setelah memeriksa bungkusan belanjaan. "Kenapa Nona tidak kembali saja? Kenapa Nona malah memilih untuk menginap disini?" Mendengarkan pertanyaan dari asistennya barusan membuat Raquel menatapnya dengan tajam, "Sebaiknya kamu tidak terlalu banyak bertanya. Aku sangat tidak menyukainya." "B-baik, Nona. Maafkan saya." "Oh iya satu hal lagi, tolong besok carikan aku sebuah Apartemen baru."  Ketika sang Asisten ingin mengajukan pertanyaan begitu melihat majikannya menjadi diam membisu,  "Apa ada yang ingin kamu katakan?" Asistennya menggeleng pelan, "Tidak ada, Nona." "Bagus! Sebaiknya seperti itu. Aku lelah dan ingin istirahat." Ucap Raquel yang secara tidak langsung mengusir sang Asisten dari kamarnya. "Baik, Nona. Kalau begitu saya permisi sekarang. Selamat malam, Nona."  Raquel pun tanpa ingin berbasa basi lagi segera menutup pintu kamarnya. Dia segera mengenakan pakaian tidur lalu setelahnya langsung membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Dia kembali menghela dengan kasar, lalu memejamkan kedua matanya. Tidak berapa lama kemudian dirinya sudah terlelap. ***** Sementara ditempat lain, Mahesa yang saat ini baru selesai mandi terus saja kepikiran tentang sosok wanita yang bernama Raquel yang sudah mengusik kehidupannya yang tadinya damai. Mahesa mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, lalu dengan kasar melemparkan handuk itu kesembarang tempat. "Apa kalian belum bisa menemukannya? Apa saja yang bisa kalian lakukan? Menjalankan tugas semudah itu saja kalian tidak bisa! Dasar tidak berguna." Ketusnya sambil terus memarahi Anak buahnya diujung telepon. Lalu setelah merasa puas, Mahesa mengakhiri panggilannya begitu saja. Mahesa memegangi bibirnya yang masih terasa sakit dan sedikit membengkak, dia menantap dirinya didepan cermin, "Beraninya dia menggigit, menendang dan menginjak kakiku seperti itu. Sial!" Serunya dengan kesal. Setelah puas menatap dirinya sendiri didepan cermin, Mahesa membaringkan tubuhnya diatas ranjang empuknya. "Aku pasti akan segera menemukan kamu dimana pun kamu berada, Raquel!" Ucap Mahesa dengan penuh tekat yang kuat. Tidak lama setelahnya, Mahesa yang memang sudah mengantuk langsung terlelap dan terjaga. Keesokan harinya.... Mahesa mulai terbangun dari tidur panjangnya, suara ponselnya berhasil untuk membangunkannya, dia langsung meraba - raba dimana keberadaan ponselnya. Setelah berhasil menemukannya, dia langsung menjawab panggilan teleponnya dengan kedua mata yang masih terpejam.  "Halo..." Ucapnya dengan suara yang masih sangat berat. "Apa? Bukannya aku mengatakan dengan sangat jelas, kalau kalian sudah berhasil menemukannya baru hubungi aku. Kenapa kamu melaporkan hal seperti ini? Dasar tidak becus." Mahesa segera mengakhiri panggilannya lalu melemparkan ponselnya.  Pagi - pagi saja dirinya sudah dibuat sekesal ini. Bukan berita gembira yang dia inginkan yang dilaporkan oleh Anak buahnya. Melainkan tentang menghilangnya Raquel dari Apartemennya. Dari yang masih mengantuk, kini kedua matanya sudah menjadi sangat segar. "Aku pasti akan menemukanmu, kabur lah sejauh mungkin! Jangan panggil aku Mahesa bila tidak bisa menemukanmu kembali!" Ucapnya dengan kedua mata yang sudah menyala - nyala, dia merasa sangat yakin bisa menemukan dimana keberadaan Raquel. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD