Johohku itu kamu

Anastasya duduk di kafe dengan temannya Andini Setyawati. Mereka bersahabat sejak SMA tapi baru belakangan mereka semakin akrab. "Din, aku heran suamimu kok posesif banget sih" ucapnya heran "Memang begitu, lihat nanti juga kalau kamu punya suami pasti sama denganku" ucapnya yang jengah melihat suaminya tadi minta video call padahal dirinya sibuk di kantor "Nggak mungkin, pacarku aja cuek. Kalau nggak diajak ngobrol dia fokus ama pekerjaan. Gue didemin dan sering nggak dianggap. Dulu aja pernah nggak komunikasi 2 bulan penuh. Gue jengah minta putus dong. Meski nangis dan sulit move on" ucapnya yang penuh haru "Terus kenapa kamu baikan sama orang seperti itu" ucapnya penuh perhatian "Ceritanya panjang, jadi kan fokus ama pekerjaan untuk kehidupan sehari-hari. Terus nggak ada angin nggak ada hujan. Tiba-tiba dia lamar gue ke rumah. Coba bayangkan ajaib banget tuh orang. Padahal selama ini dia nggak pernah mau tau rumahku. Kita langsung ketemuan ke tempat kencan" ucapnya sembari minum "Terus kau langsung terima gituh" ucapnya antusias "Enak aja diterima, ya nggak lah. Jual mahal dong, lagian dia orangnya menyebalkan. Mentang-mentang lebih kaya dari aku, bisa memperlakukanku seenak jidat nggak lah ye" ucapnya penuh semangat "Dianya ngapain kok bisa nyambung lagi" menatap penuh curiga "Apaan loh, aku tetap gigih waktu itu. Karena ingat pengorbanan ku untuk move on susah banget. Nangis tiap hari bahkan kadang lupa makan. Susah waktu itu, apalagi kadang terbayang udah langsung guling-guling nggak genah" ucapnya cengar cengir "Yap pasti sulit" "Ya gitu, saat berusaha bangkit ada-ada cobaan yang menghadang. Dan saat bisa mulai perlahan tanpanya eh dia malah lamar. Tentu aku tolak terang-terangan" ucapnya penuh keyakinan "Lanjutkan" sembari makan kentang goreng "Tuh orang nggak ngerah woi, aku saja sampai aneh. Dulu dekat dia acuh tapi saat jauh dia bersemangat 45. Dia melakukan banyak hal seperti membeli banyak barang untuk keluargaku, menyuap tetangganya dengan senyum menawan dan hadiah. Bahkan pak RT bisa kagum padanya hingga menyiapkan rumah untuknya tempat bernaung. Coba bayangkan" Anastasya sampai geli sendiri "Aneh banget" "Ya padahal biasanya juga sibuk banget. Ini dia bela-belain meluangkan waktu untuk membuatku luluh" Tersenyum bangga "Kamu luluh dong" ucapnya yang juga terkekeh mendengar cerita kocak "Aku nggak semudah itu, aku juga merasa tak pantas karena mengingat perbedaan kasta" ucapnya terharu "Sulit sih memang perbedaan itu" ucapnya memahami "Tapi dia tidak menyerah hingga suatu hari dia sakit. Aku menangis dan memeluknya memberikan kekuatan. Aku sudah terlanjur sedih eh dia akting sungguh menyebalkan" ucapnya mengerutkan bibir "Ha ha ha kocak banget cinta loh" ucapnya nggak ada batas "Jadi gitu cerita kalian bersama" ucapnya hingga tak sadar menambahkan banyak sambal ke steak yang akan dimakan "Ya tapi bentar lagi dia akan membawa keluarganya menemui keluargaku untuk meresmikan pertunangan dan penentuan tanggal nikah kita" ucapnya yang tak menyangka akan berubah dari single ke married. "Semoga sukses, karena itu kamu sering konsul untuk tema acara kalian" saat makan dia kepedasan meski aneh tapi tetap aja kelihatan biasa hanya minumnya banyak "Kamu kenapa kepedesan ya" ucapnya "Gara-gara dengerin cerita anehmu" ucapnya jujur hingga membuat Anastasya tertawa "Ada-ada aja kamu. Tapi memang kuakui kisah cintaku aneh dan ajaib" dirinya juga heran dengan cintanya "Betul, dia hari ini nggak kasih kabar sama kamu" ucapnya penuh curiga "Ohh tadi dia video call kok. Semenjak balikan lagi dia semakin apa ya namanya" seolah lupa "Apa posesif??" ucapnya penuh tanda tanya "Entahlah, nggak penting. Jadi kamu bisa kan jadi WO kita" ucapnya penuh harap "Bisa kan dibayar nanti aku hubungi karyawan kami. Kamu maunya seperti apa tema kita bisa komunikasi terus" ucapnya yang terus terang "Siip" Keduanya pun ngobrol ke percakapan serius mengenai tema pertunangan yang diadakan. Hingga membicarakan tentang konsep baju dan lain-lain. Kemudian setelah itu mereka mengakhiri pertemuan, terlihat pacar Anastasya yang sudah menunggu dilobi restoran. Memakai pakaian serba branded membuat Dini melongo tak percaya. Waah kelas kakap nih" ucapnya dalam hati