Bab 2

1113 Words
Anastasya begitu menikmati waktu santai dengan sahabatnya Yuna. Keduanya ketawa ketiwi dan melakukan joging pagi bersama. "Asyik Yun disini, aku nginep lagi boleh" ucapnya cengar cengir "Boleh sih asalkan izin sama calon suami" menyenggolnya lengan sahabatnya "Apaan malas aku bahas dia" ucapnya bete "Memang apalagi yang dilakukan calon suami kamu tercinta" ucapnya pada sahabat "Tadi dapat pesan dari ibu, kalau Jerry mencari ku. Tuh orang kenapa jadi aneh banget dulu cuek abis sekarang nggak ada kabar dikit udah kebakaran jenggot" ucapnya mengerutkan bibir "Itu namanya bucin tau nggak say" ucapnya mengingatkan "Tau sih tapi aneh aja" "Nikmati aja perhatian Ok. Kita jalan lagi" ucapnya sembari menghirup udara segar di pagi hari "Ok" Keduanya melanjutkan joging sembari becanda. Setelah itu saat sampai di rumah Yuna, terlihat Jerry yang menggunakan kaos olahraga, celana, dan sepatu Adidas. Jerry begitu tampan mempesona sedang bersandar di mobil sport miliknya. "Yang, kamu ternyata disini" ucapnya menampilkan senyum smirik "Aku duluan, kalian baik-baik ya" Yuna lari masuk ke rumah dan menutup pintunya rapat-rapat. "Yun, kamu menyebalkan" "Hai sayang" ucapnya tanpa rasa bersalah "Kamu kenapa sulit sekali dihubungi yang, mau aku hukum" ucap Jerry dengan nada mengintimidasi "Hukum apa???" ucapnya yang sebenarnya takut "Ok hukumnya nanti kita nikah secara siri, baru setelah itu resmi. Supaya kamu nggak bisa kabur" ucapnya yang spontan membuat Anastasya lari "Nggak mau, kamu nyebelin" "Jangan lari yang" Anastasya memilih tak peduli pada pacarnya dan menyetop taxi. Tapi saat akan jalan Jerry menghentikan, hingga supir taxi bingung dan memutuskan untuk jalan terus. Anastasya cemberut dan menggerutu "Aku mau pergi, kenapa nyusul sih. Sebal" bibirnya yang manyun "Sayang jangan ngambek dong, ayo kita pulang" ucap Jerry berusaha lembut "Tapi jangan banyak aturan, aku ini manusia bukan robot" ucapnya mengutamakan isi hati "Apa boleh buat yang, kamu harus sabar. Ini resiko menikah denganku" ucapnya yang berusaha mengalah "Yaudah apa harus seperti ini, kamu nggak ada niatan untuk putus sama aku" ucapnya yang jenuh "Ngomongnya semakin kacau, ayo kita pulang dulu. Baru kita bahas yang lain" ucap Jerry yang tak ingin kehilangan pujaan hati, meski dia akui harus sabar dengan tingkah manja dan kekanak-kanakan. Tapi ditimbang hidupnya merana tanpa cinta sejati. Dirinya juga memaklumi bahwa pelatihan ketat yang dibuat memang cukup merepotkan tapi apa boleh buat pasangannya harus memiliki standar unggul dari yang lain. "Ya lah" pasrah Keduanya pun mengendarai mobil sport dan melanjutkan perjalanan ke rumah. Anastasya langsung kena jewer ditelinga karena ulahnya. "Ayah apaan sih, kok aku dijewer" ucapnya kesal "Kamu ini mau menikah tapi kok tingkahnya aneh-aneh. Gimana kalau nak Jerry membatalkan pernikahan kalian. Hayo" ucap Ayah Hisyam menasehati "Utu tu ayah. Kalau Jerry melakukan itu nggak masalah. Berarti dia nggak cinta sama aku. Gitu aja kok repot sih" langsung kena jeweran kedua Sementara Jerry hanya tertawa, dirinya cukup terhibur. "Ohh begitu cinta" Jerry bercanda "Terserah" Anastasya ngambek dan memutuskan untuk pergi ke kamar sembari memainkan handphone kesayangan Jerry pamit karena ada hal lain yang perlu diurus. Jerry pergi menuju perusahaan, ada beberapa kendala yang harus diselesaikan. Saat di perusahaan, Tim sudah siap. Mereka pun bersiap untuk menyelidiki proyek sekaligus membantu menyelesaikan kendala tersebut agar rampung. *** Sementara itu Anastasya masih ngedumel di dalam kamar. Orang tuanya berpihak pada Jerry. Untuk menenangkan diri Ana merebahkan tubuhnya pada kasur dan kembali memikirkan hidupnya yang kini berubah. Ditengah kegalauan Jerry tiba-tiba video call "Assalamualaikum" "Wa'alaikum salam" "Suara kamu kenapa yang. kamu lagi sakit" "Nggak aku lagi bete aja" "Yaudah kamu jangan bete lagi. Kamu siap-siap nanti setelah pulang ke kantor, kita langsung pergi "Mau kemana? Tut tut telpon sudah dimatikan. 'Kebiasaanmu nggak berubah, suka perintah seenak jidat'. Dengan langkah gontai Ana menuju kamar mandi. Setengah jam kemudian Ana memilih pakaian. Dulu barang Ana bisa dibilang kalangan menengah dan diskon. Tapi semenjak balikan dengan Jerry. Semua berubah banyak yang dibeli Jerry dan bermerek tentunya. Ana memilah dress dan outer yang menarik namun nampak sederhana. Dengan make up natural bersiap untuk menunggu kekasihnya di ruang tamu. Beberapa menit kemudian Jerry datang dengan penampilan cool. Jerry telah berganti menggunakan kaos santai dan celana panjang, jam tangan yang bermerek. "Assalamualaikum, ibu dan ayah kemana?" ucap Jerry yang melihat keadaan rumah yang sepi. "Ibu dan ayah lagi ketemuan di rumah pak RT bentar lagi kan ada pengajian rutin" ucap Anastasya "Ok, yuk jalan yang" ucap Jerry "Kemana??" tanya Anastasya kepo "Rahasia" ucap Jerry penuh teka teki "Ohhh" Dengan tanda tanya besar, Anastasya memilih pasrah dan sembari melirik Jerry disamping yang fokus mengemudikan mobil. Akhirnya mereka sampai di sebuah pusat pembelanjaan, Anastasya mulai berpikir tentang bermain di Mall. Anastasya mengikuti Jerry dari belakang, melihat tingkah polos calon istrinya membuatnya gemas "Yang, kalau jalan sini di sampingku. Ngapain dibelakang gitu" ucap Jerry memandang pacarnya "Ya" ucap Anastasya sembari mengerucutkan bibir. Jerry pun menggandeng tangan Anastasya. Jerry pun melangkah menuju ke toko perhiasan. Anastasya hanya diam, karena dirinya masih tidak memahami pikiran Jerry. Memang hubungan mereka sudah ke arah pernikahan, hanya saja mereka masih tahap ketemu keluarga, dan tanya dengan WO. Sementara untuk pertunangan dan penentuan tanggal pernikahan masih dalam wacana saja. Melihat Anastasya, Jerry tetap fokus memilih paket perhiasan yang menurutnya menarik. "Yang sini, mana yang kamu suka" Jerry menenjukkan beragam bentuk perhiasan "Terserah yang" ucap Anastasya yang lebih memperhatikan toko es krim. "Biasanya perempuan suka perhiasan, masa' kamu nggak. Ayo pilih sama aku" ucap Jerry "Aku sukanya yang simpel, tapi kamu sendiri seleranya kayak gitu.... Nggak bakal ada yang cocok. Pokoknya kamu aja yang pilih" ucap Anastasya yang hafal selera Jerry yang bermerek. "Ok deh yang, tapi kamu nggak mau beli apa gitu??" ucap Jerry melihat tingkah pacarnya "Es krim" ucapnya jujur "Ok deh yang" ucap Jerry yang menatap pacarnya penuh kasih sayang merasakan perbedaan dengan yang lain Setelah memesan perhiasan, Jerry menuruti keinginan pacarnya untuk membeli es krim. Namun saat keduanya tiba di toko yang dituju, mereka bertemu dengan Ian dan Reca. "Ohh Anastasya sekarang ada kemajuan, sudah punya pacar" ucap Reca membandingkan Ian dan Jerry "Iya begitulah" ucap Anastasya jengah Giliran Ian yang mulai aksinya, dan mencoba berbicara dengan Jerry. "Bro, kamu beli pakaian KW itu dari mana. Mirip banget dengan yang asli" ucap Ian yang membuat Anastasya tertawa dalam hati "Bagaimana kamu bisa tau asli atau KW" ucap Jerry dengan nada dingin "Ya taulah secara nggak mungkin Anastasya dan kamu pacarnya memakai barang branded. Kalian kan bukan orang kaya" ucap Ian meremehkan "Jangan lihat orang dari covernya saja bro. Atau kamu akan menyesal nantinya" ucap Jerry serius sembari menggandeng tangan Anastasya meninggalkan Ian dan Reca dengan gaya cool nya. Jerry paling tidak suka berdebat apalagi dengan seseorang yang selalu melihat semua dari covernya. Karena masa depan tidak ada yang tau yang sekarang kaya mungkin nanti miskin begitu juga sebaliknya. Untuk itu Jerry memilih pergi daripada berdebat dengan orang yang menurutnya tidak penting

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD