10 PEMANFAATAN DAN KEBAIKAN

1494 Words
Geng Rio melakukan permainan yang sangat seru saat jam kosong di dalam kelas. Semua mahasiswa ikut menyaksikan permainan itu dengan meriah, mereka bahkan cenderung melupakan tugas dari dosen. *** Semua mahasiswa masih terlihat bahagia menyaksikan jogetan Rio dan teman-temannya. Saat ini yang mendapat tantangan berjoget adalah Max sendirian, dia sedang berjoget dengan lagu dari India. Rio tampak sedang merekam aksi sahabatnya sambil tertawa senang, sesaat kemudian lagu tersebut berakhir dan Max menghentikan jogetannya. Mereka berempat merasa cukup lelah namun dengan perasaan senang juga. Saat Geng Rio ingin melanjutkan permainan, tiba-tiba terdengar suara alarm dari ponsel milik Fahri "Clink clink clink!" kemudian Fahri ingat sesuatu. "Stop dulu guys! Lihat jam berapa sekarang?" "Waduh, tugas kita." Ternyata Fahri sudah menyiapkan alarm tersebut sebelum permainan dimulai. Dia pintar melakukan itu agar waktu untuk mengerjakan tugas tidak habis begitu saja, kurang lebih 30 menit waktu masih tersedia. Geng Rio memberitahu ke semua mahasiswa bahwa permainan akan mereka akhiri, tak lupa mengucapkan terima kasih telah ikut bersenang-senang bersama. Geng Rio juga mengingatkan tentang tugas membuat artikel dari dosen. Sebelumnya beberapa mahasiswa sedikit kecewa karena permainan berakhir, mereka masih ingin menyaksikan Rio dan teman-teman berjoget, namun setelah mendengar tugas dan melihat jam, semua pelajar langsung terkejut dan berhamburan menuju tempat duduk masing-masing untuk segera menyelesaikan tugas membuat artikel. "Oh tidak, untung masih ada sedikit waktu. Aku rasa cukup," kata Sifa, sedangkan Feny dan Monic juga tidak mau membuang-buang waktu yang tersisa lagi, kemudian segera menyelesaikan tugas itu. Rea terlihat agak santai karena sebelumnya sudah mengerjakan tugas itu meskipun belum selesai, hanya kurang sedikit lagi untuk menyelesaikan artikelnya. Kevan, Fahri dan Max sangat serius mengerjakan tugas dari dosen itu, berbeda dengan Rio yang merasa khawatir, mungkin baginya waktu 30 menit belum cukup. Rio melangkah mendekati seorang murid cowok berkacamata. "Andy, kamu mau kan bantuin aku lagi?" kata Rio sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya. Cowok berkacamata yang ternyata bernama Andy tersebut hanya menghela napas sambil menatap Rio. "Please ya, kamu kan anak baik dan pintar. Sebenarnya aku bisa menyelesaikan tugas itu, tapi aku males kalau waktunya hanya tinggal sebentar, Oke!" "Iya, iya. Oke deh," jawab Andy sambil membenarkan kacamatanya. Mendengar Andy setuju, Rio sangat senang, dia mengucapkan terima kasih sambil menepuk pundak Andy. Cowok berkacamata itu merupakan mahasiswa paling pintar setelah Rea di kelas itu. Sebelum ikut menyaksikan permainan Geng Rio, dia juga sudah menyelesaikan tugas artikel hampir selesai. Ketiga teman Rio yang melihat kelakuan Rio hanya menggelengkan kepala, tidak mungkin mereka mencegah sahabatnya. Rea juga melihat gerak-gerik Rio, dan sedikit tidak suka dengan tingkahnya yang sering memanfaatkan mahasiswa pintar untuk keperluan tugas kuliah. "Dasar Pria Bego, selalu aja begitu!" ucap Rea agak keras kepadanya. "Memangnya kenapa, Gadis Jellek? Salah siapa kamu selalu menolak saat aku minta bantuan," balas Rio. "Males banget bantuin Pria Bego macam kamu," ucap Rea kemudian menjulurkan lidahnya. "Makanya diam aja gak usah ngurusin aku," ucap Rio kemudian juga membalas dengan menjulurkan lidahnya. "Atau jangan-jangan kamu selalu memperhatikan aku selama ini. Hati-hati kamu bisa naksir sama aku loh, hahaha," kata Rio menambahkan balasannya sambil bercanda senang. "Uhuk... Uhuk. Kamu terlalu percaya diri, dasar Pria Bego," kata Rea sampai terbatuk mendengar ucapan Rio. Rio masih tertawa senang, teman-teman Rea hanya menyimak pertengkaran mereka sambil menahan tawa. Terlihat Rea diam memperhatikan laptop di depannya sambil cemberut. Waktu jam pelajaran hampir selesai, tampaknya semua mahasiswa sudah menyelesaikan tugas membuat artikel itu karena terlihat banyak yang sedang bersantai. Rio sedang duduk di dekat Andy, dia juga memperhatikan layar laptop cowok berkacamata itu saat sedang mengerjakan tugas miliknya. Tampaknya Rio membawa kursinya untuk bisa duduk di dekat Andy, tak menyangka Rio ternyata tidak sepenuhnya mengabaikan tugas itu karena dia juga memperhatikan Andy mengerjakannya, meskipun terkadang Rio melihat ponselnya. "Oke, sudah selesai," kata Andy dengan tersenyum lega. "Sudah selesai ya, Oke thanks. Tenang aja kawan, aku tidak akan menyia-nyiakan jerih payahmu karena sudah membantuku. Ini sebagai tanda terima kasih, kamu tau kan apa akibatnya jika menolak pemberianku," kata Rio sambil memasukkan uang lembaran warna merah ke saku baju milik Andy. "Rio, kenapa kamu selalu melakukan ini?" "Udah gak usah bawel, kamu cowok kan? Sekali lagi terima kasih Andy," ucap Rio sambil menepuk pundak Andy lagi, kemudian kembali ke tempat duduknya, tak lupa Rio sambil membawa kursinya lagi. Andy tidak bisa menolak pemberian Rio dan hanya menghela napas pelan. Semua mahasiswa sudah menyelesaikan tugas membuat artikel, tugas itu nantinya akan dikirim lewat email sebagai file dokumen. Semua merasa lega karena menyelesaikan tugas tepat waktu. Sesaat kemudian waktu pelajaran habis, sebagian mahasiswa bergegas keluar kelas untuk melakukan keperluan masing-masing seperti ke kantin, perpustakaan atau tempat lain. Geng Rio masih terlihat duduk santai di dalam kelas sambil memainkan ponsel, begitu juga dengan Geng Rea dan beberapa mahasiswa lain. "Rio gak mau ke kantin?" tanya Fahri. "Tunggu bentar, biar mereka keluar dulu," jawab Rio sambil mengarahkan wajahnya ke Geng Rea. Teman-teman Rio berpikir, Rio pasti sedang merencanakan sesuatu, pastinya ingin mengerjai Rea lagi, semua mendukung keinginan Rio. Sesaat kemudian Geng Rea beranjak keluar kelas, mungkin ingin ke kantin. Dengan melangkah santai Rea melihat ke arah Rio sambil memicingkan mata, Rio juga melihat Rea sambil memasang wajah cemberut tanda ejekan, sedangkan Sifa dan Monic memberi senyum manis kepada Geng Rio, lalu Monic bertanya... "Kalian gak ingin ke kantin?" "Iya, nanti ke sana kok. Kami lagi ada keperluan sebentar," jawab Max. "Oh, begitu. Ya udah kami duluan ya." Geng Rio menjawab dengan senyuman. Rea dan teman-temannya meninggalkan kelas tanpa curiga sedikit pun dengan Rio dan teman-temannya. Pada saat mereka sudah pergi, Rio mengintip dari jendela kelas untuk memastikan bahwa mereka tidak kembali lagi ke sini. "Oke, saatnya beraksi," kata Rio bersemangat. Rio melangkah mendekati meja milik Rea, kemudian mengambil sebuah buku tulis. Rea sering meninggalkan sebagian bukunya di meja kelas saat pergi ke kantin atau tempat lain. Dia suka membawa banyak buku saat kuliah, tidak tahu buku apa saja yang dibawanya, namun yang jelas sebagian besar untuk belajar. Jadi meninggalkan sebagian bukunya agar tidak terlalu berat membawa tas saat keluar kelas. Semua mahasiswa tidak perlu khawatir jika kehilangan buku, karena ada kamera CCTV di ruang kelas. Jadi jika ada yang kehilangan sesuatu, mereka bisa lapor ke Penjaga Kampus untuk melihat rekaman kamera. Para mahasiswa tidak peduli adanya kamera jika hanya untuk ramai, bermain atau menjahili di dalam kelas karena itu hal yang biasa, asalkan tidak melakukan pelanggaran berat maka tidak akan mendapat masalah. Rio mengambil sebuah pena dari tas miliknya sendiri, kemudian menggambar sesuatu di buku Rea. Sungguh lucu sekali, dia ternyata menggambar wajah seorang gadis dengan kacamata dan beberapa noda jerawat di wajah, gambar itu juga sedang menjulurkan lidahnya, Rio menggambar dengan serius sambil tersenyum senang. Kevan, Fahri dan Max juga menyaksikan aksi Rio tersebut, mereka juga tertawa pelan. Pada saat Rio menggambar, Kevan dan Max memperhatikan dengan seksama, sedangkan Fahri melihat sebuah buku tulis di meja milik Sifa yang berada di dekat meja milik Rea. Tanpa sepengetahuan teman-temannya, Fahri diam-diam menulis sesuatu di buku Sifa, dia menulis dengan cepat, lalu segera kembali melihat aksi Rio agar tidak ada yang tahu. Tidak tahu apa yang ditulis Fahri pada buku Sifa tersebut, sepertinya sesuatu yang penting. Untuk yang terakhir Rio memberi tulisan pada gambar itu bertuliskan 'Gadis Jellek' di bawahnya. "Yess, Selesai," kata Rio dengan senang. "Rio, Rio. Bisa-bisanya kamu punya pemikiran seperti itu," kata Kevan dengan menggelengkan kepala, Rio hanya tersenyum lebar. Selanjutnya Rio mengajak mereka ke kantin. Sebenarnya Rio tidak lapar karena tadi pagi sudah sarapan, namun di sana untuk menghabiskan waktu sambil makan cemilan dan mengobrol santai. Geng Rio melangkah pelan menuju kantin sambil bercanda ria, terlihat setiap cewek di Kampus yang melihat mereka selalu terpesona. "Keren sekali mereka, kapan aku bisa memiliki salah satu dari mereka?" "Aaa... Geng Rio!" teriak sekumpulan gadis. Sebenarnya Geng Rio juga cukup terkenal di Kampus, karena mereka memiliki anggota yang jago berkelahi. Pernah anggota geng dari fakultas lain menggoda 2 cewek secara berlebihan, Geng Rio mengetahui perbuatan mereka dan menyelamatkan 2 cewek itu, bahkan geng lain tersebut dibuat ketakutan sama Geng Rio, mereka kalah telak meski anggota geng itu berjumlah 6 orang. Selain itu Geng Rio juga terkenal akan kegagahannya, bukan hanya Rio saja yang terlihat mencolok karena ketampanan bagai pangeran, namun Kevan tidak kalah dengan Rio karena dia memiliki tubuh yang lebih tinggi dari Rio, badannya juga sama-sama atletis. Untuk ketampanan Kevan memang kalah, akan tetapi dia masih tergolong tampan dengan perbandingan 10:12 dengan Rio. Untuk Fahri dan Max memiliki tinggi yang sama, namun lebih pendek sedikit dari Rio yaitu sekitar 5 cm. Badan mereka berdua memang tidak atletis tapi cukup ideal dan kuat untuk berkelahi. Perlu diketahui juga bahwa Fahri adalah cowok berwajah imut, kulitnya juga putih bersih, tidak sedikit cewek-cewek yang tertarik dengan cowok imut. Untuk Max juga masih tergolong tampan meski kulitnya agak kecoklatan, dan dia sebenarnya pintar dalam merayu cewek jika serius ingin memilikinya. Menurut rumor, Max adalah mantan Playboy namun di Perguruan Tinggi ini, dia sepertinya sadar bahwa mempermainkan banyak wanita itu tidak baik. Pilihan Max tersebut sangat tepat, menjadi cowok baik-baik sangatlah penting dan bermanfaat, baik dirinya maupun orang lain. To be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD