06 MABUK BERAT

1310 Words
Keluarga Rea terlihat sangat harmonis. Semua keluarganya sangat menyayangi Rea tanpa memandang fisik. *** Suara diskotik terdengar indah dan asik, lampu warna-warni saling menyala bergantian menghiasi seluruh ruangan diskotik. Para pengunjung di tempat itu sedang asik berjoget hampir memenuhi ruangan, suasana di diskotik malam itu sangat ramai. Geng Rio terlihat sedang berkumpul di meja paling pinggir dekat dinding. Asap rokok keluar dari mulut Kevan dan Max, sejumlah botol dan gelas berisi minuman berada di meja mereka. Geng Rio menikmati suasana malam di diskotik sambil minum secukupnya, mereka mencari kesenangan di malam hari agar pikiran fresh. "Rio, apa kamu gak dimarahin Mamamu datang ke sini?" tanya Kevan yang sudah cukup akrab dengan keluarga Rio, dia juga mengetahui kalau Ibunya selalu mengkhawatirkan Rio. "Gak donk. Baru sore tadi Mamaku berangkat ke Singapura untuk menemani Papa bisnis dalam beberapa hari. Makanya aku mengajak kalian ke sini, soalnya bosen di rumah terus," kata Rio setelah menenggak minuman. "Bagus deh, kalau gitu semua aman. Tapi meskipun begitu, kamu gak boleh sampai minum berlebihan, ingat itu!" kata Kevan memberi peringatan, Rio membalas dengan senyuman. Rio dan teman-teman mengobrol santai di tempat diskotik itu. Geng Rio sebenarnya anak yang baik, mereka tidak pernah mencari masalah di tempat itu, cuma sedikit bersenang-senang untuk menghibur diri. Di rumah Rea terlihat lampu kamarnya masih menyala terang. Rea sedang belajar malam itu meskipun besok hari libur akhir pekan, kedua matanya terlihat fokus memperhatikan buku tebal yang dipegangnya. Sesaat kemudian terdengar suara nada pesan dari ponselnya, Rea segera memeriksa itu sebentar. "Oh My God, ternyata sudah pukul 9 malam," ucap Rea saat membuka layar ponsel dan melihat waktu. Rea mengakhiri belajarnya karena sudah malam, selanjutnya merapikan meja belajarnya. Rea selalu rajin belajar hampir tiap malam demi mengejar impiannya. Setelah semua rapi, Rea memilih untuk rebahan di kasur sambil membalas pesan-pesan yang masuk di ponselnya. Dia terlihat senyum-senyum saat membaca pesan itu, sepertinya pesan dari teman-temannya dan sedang membicarakan sesuatu yang lucu. Rio dan teman-temannya masih asik menikmati suasana di diskotik, menikmati minuman bersoda secukupnya. Tampaknya Rio dan Fahri tidak merokok karena dari tadi hanya minum dan makan beberapa cemilan saja. Begitulah, Rio lebih mencintai kesehatannya, terlebih untuk menjaga badannya yang atletis agar selalu sehat. Berbeda dengan Kevan dan Max yang dari awal sudah menghisap batang rokok. Saat mereka sedang duduk dan ngobrol santai, ada seorang cewek cantik dan berpakaian seksi datang menghampiri. "Hay semua! Apa kamu yang namanya Rio?" tanya cewek itu kepada Rio. "Ya, aku. Dari mana kamu tau namaku?" "Hahaha... anak Pebisnis sukses, siapa sih yang gak kenal. Barusan cuma memastikan aja dan ternyata aku tidak salah orang," jawab cewek cantik itu sambil tertawa pelan. "Ada apa mencariku?" "Gak ada maksud apa-apa. Jadi kamu sering ke sini Rio, ternyata kamu lebih tampan jika dilihat secara langsung. Apa gak bosan cuma duduk-duduk di sini? Yuk sekali-kali dansa sama aku!" ajak cewek itu sambil mengelus punggung Rio. Rio yang sedikit mabuk merasa geli dengan sentuhan di punggungnya, sejenak Rio terdiam. Kemudian menatap teman-temannya, sepertinya ingin bertanya ke teman-teman apa dia harus menerima ajakan cewek itu. "Tunggu apa lagi?" Cewek itu mengajak sekali lagi sambil melakukan hal yang sama. Teman-teman Rio menaikkan alis matanya tanda agar Rio mau menemani cewek itu untuk berdansa, tanpa berpikir panjang lagi Rio beranjak dan mau menuruti ajakan cewek itu. Rio terlihat canggung saat berjalan bersama cewek itu, tangan Rio bahkan di gandeng namun Rio tidak menolaknya, mungkin karena sedikit terpengaruh minuman alkohol. "Serius kita biarkan Rio dengan cewek itu?" tanya Fahri pada teman-teman. "Gak apa-apa, biar sedikit bersenang-senang." "Kalau gitu. Ayo kita juga ke sana untuk berjoget!" ajak Max. "Oke, siap," jawab Fahri. "Kalian aja sana. Aku mau santai dan mengawasi kalian aja dari sini," kata Kevan yang tidak ikut berjoget, mungkin sedang malas. "Baiklah!" jawab Fahri dan Max serentak. Segera Fahri dan Max beranjak untuk berjoget bersama dengan para pengunjung lain, Kevan hanya duduk sambil mengawasi mereka sekalian juga minum dan merokok. Suara musik diskotik semakin asik, terlihat banyak yang berjoget senang tanpa merasa lelah. Rio tampaknya menikmati suasana malam itu bersama cewek cantik tadi. Namun Cewek itu ternyata juga menawari minuman kepada Rio sambil berjoget, tanpa sadar sudah beberapa gelas minuman di habiskan oleh Rio, sedangkan Kevan terkadang juga sibuk dengan ponselnya. Tampaknya Rio mulai mabuk karena terlihat gaya jogetnya yang sempoyongan. Kevan yang melihat dari jauh mulai cemas dengan tingkah Rio yang mulai tidak terkendali. Fahri dan Max juga terlihat asik menikmati suasana diskotik malam itu. Musik semakin terdengar menyenangkan bagi para pengunjung yang berjoget. "Gimana Rio sayang, asik kan?" tanya cewek itu. "Iya," jawab Rio singkat sambil memegang pundak cewek itu dengan kedua tangan dan berdansa, sedangkan cewek itu juga berpegangan pinggang Rio. Menit terus berlalu. Sepertinya Rio mulai tidak sadar, perlahan tubuhnya serasa ingin ambruk, Rio sudah mabuk berat. Cewek cantik tadi tiba-tiba mencium pipi Rio secara sengaja dan Rio tidak mengelak, tampaknya dia malah menyukai perlakuan itu. Senyum manis di bibir cewek itu terlihat sangat senang. "Wah, ini gak bisa dibiarkan. Aku harus menghentikannya," kata Kevan dan segera beranjak menuju Rio yang sedang berdansa bersama cewek itu. Kevan sudah tidak kuat melihat sahabatnya di perlakukan seenaknya seperti itu, karena selama ini Rio termasuk anak yang baik-baik. Jangan sampai ada orang lain yang merrusak kepribadiannya. "Cukup nona, ini sudah berlebihan!" ucap Kevan sambil memisahkan mereka. "Memangnya kenapa? Rio menyukainya!" kata cewek itu sedikit marah. "Kevan...," kata Rio pelan dan setengah sadar. "Rio, ini sudah cukup. Ayo kita pulang!" Kevan mengajak Rio yang mabuk berat, namun dia masih ingin berjoget. Tiba-tiba tubuh Rio ambruk karena pengaruh dari mabuk berat, sepertinya tubuh Rio sudah tidak mampu menahannya lagi. Kevan segera menolong Rio sebelum ambruk ke lantai. Kevan harus membawanya pulang sekarang juga karena Rio kesulitan berjalan dan badannya lemas. Kevan membantunya berjalan, lalu dikalungkannya tangan Rio ke pundak Kevan. Namun cewek cantik itu mencoba menghalangi Kevan, dengan menghadang Kevan beserta Rio agar tidak bisa melangkah pergi. "Minggir nona! Atau aku harus pakai kekerasan?" ucap Kevan merasa kesal. Cewek itu akhirnya mengalah dan pergi meninggalkan mereka, terlihat wajah cewek itu kesal dan berkata, "Sial, aku gagal. Aku ingin sekali tidur dengan si tampan Rio itu, tapi sepertinya sulit mendapatkannya, gara-gara temannya. Huh, mungkin cari yang lain aja." Sepertinya cewek cantik itu mencari cowok-cowok tampan yang masih suci, dia sangat suka dengan cowok semacam Rio Farezi dan sepertinya sangat tertarik untuk menikmati tubuh si tampan itu, namun gagal. Kemudian Kevan memanggil Fahri dan Max yang masih asik berjoget, mereka berdua kaget melihat kondisi Rio yang sedang mabuk berat. Fahri dan Max terlalu asik berjoget hingga lupa dengan keadaan teman-temannya, ditambah mereka juga tidak berjoget di dekat Rio. Sedangkan Rio selama ini memang belum pernah mabuk berat, jadi saat ini kondisinya terlalu buruk, untuk berjalan saja harus dibantu oleh Kevan. Geng Rio pergi meninggalkan diskotik dan bergegas menuju parkiran untuk pulang. Saat berjalan menuju parkiran Rio berkata pelan ... "Aku ingin berjoget lagi, ayolah!" "Rio, sadarlah! Semua ini sudah keterlaluan, kita harus pulang," balas Kevan, sedangkan Fahri dan Max hanya menggelangkan kepala. Sesaat kemudian mereka sampai di parkiran, namun karena Rio mabuk berat, itu bisa membahayakan semuanya jika mengemudi. "Biar aku yang nyetir. Fahri tolong bawakan motorku!" pinta Kevan. "Oke." jawab Fahri. Karena sebelum berangkat Fahri dan Max berboncengan naik motor Honda Vixion milik Max, sedangkan Kevan naik motor Ninja miliknya sendirian. Biasanya mereka sering bersama naik mobil Rio yang bermerek Ferrari itu. Untung saja Kevan segera menghentikan cewek nakal itu, kalau tidak, mungkin dia akan membuat kondisi Rio semakin buruk. Bergegas mereka pulang, Kevan menjalankan mobil Rio dengan cepat, Max dan Fahri mengikutinya dari belakang. Kondisi Rio sangat buruk, badannya lemas dan mukannya sangat pucat. Di sepanjang perjalanan pulang Rio terus bergumam, mengatakan hal yang aneh-aneh dan tidak jelas, Kevan yang berada di sampingnya hanya bisa menghela napas. Karena khawatir dengan kondisi sahabatnya, dia mempercepat laju mobil milik Rio agar segera sampai ke rumahnya. Bagaimana kondisi Rio, mungkinkah akan selamat? Ikuti terus kisahnya. To be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD