3. TERPESONA

1536 Words
Cerita terakhir Rio dan Rea saling menjahili, namun yang paling mengesankan adalah mereka berdua disandingkan bersama di depan kelas untuk kerjasama. Hal itu membuat ramai seluruh mahasiswa di ruang kelas itu, namun Rio dan Rea tidak menyukainya. *** Geng Rio sudah berada di kantin, Rio yang sangat lapar segera pesan makanan pada Ibu Kantin, namun sebelum itu. "Guys, kalian mau pesan apa? Kalian silakan pesen sendiri. Tenang saja aku yang traktir," kata Rio pada teman-temannya. "Serius, kamu mau traktir kita?" tanya Max. "Seriuslah, buruan pesen!" Mendengar itu Fahri dan Max sangat senang karena hari ini dapat gratisan makanan dan minuman lagi, sedangkan Kevan sudah terbiasa dengan sifat Rio yang dermawan sejak dulu, Kevan juga segera pesan makanan dan minuman. Geng Rea terkesan melihat Rio ternyata sebaik itu, tapi Rea terlihat diam saja entah apa yang ada dalam pikirannya. "Aku juga mau ditraktir sama Rio," kata Sifa yang duduk di kursi paling dekat, dia mengatakan itu dengan tersipu malu. "Kamu mau juga? Silakan pesen, tidak perlu malu," kata Rio menanggapi. Mendengar itu Sifa tersenyum dan beranjak ingin pesan makanan, akan tetapi. "Gak Sifa. Kamu gak usah mau tawaran darinya," kata Rea sambil memegang tangan Sifa agar tidak bergerak. "Kenapa Rea?" "Pokoknya jangan!" jawab Rea sambil menggelengkan kepala. Sifa akhirnya tidak jadi pesan makanan gratis dari Rio dan sedikit kecewa, namun dia memilih untuk menuruti kata sahabatnya. Sifa adalah gadis yang polos tapi imut, wajahnya bagai bulan purnama yang bersinar terang di malam hari, namun badannya paling pendek di antara Geng Rea. Menurut Rea dia adalah gadis yang perlu dilindungi. "Kamu kenapa melarang Sifa? Kalau Rea mau juga, silakan pesen, mumpung aku lagi baik hari ini," kata Rio kepada Rea yang merupakan rivalnya, namun kali ini Rio benar-benar berniat baik. "Baik kamu bilang. Terus tadi pagi di kelas, ngapain coba?" tanya Rea. "Oh, tadi pagi ya. Hmm, Aku cuma belajar, menulis dan membaca. Kalau Rea gak mau ya gak masalah, gak ada yang maksa juga." "Udahlah, males banget ngomong sama Pria Bego." Rea kesal mendengar ucapan Rio, bisa-bisanya Rio pura-pura tidak ingat dengan banyak kejadian yang membuat Rea sangat jengkel. Sedangkan Rio malah tersenyum senang dan segera duduk di kursi untuk makan dan minum pesanannya. Mereka makan bersama di kantin sambil bercanda tawa dan cerita. Kedua geng tersebut terdengar sangat ramai, terlihat saling bersaing. Pandangan mata dari mahasiswa lain di kantin tertuju pada mereka, sepertinya ada yang tidak suka, ada juga yang tampak ingin bergabung dengan mereka dan beberapa gadis lain memperhatikan Geng Rio dengan penuh suka cita. Di tengah-tengah menikmati makanan. Rio mencoba melempar sebuah cabe ke arah Rea, namun cabe itu malah mengenai kening Monic, akan tetapi dia tidak marah. "Rio ganteng, kamu salah target. Sini aja duduk dekat aku biar mudah incar Rea," ucap Monic dengan nada menggoda. Rea melebarkan kedua bola matanya karena mendengar kata-kata Monic tersebut, namun Monic memberikan kedipan sebelah mata ke Rea, bercanda supaya Rea tidak marah. Sedangkan Rio merasa bersalah dan meminta maaf pada Monic dengan menyatukan kedua telapak tangan tanda maaf. Melihat Rio seperti itu, Rea tertawa senang karena belum pernah melihat Rio minta maaf seperti itu. "Jadi seperti itu kalau Rio merasa bersalah, hahaha!" ucap Rea dengan tertawa. "Berisik!" balas Rio kemudian melanjutkan makan. Monic adalah gadis cantik dan seksi, sifatnya genit terhadap lawan jenis, dia sangat memperhatikan penampilannya agar selalu terlihat cantik setiap saat. Beberapa menit mereka makan di kantin. Rea dan teman-temannya sudah selesai dan beranjak pergi, mungkin ingin ke ruang kelas karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. "Sampai jumpa Gadis Jelek!" ucap Rio kepada Rea, namun dia pura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi bersama geng-nya. Sebelum mereka pergi, Monic dan Sifa melambaikan tangan ke Geng Rio, dan Monic mengedipkan sebelah mata kepada mereka. Hal itu membuat Fahri dan Max bengong sepertinya terkena rayuan Monic. "Woii, kalian pada kenapa?" ucap Rio mengagetkan mereka berdua. Mereka hanya menggelengkan kepala, setelah itu melanjutkan makan. Tak lama kemudian, Rio selesai makan, namun dia buru-buru pamit lebih dulu. "Guys, aku mau ke kamar kecil dulu, kebelet kencing nih," kata Rio sambil beranjak pergi. Di tempat Rea yang hampir sampai di ruang kelas. Rea mendadak berhenti. "Girls, aku ke belakang dulu. Kalian silakan duluan ke kelas!" kata Rea sambil berjalan balik menuju kamar kecil. Dari arah yang berbeda, Rio dan Rea sama-sama berjalan menuju kamar kecil. Letak kamar kecil tersebut berdekatan antara kamar kecil pria dan wanita. Langkah demi langkah mereka jalani dengan terburu-buru. Pada saat sampai di sana mereka bertemu ... "Rea!" "Rio!" Ucap mereka bersamaan, lalu Rio berkata, "Ngapain kamu ke sini? Ngikutin aku ya?" "Idihh ... Sorry aja ngikutin kamu. Bukan urusanmu, aku mau ngapain ke sini," jawab Rea dengan cemberut lalu pergi meninggalkan Rio. Namun karena lantai di situ licin dan Rea terburu-buru karena kesal terhadap Rio, dia terpeleset. Kejadian itu membuatnya menjerit karena takut terjatuh. Rio yang berada di dekatnya mencoba menolong, dan ... Tampaklah pemandangan yang sedikit romantis antara mereka berdua. Rio menahan tubuh Rea dengan kedua tangannya agar tidak terjatuh, wajah mereka berdekatan, saling menatap beberapa detik. Entah kenapa Rio terdiam bagai patung saat melihat wajah Rea dari dekat, sedangkan Rea yang melihat wajah tampan Rio dari dekat sepertinya terpesona, dia secara tidak sadar menelan saliva dan jantung Rea tiba-tiba berdetak sangat cepat. Naluri kewanitaan Rea terhadap lawan jenis sepertinya masih sangat kuat, gadis mana yang tidak terpesona dengan ketampanan Rio Farezi, semua gadis pastinya sangat kagum dengan wajah Rio yang bagaikan pangeran tampan dari negeri dongeng. Bahkan seorang Rea Feliza yang selalu bermusuhan sejak dulu, hati kecilnya tidak bisa berbohong dengan ketampanan Rio. Setelah beberapa detik, Rea tersadar ... "Aaaa! Ngapain kamu pegang-pegang aku? Lepasin!" Rio kaget dan segera melepas tubuh Rea. Setelah itu Rea berusaha membersihkan bajunya agar bersih dari tangan Rio. "Pegang-pegang segala lagi, jadi kotor nih," ucap Rea sedikit kesal dan masih membersihkan bajunya dengan mengibas-ngibaskan baju memakai kedua tangannya. "Ehh, udah untung aku tolongin. Kalau gak, kamu dah terjatuh di lantai yang kotor ini. Harusnya kamu bilang terima kasih, bukan marah-marah. Gini-gini aku juga punya perasaan buat nolongin orang," balas Rio. "Ah, bodoh amat!" ucap Rea lalu bergegas masuk ke kamar kecil sebelah kiri. Melihat itu Rio hanya menghela napas. Kemudian bergegas masuk ke kamar kecil pria yang ada di sebelah kanan kamar kecil wanita tersebut. Latar beralih di dalam ruang kelas. Teman-teman Rea sedang asik bercerita dan bercanda ria sambil menunggu dosen datang, suara berisik para mahasiswa dalam kelas membuat suasana ramai. "Rea mana nih, lama banget di belakang?" tanya Feny. "Entahlah, gak seperti biasanya," jawab Sifa, sedangkan Monic malah asik berkaca untuk menyempurnakan penampilannya agar selalu cantik. Sesaat kemudian teman-teman Rio datang. Kedatangan mereka membuat Sifa memperhatikannya, Sifa heran kenapa Rio tidak bersama mereka. "Ehh, liat si tampan Rio tidak bersama mereka, aneh." Monic yang sedang berkaca langsung mengalihkan perhatian ke teman-teman Rio, dia juga merasa heran. Kemudian saat mereka duduk di kursi, Sifa bertanya, "Kenapa Rio tidak bersama kalian, kemana dia?" "Kamu mau ikut? Sana, dia lagi kencing di belakang," jawab Max. Mendengar jawaban itu, wajah Sifa langsung memerah tersipu malu dan menunduk untuk mengalihkan perhatian, teman-teman Rio tertawa senang melihat tingkah Sifa. Sedangkan Monic terlihat sedang melamun seperti membayangkan sesuatu. Berbeda dengan Feny terlihat cuek saja, karena Feny sebenarnya adalah gadis tomboy, dia sangat cocok menjadi teman Rea. Beralih di tempat Rio berada. Dia baru saja selesai kencing dan ingin mencuci muka di wastafel, sambil berkaca Rio berkata, "Kenapa aku tadi seperti terhipnotis saat melihat wajah si Gadis Jelek dari dekat? Ah, bodoh amat! Ngapain aku mikirin hal semacam itu, gak penting," lalu mencuci mukanya agar segar dan bersih. Sedangkan Rea juga sedang mencuci muka, dia melepas kaca matanya dan tampak wajahnya sedikit lebih baik. Senyum di wajahnya terlihat manis meski terdapat beberapa bekas jerawat, saat berkaca Rea ingat sesuatu... "Huh, bisa-bisanya aku terpesona dengan wajah si Pria Bego. Ah, gak mungkin, gak mungkin, gak mungkin ... Dia pasti memakai hipnotis untuk membuatku luluh," ucap Rea sambil memegang kepala dengan kedua tangannya. Ada seorang mahasiswi yang datang ke kamar kecil. Terlihat heran melihat Rea, namun kemudian memberi senyuman saat Rea juga melihatnya. Keadaan ruang kelas masih ramai, terlihat teman-teman Rio dan Rea masih asik mengobrol, mereka terlihat sangat senang. Sesaat kemudian Rio datang dengan gaya super keren, yaitu memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana sambil bersiul. Sontak para cewek di ruang kelas itu langsung terpesona dengan ketampanan Rio, beberapa cewek ada yang teriak histeris karena terpesona. Sedangkan Sifa dan Monic matanya tidak bisa berkedip dan secara tidak sadar menelan saliva, sepertinya hati mereka sedang berbunga-bunga berharap bisa memiliki si tampan Rio. Untuk Feny tampak biasa saja, namun akhirnya melirik sebentar pada kegagahan seorang Rio Farezi. Segera Rio ikut bergabung dengan teman geng-nya tanpa mempedulikan keadaan para cewek di ruang kelas itu. Tak lama kemudian Rea datang bersama Pak Hanif yang merupakan dosen mata pelajaran matematika. Semua langsung menyapa Pak Hanif, terutama para mahasiswi, karena sebenarnya Pak Hanif merupakan dosen yang cukup tampan. "Pagi Pak!" "Pagi Semua!" balas Pak Hanif sambil tersenyum manis. "Gak ada yang menyapa aku nih?" tanya Rea. "Males banget menyapa Gadis Jelek," teriak Rio. Mendengar itu Rea hanya cuek dan berjalan menuju tempat duduknya. Kemudian setelah semua tenang, materi pelajaran akan segera dimulai, semua mahasiswa mempersiapkan diri dan antusias untuk mendengarkan Pak Hanif membagikan ilmu pengetahuannya. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD