bc

SCANDAL BY MARRIAGE

book_age16+
5
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
contract marriage
HE
arrogant
boss
heir/heiress
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

Yuna yang terperangkap dalam pernikahan kontrak dengan Bastian akhirnya tak tahan lagi. Setelah sekian lama di permalukan dan mengetahui jika suaminya berselingkuh dengan sang sekretaris, Yuna memutuskan untuk bercerai. Tapi takdir masih ingin bermain-main dengan Yuna saat Bastian terlibat kecelakaan lalu lintas dan kehilangan sebagian ingatannya selama 1 tahun terakhir. Bagaimana Yuna akan mengatasi rintangan besar dalam kehidupannya? Apa dia juga harus berakting menjadi istri yang baik?

sampul gambar by pexel

chap-preview
Free preview
Menceraikanmu, Mas
"SAH." Suara teriakan itu mulai memenuhi gedung setelah sosok pria berpakain jas rapih berwarna putih gading selesai mengucapkam kalimat sakral ijab kabul pernikahan. Hingga semua orang yang ada di sana terlihat mengulas senyum lega, bahagia dan penuh haru campur aduk. Begitu pula dengan sang mempelai wanita berparas cantik yang duduk menunduk tersipu malu. Aku sudah menikah. Batin wanita itu dengan jantung berdebar hebat bahagia. Suara dentingan lift menyadarkan lamunan wanita berkebaya putih gading itu ketika sadar dirinya ternyata sudah sampai di lantai kamar hotel tempatnya akan beristirahat malam ini. Ya acara resepsi sudah selesai, pandangannya kini tertuju pada punggung tegap dan lebar pria yang hari ini telah menyandang sebagai status sebagai suaminya tengah berada tepat di depannya tengah mencoba membuka kunci pintu kamar hotel mereka. Degupan jantung semakin terdengar jelas, langkah pelan malu-malu menyertai setiap kegugupannya. Suara kunci yang berhasil terbuka berbunyi, pemandangan kamar hotel yang di hias cantik dengan dua handuk berbentuk angsa dan taburan kelopak bunga mawar merah menghiasi keindahan kamar tersebut. "Mas mau mandi duluan?" Pertanyaan itu tanpa sadar keluar dari wanita cantik itu ketika melihat punggung suaminya yang sedang melepas jas pernikahan mereka. Pria itu menoleh dan membalikkan badannya. Tatapan suami-istri itu bertemu, terasa jeda cukup lama seakan menarik intensi keduanya untuk saling melihat pasangan satu sama lain. Sampai suara berat dan datar milik pria itu tiba-tiba terdengar dan seketika meruntuhkan segala perasaan malu yang sejak awal bersorak ria di dalam dadanya. "Siapa nama kamu?" "Hah? Maksud Mas?" Dengan nada kaku balik bertanya heran. "Maaf, saya lupa nama kamu." Lupa namaku. bisikku heran. Masih dalam keterbingungan yang tidak di mengerti. "Mas Bastian lupa nama aku?" Tunjuk wanita cantik itu kearah wajahnya sendiri dengan jari telunjuk. "Iya." Jawab singkat pria yang masih menatap lurus tanpa ekspresi apapun. "Aku Yuna, Mas. YUNA AMANDA." tekannya memperjelas setiap huruf namanya. "Oh Yuna." Gumam pria yang di panggil oleh Yuna Bastian itu dan masih bisa di dengar olehnya. "Mas Bastian kenapa?" Yuna mengutarakan perasaan tak mengertinya tanpa ia bisa tahan. Bagaimana bisa pria itu melupakan namanya bahkan di hari pernikahan mereka. "...." Bastian terlihat diam, dan hanya memilih menatap Yuna dalam seakan pria itu sedang menscan tubuh wanita itu dari atas kepala hingga ujung kakinya. "Kamu tidur saja di kamar ini, saya akan cari kamar lain. Selamat malam." "TUNGGU! Maksud kamu apa, Mas?" Refleks Yuna berteriak terkejut mendengar perkataan Bastian kepadanya. "Saya bilang kamu boleh tidur di kamar ini. Saya akan buka kamar lain." Ulang Bastian seolah-olah ucapannya baik-baik saja. Yuna terkekeh kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya geli sendiri. "Mas Bastian lucu deh. Kenapa buka kamar lagi. Kita kan sudah menikah, Mas. Kita sudah sah." ucap Yuna mencoba tertawa renyah seakan kalimat yang beberapa detik lalu keluar dari mulut pria di depannya itu adalah gurauan karena malu berada satu kamar dengannya. Tiba-tiba raut wajah Yuna berubah kala tak melihat raut malu apapun itu di mimik wajah Bastian. Pria dengan tinggi badan 183 cm itu justru mengerutkan dahi dan menatap dingin wanita cantik itu heran. "Mas ... kamu--" "Sepertinya kamu sudah salah paham, saya sedang tidak bergurau. Saya mempersilahkan kamu tidur di kamar ini sendirian. Apa ada yang salah dengan ucapan saya?" "SALAH. Salah besar, Mas." Pekik Yuna heboh sendiri dengan sorot mata tak percaya kepada Bastian. Bisa-bisanya pria itu ingin membuka kamar lain dan meninggalkannya sendirian disini. "Kita sudah menikah, Mas. Dan sebagai suami istri kita tidak di larang berada dalam satu kamar yang sama. Aku nggak pernah bilang kalau aku merasa nggak nyaman ada Mas di kamar ini. Aku hanya menawarkan Mas kalau ingin mandi duluan silahkan. Apa ucapan aku salah?" lanjut Yuna mengebu-gebu. Menggeleng, Bastian balik berseru, "Setelah saya mandi. Kamu ingin apa lagi?" "HAH?" Wajah cengo Yuna membuat Bastian mendesah kasar, pria berwajah dan memiliki paras tampan itu mengacak rambutnya asal. "Habis mandi kamu ingin kita berhubungan suami-istri bukan. Apa tebakan saya salah?" Wajah Yuna merah padam, bukan karena malu tapi karena nada bicara Bastian terdengar seakan mengejek dirinya sebagai perempuan dan berpikir kalau dalam otaknya menginginkan hal tersebut cepat-cepat. "Aku nggak bilang kita--" "Sudahlah, Yuna. Saya sudah lelah hari ini, saya hanya ingin istirahat. Kita bicarakan hal ini lagi besok." Potong pria itu cepat malas. Bastian sudah bersiap melewati Yuna yang masih terpaku dengan semua keterkejutannya, sebelum akhirnya tangan mulua itu menarik cepat lengan kekar Bastian membuat pria itu berhenti dan berdiri tepat di sampingnya. Menundukkan kepalanya Bastian tak bersuara apapun ketika tangan gemetar itu menahan dirinya. "Apa ... apa sebenarnya Mas tidak menginginkan pernikahan ini?" Dengan nada bergetar Yuna berseru pelan penuh tanda tanya. "Jika saya jawab iya. Apa kamu tidak masalah?" Mendongak, mata berkaca-kaca Yuna menatap suaminya terluka dan kaget sekaligus. "Saya akan jawab jujur. Kamu benar, saya keberatan dengan pernikahan ini. Saya tidak menginginkan pernikahan ini dan saya sudah mencintai wanita lain." Lutut Yuna seketika terasa lemas dan gemetar hebat mendengar pengakuan pria yang belum satu hari menjadi suaminya tersebut. Tak ada keraguan sedikit pun di dalam nada bicara pria bernama lengkap Bastian Ibrahim itu. Genggaman di pergelangan tangan sudah terlepas, Bastian masih menunduk dan menatap manik indah yang tengah berkaca-kaca itu tanpa kedip dan bergeming. "Lebih baik saya berkata jujur sekarang, daripada kamu semakin terluka karena saya tidak bisa meninggalkan kekasih saya demi kamu. Anggap saja pernikahan ini sebagai pernikahan kontrak kita saja. Kamu jangan khawatir, saya akan membuatkan surat perjanjiannya setelah kita sampai di rumah. Sekarang kamu istirahat saja, selamat malam, Yuna." Lanjut pria tampan itu dengan nada santai dan berlalu meninggalkan kamar tanpa perasaan bersalah. Suara klik pintu tertutup membuat Yuna jatuh terpekur dengan kebaya yang masih melekat di tubuh rampingnya syok. Hati dan pikirannya masih mencerna apa yang di katakan oleh Bastian kepadanya. Jujur lebih awal. Hahaha lucu banget dia. Astaga Yuna kamu di tipu hahaha. Gumamnya dalam hati mencengkeram kain kebayanya erat dengan gigi bergemelutuk. Tawa menggelegar pun terdengar kencang hingga mata Yuna berair karenanya, namun detik berikutnya suara tangis melengking memenuhi isi kamar hotel pada malam itu. Ya. Itu adalah malam terburuk dalam hidup Yuna Amanda, malam dimana kehidupan pernikahannya akan seperti neraka baginya. Menyandang status sebagai istri untuk pria yang mengaku memiliki pujaan hati lain sungguh sial bagi Yuna. Malam yang seharusnya mereka habiskam dan nikmati keindahan penuh bintang pun berakhir dengan perasaan gila yang sulit di jelaskan. Marah, kecewa, sedih, dan terluka malam itu membuat Yuna Amanda tak menaruh hati apapun pada suaminya Bastian Ibrahim. Seperti apa yang Bastian katakan di kamar hotel itu, pernikahan kontrak. Ya. Yuna menganggap pernikahan mereka hanyalah kontrak semata, tak peduli hatinya akan sesakit apa melewati masa kehidupan berdua mereka. Yuna mencoba bertahan melewatinya namun pertahanan itu pun akhirnya goyah ketika Bastian dnegan berani membawa perempuan yang di cintai oleh pria itu ke rumah mereka. Tanpa izin darinya. "Dia kekasih saya Maudy." Aku kenal dia, dia Maudy Gilsa perempuan yang selalu berada di sisi pria itu saat di kantor. Dia Maudy, sekretaris suamiku. Perempuan yang tak pernah terpikirkan olehku jika dialah wanita yang di cintai dengan tulus oleh suamiku. Hidup memang penuh kegilaan, hingga rasanya Yuna pun ingin menjadi gila. "Kalian berdua benar-benar gila." Desis Yuna menatap jijik pemandangan yang tak bisa ia jabarkan lagi defenisinya. "Jaga bicara kamu, Yuna." Marah, Bastian menatap sang istri tak suka, apalagi melihat sorot jijik wanita itu kearahnya membuat Bastian tak terima. "Kamu minta aku jaga bicara? Seharusnya kamu ajarin dulu kekasih kamu ini sopan santun. Baru kamu boleh ajarin aku untuk jaga bicara." Balas Yuna menatap sinis Bastian menahan marah. Pandangan Yuna kembali tertuju pada Maudy yang memasang wajah gugup bersembunyi di balik punggung suaminya. "Ck, ck, kamu seharusnya sadar Maudy, rumah yang kamu singgahi dan tanpa malu berkeliaran memakai pakaian tidur ini adalah rumah suami orang. SUAMI ORANG. Apakah wanita berpendidikan seperti kamu tidak malu melakukannya? Dasar peremuan sinting." Decak Yuna menggelengkan kepalanya dengan tatapan mencemooh kearah wanita yang ia anggap baik itu. Hidup penuh kejutan, siapa yang menyangka sosok yang ia anggap polos ternyata tak lebih dari seekor ular berbisa yang sudah berhasil menipunya. Tak tahan, Yuna berlalu melewati dua pasangan yang membuatnya mual dan ingin muntah. Aku akan menceraikan kamu, Mas. Batin Yuna sinis.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook