BAB 7

1006 Words
Ngkrukkkkk...Ngkrukkkk...Ngkrukkk Suara ranjang yang bergoyang karena hentakan pertempuran yang mulai memanas. Fero tetap konsisten dengan irama dan ketukan yang agak cepat, jika terlalu cepat itu berbahaya bagi konsumennya yang masih pemula dan pertama ini. "Beginiii ternyata rasanya...,sakit namun enak ahkkk aku bingung menjelaskannya!" Ucap Perempuan itu mengrutu sendiri. Fero tahu resiko yang akan dihadapi oleh perempuan itu, bawasannya karena barang milik Fero yang jumbo itu bisa menjadi malapetaka bagi perempuan itu, jika nanti perempuan itu bermain dengan laki-laki lain dengan ukuran barang yang biasa saja itu akan mengurangi kenikmatan perempuan tersebut. Namun tetap saja semuanya balik lagi kepada perempuan itu, urusan nikmat tidak nikmat urusan enak tidak enak itu adalah setiap orang memiliki takarannya masing-masing. Meskipun Fero sudah berpengalaman namun tidak semua jalan pikirannya sesuai dengan apa yang dia pikirkan, termasuk pemikirannya tadi. "Bagaimana kak mau coba gaya lain?" Tanya Fero, karena bosan 30 menit hanya satu gaya. "ganti gaya seperti apa kak?, maksudnya tolong diarahkan saja!" Jawab perempuan itu. Fero pun mengarahkan badan perempuan tersebut supaya membelakanginya. "Coba agak ditekuk lagi lututnya kak!" Ucap Fero sambil memegangi pinggang perempuan itu. "Oke mas!" Perempuan itu langsung menekuk lagi lututnya. "Beginikah mas?" Tanya Perempuan itu. "Nah iya sudah cocok, ini nama gayanya adalah serangan pintu belakang!" Ucap Fero dengan becanda kepada konsumennya. "Oh gitu ya mas!" Perempuan itu mengangguk seperti ingin mengingat-ngingat istilah itu. Fero pun langsung melancarkan serangannya. Ekspresi perempuan itu semakin merasa nikmat, dan setelah pertempuran berjalan selama 45 menit perempuan tersebut meminta berhenti. "Kakk udah dulu kak, kok saya jadi lemas tapi enak, tapi kalo di paksa saya linu!" Ucap Perempuan itu sambil melek meram. Fero pun melepaskan barangnya dan menggaruk-garuk kepala lagi. "Aduhhh udah selesai, yasudahlah mau gimana lagi!" Ucap Fero dalam hatinya. Mungkin dia merasa kesal karena sedang berada di puncak lalu dimintai berhenti, tapi mau bagaimana lagi perempuannya sudah mencapai penghujung pertempuran terlebih dahulu. "Artinya kaka sudah finish kak, sudah selesai!" Ucap Fero kepada perempuan itu. "Oh iya mas!" Jawab perempuan itu seperti yang pura-pura mengerti dengan ucapan Fero. Perempuan itu berbaring dan terus memperbaiki pernapasannya. "Kak saya ikut ke kamar mandi ya kak!" Fero meminta izin. "Iya kak silahkan itu sebelah sana!" Perempuan itu menunjuk sambil tetap berbaring. Fero pun membersihkan barangnya, di dalam Fero terus kepikiran mengapa perempuan itu yang masih sekolah dan masih ting-ting, mau-maunya bermain dengan lelaki yang tidak dia kenali. Fero pun selesai membersihkan barangnya dan kembali menghampiri Perempuan tersebut, saat berjalan dia tak sengaja melihat foto keluarga berisikan tiga orang namun 2 orang di coret mukanya, dan hanya tersisa satu poto anak kecil. "Apakah yang di coret itu adalah ayah dan ibu perempuan itu? jika benar kenapa harus di coret? sepertinya ada masalah!" Ucap Fero dalam hatinya bertanya-tanya. Fero pun menghampiri perempuan itu dan duduk disampingnya yang masih berbaring. "Apakah kamu disini sendirian?" Tanya Fero. "Iya kak, aku hanya sendirian disini!" Jawab perempuan itu dengan nada yang masih lemas. Baru kali ini Fero merasa sangat penasaran dengan konsumennya, mungkin karena teka-teki yang terlalu banyak dari konsumennya, namun Fero juga tidak mau bertanya lebih jauh lagi tentangnya karena takut menganggunya. "Oh iya kak sebentar saya ambil dulu uangnya!" Ucap Perempuan itu sambil berusaha bangun. "Santai aja kak! istirahat saja dulu!"Jawab Fero dengan tersenyum. "Gak papa kak! takut kaka sedang sibuk!" Ucap perempuan itu sambil membawa dompetnya. Saat perempuan itu mengambil uang, Fero melihat-lihat isi kamar perempuan itu. Dan tak sengaja Fero melihat baju seragam sekolah milik konsumennya, dan Fero melihat nama depannya yaitu 'Diana', sebetulnya Fero tak sengaja namun bagaimana lagi karena terlihat jadi sekarang Fero tahu nama konsumennya. Namun Fero tak mau bertanya tentang nama konsumennya. "Ini kak uangnya, makasih buat malam ini sudah memberikan pengalaman yang aku inginkan!" Tersenyum Perempuan bernama Dina itu sambil menyodorkan uangnya. Fero pun mengambil uangnya dan segera ingin pergi dia merasa tidak tenang karena rasa penasaran yang berkelanjutan. "Makasih ya kak uangya saya terima ya!" Jawab Fero dengan teesenyum. Fero pun izin pamit untuk pulang kepada konsumennya. "Kak sepertinya saya tidak bisa berlama-lama disini!" Ucap Fero sambil beranjak dari duduknya. "Ohhhh iya kak makasih banyak yah!" Jawab Perempuan itu dengan tersenyum. "Saya duluan ya kak!" Ucap Fero sambil melambaikan tangan. Saat membuka pintu Fero melirik kesana kemari karena takut ada yang melihatnya. "Aaahhhhaaaa aman!" Ucap Fero dalam hatinya. Fero pun berjalan keluar menuju motornya, saat menyalakan motornya tak diduga penghuni kamar nomor 01 keluar, mungkin penasaran karena ada suara motor. Seorang perempuan yang sepertinya umurnya diatas Fero memperhatikannya dan tersenyum. "Ehhh ada orang, habis darimana mas?" Tannya perempuan penghuni kamar nomor 01 itu. Fero kebingungan harus menjawab apa, dia juga panik karena ditanya mendadak oleh penghuni kamar itu. "Ituuu... saya habis nganterin makan buat adik kak!" Jawab Fero dengan salah tingkah. "Ohhh begitu ya!" Jawab perempuan itu dengan ekspresi yang masih penasaran. "Iya kak!, saya duluan ya karena sudah malam juga besok kerja!" Jawab Fero sambil membalikan motornya. Padahal Fero baru saja selesai bekerja, ya mau bagaimana lagi itu semua dia lakukan demi kenyamanan konsumen dan dirinya sendiri. "Iyaa mas silahkan!, hati-hati!" Ucap perempuan penghuni kamar nomor 01 sambil melambaikan tangannya. Fero pun mulai berkendara menuju rumahnya, dia hanya menggrutu dalam hatinya karena terkejut tadi ada orang yang memergokinya. Tutttttt....tutttttt..tutttttt Setelah sudah sampai setengah jalan Hp Fero bergetar bekali-kali pertanda bahwa dirinya sedang di telpon oleh seseorang, Fero pun menepi terlebih dahulu di pinggir jalan untuk mengangkat telepon itu. "Halloo selamat malam! dengan siapa ya?" Tanya Fero kepada penelpon. "Iiissshhh kamu belum save nomor aku Feroooo, ini aku Fey!" Jawab Fey dengan kesal. "Ehhh iya maap aku lupa belum menyimpan nomor kakak!" Jawab Fero dengan nada malu "Euummm ya sudah, aku mau bertanya besok apakah kamu senggang? aku akan menyewamu lagi?" Tanya Fey. "Hahhhhh!, bukannya baru kemarin kak?" Fero malah kembali bertanya dengan terkejut. "Isshh sudahlah bisa tidak?, aku menyewamu bukan untuk bermain di ranjang!, aku hanya ingin kamu menemani ku di kedai kopi yang kemarin dari jam 8 malam!" Jawab Fey. " padahal gak perlu sewa!, aku pasti datang menemaniku kak!" Jawab Fero. "Yasudah kalau begitu sampai ketemu besok!, maap ya ganggu hihihihi!" Jawab Fey dengan nada senang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD