BAB 9

1008 Words
Singkat Cerita Fero sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Fey ke kafe, dia berdandan layaknya seorang pengusaha sukses, memakai kameja di lipat bagian lengannya dan memakai celana katun hitam. Parfum dia semprot sana-sini, yakinlah jika dia masuk ruangan pasti bakal jadi seperti pengaharum ruangan. Sepatu pun dia lap terlebih dahulu memakai kain basah, entah mengapa Fero ingin terlihat menarik malam ini. Tutttt....Tuttt...Tutttt.. Suara hp Fero berbunyi. "Halooo kak Fey, gimana?" Tanya Fero sambil terus mengelap sepatunya. "Dimana?, biar aku menjemputmu!" Ucap Fey sepertinya sambil menyetir mobil. "Aku masih di rumah kak, sebentar lagi berangkat!" Jawab Fero. "Yasudah share look rumahmu biar aku jemput, sekalian biar aku juga tahu rumahmu!" Jawab Fey. "Oh iya kak sebentar!" Jawab Fero yang semakin terburu-buru. Fero pun memberikan lokasi rumahnya kepada Fey, lalu Fero menunggu di depan rumahnya. Fero terus merapihkan rambutnya, padahal sudah rapih namun berkali-kali dia mengacak-ngacaknya dan merapihkannya lagi. Tak lama kemudian mobil berwarna putih datang dan parkir di depan rumah Fero, Sepertinya itu mobil milik Fey. Fey membukakan kaca mobilnya dan memanggil Fero untuk segera masuk, dan Fero pun langsung menuju masuk kedalam mobil. "Rapih bener kaya mau ke kondangan!" Ucap Fey. "Biar gak malu-maluin kak!" Jawab Fero. Saat Fey mau menginjak gas, adiknya Fero keluar dari rumah dan berdiri di depan pintu. Fey malah mengajak adik Fero ikut pergi. "Heeyy, ayo kesini mau ikut engga?" Teriak Fey kepada adiknya Fero. Fero hanya menggaruk-garukkan kepala karena tak tenang jika harus bersama adiknya. "Boleeh kak?" Tanya kembali Yuni wajahnya terlihat gembira. "Iyaa ayo sini!" Jawab Fey. Yuni pun berlari untuk masuk ke mobil. Glupppppp.. Suara Yuni menutup pintu mobil. "Siapa namamu?" Tanya Fey kepada Yuni sambil menginjak gas. "Yuni kak!" Jawab Yuni. "Kakak pacarnya ka Fero ya?" Yuni bertanya dengan tersenyum. Fey tak bisa berkata-kata sejenak, Dan fero menutup wajahnya karena merasa malu. "Eeeum.., aku cuma temen Fero!" Jawab Fey tersenyum kepada Yuni. "oh begitu ya kak!, kita mau kemana kak?" Tanya Yuni dengan antusias. "Ke mall gimana kamu mau?" Tanya Kembali Fey. Fero memotong pembicaraan. "Kokkk ke mall?" Fero bertanya kepada Fey, karena sebelumnya mereka berdua akan pergi ke kedai kopi. "Ssssttttttttt...Udah ikut aaja ya!" Jawab Fey sambil mengisyaratkan Fero untuk diam. Fero pusing karena dia hanya memegang uang 200rb saja saat ini, kalau harus pergi ke mall dia bingung harus bagaimana, apalagi pasti adiknya ingin membeli sesuatu. "Belanjaaaa kak???" Tanya Yuni dengan gembira. "Iyaa dong!" Jawab Fey dengan tersenyum. Fero semakin pusing mendengarnya. Mereka pun sampai di mall tengah kota, Yuni langsung mendekati Fey dan mereka begitu ceria pada malam itu, sedangkan Fero entah mengapa seperti mayat berjalan. Selain memikirkan dompetnya yang sedang tipis Fero juga memikirkan hal lain. "Fey bakalan cerita gak ya?, semoga saja tidak!, aaaaahhhh aku mohon jangan sampai!" Menggrutu Fero dalam hatinya. Yuni dan Fey begitu akrab, Fero hanya berjalan di belakang mengikuti mereka dan membawa-bawa belanjaan. Fero pun karena tak sanggup melihat belanjaan yang begitu banyak dia menarik Fey untuk berbicara. "Ini terlalu banyak, aku tidak membawa cukup uang kak!" Ucap Fero kepada fey pelan-pelan. "Sudahlah kamu tenang saja!, itu biar jadi urusanku!, ngomong-ngomong aku suka dengan adikmu!, hihihi" Jawab Fey sambil kembali menemani Yuni. Yuni dan Fey begitu gembira, tawa menghiasi malam itu, Fero hanya tersenyum melihat mereka berdua yang begitu akrab, namun Fero sadar betul bahwa dirinya hanya dianggap teman oleh Fey, dan hanya itu yang ada di pikiran Fero. Fey membelikan Yuni peralatan sekolah baru, baju baru, dan banyak lagi. Saat mereka lewat di depan toko hp, Yuni terus memperhatikan hp disana, mungkin karena Yuni belum memiliki hp dan teman-teman disekolahnya hampir semua sudah memiliki hp. "apa yang kamu lihat?" Tanya Fey dengan tersenyum. "Tidak kak!" Jawab Yuni tidak mau mengakui apa yang dia perhatikan. "Tadi kamu melihat ke sana, kamu mau hp?" Tanya Fey sambil menunjuk ke ruko Hp. Yuni terdiam saat di tanya seperti itu dan melihat kepada Fero, dan Fero hanya menggeleng-gelengkan kepala. "Jangan lihat kakakmu, kakak bertanya kamu mau?" Tanya kembali Fey sambil menghadapkan wajah Yuni. Yuni hanya mengangguk kepada Fey. "Ayooo kesanaaaaaa!" Jawab Fey sambil mengajak Yuni berlari ke ruko Hp. Yuni tak bisa lagi membendung rasa gembiranya, dari dulu Yuni menginginkan Hp, namun dia tahu bahwa kakaknya belum memiliki uang yang cukup untuk membelikannya. "Kamu mau yang mana?, carilah yang kamu suka?" Tanya kembali Fey saat di depan ruko hp. Yuni mencari-cari, namun sepertinya dia mencari yang harganya murah, lalu dia menunjuk hp yang harganya tertera 599rb. Fey pun tahu bahwa Yuni tidak memilih yang dia suka melainkan memilih yang harganya paling murah. "Kakak nyuruhnya kamu pilih yang kamu suka!" Fey memegangi pundak Yuni. Yuni pun matanya mulai berkaca-kaca, dan dia menunjuk Hp yang harganya 7.99jt, Fey pun langsung meminta kepada penjualnya untuk mengambilkannya dan langsung membayarnya. Yuni langsung duduk dan menangis karena bahagia, dia tak menyangka dalam satu malam dia mendapatkan apa yang dia ingingkan. Fey pun tersenyum ikut bahagia melihat ekpsresi dari Yuni. "Kamu jangan menangis nanti kakak ikut menangis gimana!" Ucap Fey sambil menyodorkan Hp. "Makasihhhhhh kak!" Yuni memeluk Fey, dan disitulah Fey mulai berkaca-kaca. Fero hanya memperhatikan di belakang. Dia ikut terharu melihatnya, dia sadar dia tidak mampu membelikan adiknya hp baru, dan dia baru sadar ternyata selama ini adiknya menahan keinginannya untuk meminta handphone baru. Fero pun berbicara kepada Fey untuk segera mengantar pulang Yuni, karena besok dia harus sekolah. Dijalan Yuni tidak bisa diam, dia sangat ceria dan sepertinya Yuni menyukai Fey yang begitu baik terhadapnya. "Kaakak makasih banyak yah buat semuanya!, pokonya makasihhhhhhhh banget!" Ucap Yuni sambil keluar dari mobil menuju rumahnya. "Iyaaa sama-sama semangat yah sekolahnya!" Jawab Fey sambil melambaikan tangan. Yuni pun sudah masuk kerumah membawa semua belanjaannya. Fero pun bertanya kepada Fey. "Kenapa kamu membelikan itu semua untuk Yuni?" Tanya Fero. "Ya karena aku ingin saja!" Jawab Fey dengan tersenyum. "Aku jadi tidak enak kepadamu!" Jawab Fero. "Tidak perlu seperti itu, aku selama ini tidak pernah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan suka cita, dan biarkan aku merasakan indahnya rasa memberi kepada orang yang aku suka!, aku sudah katakan aku menyukai adikmu!" Jawab Fey dengan tersenyum. Fero hanya tersenyum dan mengangguk setelah mendengar perkataan dari Fey.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD