BAB 10

1024 Words
Fey pun kembali menancap gas bersama Fero menuju Kedai Kopi pada saat itu. Meskipun jam sudah menunjukan pukul 22.30 namun namanya kedai Kopi akan bukan sampai larut malam. Diperjalanan Fero hanya bengong karena baru kali ini melihat adinya begitu senang sampai menangis. "Melamun aja kamu nanti kesurupan lagih!" Ucap Fey meledek Fero yang bengong sepanjang jalan. "Aku hanya bingung dengan apa aku harus membalas kebaikan kakak!" Jawab Fero. "Mengapa kebaikan harus selalu dibalas kebaikan?, Aku berbuat baik bukan berdagang!" Ucap Fey sambil tersenyum. "Bagiku ketika aku senang itu saja sudah cukup, aku tidak mengharapkan apa-apa dari itu!" Fey kembali berucap. Fero semakin menyukai Fey, meskipun Fero belum mencapai tahap mencintai namun dia sudah mulai nyaman bersama Fey, namun Fero masih belum tahu apakah Fey juga merasakan hal yang sama?. "Oh iya aku lupa bertanya kepadamu!, kamu punya pacar atau tidak nanti malah aku kena marah!" Tanya Fey. "Mana ada kak yang mau sama aku!, kerjaan ku aja kaya gini siapa yang kuat pacaran sama aku!" Balas Fero dengan senyuman. "Tinggal ngebohong aja kan!" Jawab Fey mengajak bercanda. "Sepertinya aku belum siap kak, nanti kerjaan ku bisa kacau dan terlalu banyak pikiran!" Jawab Fero. "Iya juga sih ya!, yasudahlah aku hanya memastikan saja takut aku disangka pelakor!" Tersenyum Fey. Akhirnya mereka pun sampai di kedai kopi itu, mereka langsung pergi ke tempat duduk yang kemarin. "Yah ada yang ngisi!" Fey menggrutu. Mereka pun mencari tempat duduk yang lain. "Disini saja ya!" Ucap Fey. "Iya kak disini juga cocok!" Jawab Fero. Mereka berdua pun duduk dan menunggu pelayan mengantarkan menu. "Jangan belagu lagi pake memesan Espresso!" Fey menutupi tawanya dengan tangan. "Iyah kak mau pesen Sin Tea aja!" Ucap Fero merasa malu. "Sin tea? Green tea kali ah!!" Fey semakin keras tertawanya. "Eh iya itu maksudnya kak!" Fero semakin malu dan salah tingkah. Karena pelayan tak kunjung datang Fey pun pergi menghampiri kasir untuk memesan langsung. Fero duduk dengan santai sambil melihat-lihat pemandangan dan para pengunjung disana, ada yang sedang pacaran, ada yang mungkin sedang ghibah, ada juga yang sedang diskusi, ada yang sedang bercanda-canda, semuanya campur aduk. "Hahhhhhh!!" Fero terkejut saat melihat kebelakang. Fero melihat sekumpulan perempuan muda, dan ternyata salah satunya adalah konsumennya yang kemarin masih tingting. Fero langsung berbalik dan menutupi wajahnya. "Kok bisa ketemu disini!" Menggrutu Fero dalam hatinya. Karena mantan konsumennya itu berada di belakang Fero percakapan sekumpulan perempuan itu terdengar olehnya. "Hehh ya kemarin aku sama si Roy gituan lagi dan sekarang dia lebih lama mainnya!" Ucap salah satu perempuan dibelakangnya. Teman-temannya yang lain antusias mendengar pernyataan perempuan itu. Fero tak berani berbalik, dia hanya mendengarkan sambil menyorongkan badannya kebelakang. "Hahhhh beneran???" tanya salah satu sekumpulan perempuan itu. "Ih kereeeennn!" Salah satu temannya mengapresiasi. "Aku kemarin sama cowo aku barangnya jumbo, tahan lama, ganteng lagih!" Fero tahu suara itu, Itu adalah suara Diana mantan konsumen tingtingnya. "Haahhhhhh??? Beneran??? Aku baru tau kamu suka gituan!" tanya Temannya seakan-akan terkejut mendengar perkataan Diana. Dan Fero tahu yang dimaksud oleh mantan konsumennya adalah dia. "Aduhhh ngomongin aku!" Ucap Fero dalam hatinya. Fero pun terus mendengarkan percakapan sekumpulan perempuan itu sambil menyerongkan wajahnya supaya lebih terdengar, dia semakin penasaran apa yang akan dikatakan mantan konsumennya selanjutnya. Plaaakkkkk... Fey menepuk tangan Fero. Fero pun sontak kaget.. "Hayoooo ngapain? ngupingin orang yah!" Tanya Fey memergoki Fero. "Hehehehe!" Fero hanya tersenyum polos saat ditanya seperti itu. "Bandeeeelll!" Fey mencubit pipi Fero. Saat di cubit bukan kesal yang Fero rasakan, dia malah senang, sungguh aneh lelaki ini, masa di cubit malah senang dan tersenyum. "Oh iya sebentar yah aku ngangkat telepon dulu, mau neerima laporan keuangan bulanan!, paling 20 menit tunggu yah awas jangan ngupingin orang nanti ketahuan malu!" Fey tersenyum sambil pergi mencari tempat sepi untuk menelpon. "Engga kok kak!" Ucap Fero. Namun sekarang Fero malah berpikir keras, karena mendengar ucapan mantan konsumennya, dia berpikir apakah perempuan itu nekat melepas tingtingnya demi famor dengan teman-temannya?. Karena Konsumennya seperti senang menceritakan pengalaman nakalnya!, dan teman-temannya menganggap bahwa itu sebuah pencapaian!. "Segila itukan pergaulan anak-anak muda jaman sekarang? ketika aib dianggap sebagai alat untuk mencapai ketenaran?" Fero bertanya-tanya dalam hatinya. Fero tahu bahwa dia tak pantas mempertanyakan itu semua, dia tahu bahwa dirinyalah penyebab itu semua, dan dia juga tahu bahwa salah satu perannya dimainkan oleh nya. Namun Fero juga tidak mau jika anak muda harus rusak akhlaknya karena terseret-seret oleh trend jaman, Karena Fero tahu bahwa dirinya punya adik perempuan. Namun di sisi lain dia juga tidak mau sampai SEPI ORDERAN, haduhhh Fero-fero. "Oh iyaaaa itu!" Ucap Fero dalam hatinya dia seperti mengingat sesuatu. "Kan pada saat itu ada foto orang tuanya yang di coret, bisa jadi itu karena broken home!, orang tuanya bercerai dan al hasil anaknyalah yang menjadi korban!" Ucap Fero dalam hatinya. Fero beranggapan bahwa apa yang sekarang mantan konsumennya itu perbuat ada sangkut pautnya dengan orang tuanya, tidak jauh sama seperti Fero, meskipun kasusnya lebih parah Fero, dendam dalam hatinya kepada ayahnya tidak akan muncul kepermukaan dan tak akan terlihat oleh orang lain. Namun jika Ayahnya berdiri dihadapanya pasti ayahnya tidak akan pulang dengan tubuh yang utuh. Karena semua kesusahan, kesakitan, kegetiran yang Fero dan adiknya rasakan berawal dari kesalahan fatal ayahnya. Fero masih sempat di peluk dan di sayang oleh ibunya, namun adiknya masih terlalu kecil bahkan, mungkin belum bisa mengingat wajah ibunya. Fero bakalan ikut kesal jika memang alasan mantan konsumennya berbuat seperti itu ada sangkut pautnya dengan ke egoisan orang tua. "Heyyy..., kenapa kamu tampak kesal? kesal dengan aku?" Tanya Fey dengan wajah penasaran. "Ehhhhhh..., bukan-bukan!" Jawab Fero terkejut. "Ini hp aku eror terus!" Jawab Fero sambil salah tingkah kembali. "Ohhhhhhh, kode mau minta di beliin? iri sama adikmu?" Tanya Fey dengan bercanda. "Bukan itu kak maksudku!" Fero meyakinkan Fey. Fero semakin runyam karena Fey salah sangka kepdanya. "Hihihihihi!, becanda kok!, eh tapi kalo emang mau bilang aja!" Ucap Fey. "Engga kak masih bagus gini!" Jawab Fero kembali meyakinkan Fey. "Yakinnn????" Fey bertanya kembali. "Iya kak beneran deh." Jawab Fero. "Yaudah kalau gitu!" Ucap Fey. Padahal mungkin Fero dalam hanya menangis karena menolak tawaran dari Fey, namun dia berusaha untuk tetap mempertahan gengsinya, apalagi adiknya baru saja dibelikan Hp yang harganya tidak manusiawi. "Sabarrrrr,Sabaaarrrrr, jangan tergoda plis!" Ucap Fero dalam hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD