Pagi-pagi sekali Yuni harus bangun untuk bersiap pergi kesekolah, setiap pagi Yuni hanya bisa melihat kakaknya yang sedang tertidur pulas sambil kerek.
Yuni tahu bahwa Fero sangat menyayanginya, Sewaktu kecil sampai beberapa tahun kebelakang Yuni sering memergoki kakaknya menangis di kamar, mungkin karena beban yang dia tanggung sendirian.
Namun beberapa tahun kebelakang itu Yuni mulai jarang melihat kakaknya menangis, Kadang Yuni ingin mencoba menenangkan kakaknya namun Yuni tahu bahwa kakaknya tidak mau terlihat lemah di depannya.
Yuni ingin sekali membantu Fero mencari uang untuk sekedar mengisi perut, namun Fero selalu melarang Yuni untuk membantunya.
Mungkin Fero tidak mau sampai adiknya ikut merasakan lelah mencari uang di masa-masa remajanya, dan menginginkan Yuni menikmati masa belajarnya dengan tenang.
Disekolah Yuni cukup tenar, karena memiliki paras cantik.
Di SMP belum ada membanding-bandingkan antara si kaya dan si miskin ataupun si baik dan si buruk, di SMP hanya berlaku cantik atau ganteng.
Namun tidak tahu jika di sekolah lain, di sekolah Yuni itulah yang berlaku.
Fero tak sedikitpun mengetahui bahwa Yuni cukup tenar di sekolahnya, bagaimana dia bisa tahu seharian dia menghabiskan waktunya untuk tidur, makan, dan menservice konsumennya.
Yuni selalu berharap kakaknya bisa mengambilkan rapot untuknya di setiap penghujung kenaikan kelas, pernah sekali Fero mengambilkan rapot untuknya namun setelah itu Fero tidak mau lagi dan terpaksa Yuni harus mengambil Rapot sendirian.
Yang Yuni tahu kakaknya tidak lagi mau mengambil rapot sekolahnya adalah sibuk bekerja, padahal bukan itu alasan sesungguhnya.
Fero tidak mau lagi mengambil rapot adiknya karena saat pertama kali mengambilkan rapot Yuni dia bertemu dengan beberapa mantan konsumennya.
Sontak hal itu membuat dia kaget, begitupun dengan para mantan konsumennya.
Jadi Fero trauma jika harus mengambil rapot adiknya, dan ditakutkan rahasianya terbongkar dan diketahui langsung oleh adiknya sendiri.
Namun satu hal yang tidak dipikirkan Fero bahwa saat adiknya naik kelas dan mengambil rapot sendirian disitulah Yuni merasa sedih, ketika melihat anak-anak lain bersama keluarganya terutama ayah dan ibunya namun Yuni hanya sendirian tak di temani siapapun.
Setiap kenaikan kelas Yuni hanya menatap anak-anak lain yang begitu gembira bersama ayah dan ibunya, sering Yuni mempertanyakan mengapa Yuni tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Tak jarang Yuni sering merasa sedih ketika ditanya oleh teman-temannya kemana ibu dan ayahnya, mungkin temannya itu adalah pertanyaan yang wajar, tapi bagi Yuni itu adalah pertanyaan yang menyakitkan.
Dulu Yuni selalu bertanya kepada Fero kemana ayah dan ibu.
Namun fero hanya menjawab.
"Ibu sudah tiada, dan untuk ayah tolong kamu jangan pertanyakan, anggap saja kita tidak memiliki ayah sama sekali!"
Fero beruntung punya adik yang memiliki hati cukup kuat, mungkin kebanyakan anak akan menjadi liar ketika harus menerima takdir yang tidak beruntung seperti itu, Tapi bukan berarti Yuni tidak merasa kecewa, kesal , sakit hati, dia selalu merasa seperti itu namun hanya tidak memperlihatkannya kepada kakaknya.
Kasus keluarga Mereka bukan sekedar Broken home tapi lebih sadis dan jarang terjadi di keluarga lain.
Proses pendewasaan Yuni bukan karena kesadaran namun melainkan karena keadaan, dia dipaksa untuk tumbuh dewasa lebih cepat dari kebanyakan orang.
Yuni selalu merasa kesepian ketika sendirian dirumah, Yuni tidak memiliki kerabat, tidak memiliki cukup banyak teman, tidak memiliki kehidupan layaknya seorang anak remaja.
Apalagi saat di sekolah Yuni selalu merasa seperti yang paling tidak beruntung, teman-temannya selalu membicarakan hal-hal baru di media sosial, dan Yuni hanya bisa mendengarkannya saja.
Ketika teman-temannya sibuk foto-foto selfie dia hanya bengong dan memperhatikannya, pernah sewaktu-waktu Yuni ikut-ikutan foto bersama salah satu temannya, namun temannya malah berkata.
"Beli handphone dong yun, masa numpang terus, awas aku mau sendirian!" Ucap temannya.
Mendengar perkataan itu Yuni sangat sedih dan ingin mengadu kepada kakaknya untuk di belikan hp, di sepanjang jalan Yuni menangis meratapi nasibnya yang begitu sial.
Saat hendak sekali mengadu kepada kakaknya, Yuni melihat fero sedang memegang kepalanya seakan-akan sedang pusing dan Yuni mendengar kakaknya berkata.
"Ahhhhhhhhh, kemana lagi harus cari duit!" Teriak Fero.
Sontak karena mendengar hal itu Yuni mengurungkan niatnya untuk mengadu kepada kakaknya, dan Yuni mengerti bahwa kakaknya belum mampu membelikannya handphone.
Sungguh Yuni memiliki hati hati yang baik.
Itulah alasan lengkap dari tangisan bahagia Yuni saat dibelikan Handphone oleh Fey.
Dan sekarang saat kesekolah Yuni selalu menyimpannya hp nya di saku baju agar terlihat kamera yang begitu bagus nan dashyat tanpa efek kamera.
Dan logo Hp yang begitu terkenal dengan harganya yang tidak manusiawi.
Yuni sekarang merasa sangat percaya diri, sekarang malah banyak teman-temannya yang meminjam hp Yuni untuk sekedar berfoto, di sekolahnya sekarang Yuni adalah salah satu pemilik handphone yang gahar.
Mungkin bisa di katakan Yuni sedang balas dendam, namun itu adalah hal yang wajar mengingat begitu banyak hatinya menerima kepahitan, dan merasa bahwa dirinya sangat rendah, namun sekarang Yuni bisa membanggakan dirinya sendiri.
Karena Yuni memiliki paras yang cantik dan memiliki hp baru, dia berpikir untuk berjualan online, seperti alat kecantikan dan baju, Yuni mulai ingin memiliki penghasilan sendiri dari jerih payahnya.
Namun dia harus bisa meyakinkan kakaknya karena beberpa tahun lalu sempat dilarang untuk ikut mencari uang.
Sepulang sekolah Yuni memantapkan niatnya.
"Akuuuuuu pulaaanggg!" Teriak Yuni.
Ternyata Fero sedang mengemil membuat ramuan khusus yaitu bawang putih dan jahe di satukan.
Entah memikirkannya saja sudah mual.
"Ehh udah pulang!" Jawab Fero sambil mengulek ramuannya.
"Ngapain sih kak bikin gituan?" Tanya Yuni.
"Biar awet muda!"
"Ohhhh begitu!" Yuni percaya saja dengan perkataan Fero.
Yuni mendekati Fero dan mencoba merayunya.
"Kakkkakkkkk!" Ucap Yuni dengan pelan.
"Apaan?" Tanya Fero merasa ada yang ganjal.
"Kak, aku mau jualan online ada uanng gak buat modal?" Tanya Yuni dengan tersenyum merayu kakanya.
"Ngapain jualan mending fokus belajar aja!" Jawan Fero dengan wajah ketus.
"Jualan alat kecantikan sama baju kok ka, gak akan ngeganggu belajar, beneran deh aku pengen punya uang sendiri!" Ucap Yuni meyakinkan kakaknya.
Saat mendengar jualan online Fero malah teringat Notif 11.11 promo.
Fero mulai menganggap serius keinginan adiknya ini, karena selama ini Fero menganggap adiknya selalu masih kecil padahal sudah berumur 14 tahun.
"Baiklahhh, tapi kalau sampai nilaimu turun kakak bakalan marah!" Jawab Fero.
"Maakaasihhh kakakku yang super baikkkk!" Yuni senang mendengar izin dari kakaknya.
"Berapa emang modalnya?" Tanya Fero dengan cemas.
"500rbb aja kak!" Jawab Yuni.
Fero menepuk kepalanya, dia tau bahwa 500rb adalah harga satu kali servicenya yang di berikan konsumen.
"Yasudah nanti kakak cari dulu ya, nanti kakak kasih!" Jawab Fero menjanjikan padahal dia sedang kebingungan karena kemarin batal mendapat cuan.