BAB 15

1014 Words
Fero kebingungan karena seharian ini belum mendapatkan orderan, apalagi dia sudah berjanji kepada Yuni akan memberikan modal untuknya usaha. "Tenang lah masih sore, malem pasti ada!" Fero meyakinkan dirinya sendiri. Tak lama kemudian terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah Fero. Fero pun keluar melihat siapa yang datang. Yuni pun mengikuti Fero. Dan Ternyata yang datang itu adalah Fey. Fey pun keluar dari mobil membawa bingkisan yang sepertinya adalah makanan. Yuni Langsung berlari menghampiri Fey, "Kaakkkkkkk feyyy!" Yuni langsung memeluk Fey. "Eh Yuni gimana kabarnya?" Ucap Fey sambil mengusap kepala Yuni. "Baikk kak!" Ucap Yuni sambil terus memeluk Fey. "Nih kakak bawain makanan!" Fey menyodorkan bingkisan makanan itu ke Yuni. "Waaaaaahh!, makasih kak Fey!" Mata Yuni berbinar lalu mengambil bingkisan itu. Fey dan Yuni pun berjalan masuk ke rumah, Fero hanya menunggu di depan pintu sambil senyum-senyum sendiri. "Sengaja kak kesini?" Tanya Fero. "Iyah pengen mampir liat Yuni!" Jawab Fey. "Tapi engga ada sajian apa-apa kak di dalem!" Jawab Fero dengan lemas. "Ini aku bawa!, kita makan bareng-bareng aja, kamu udah makan apa belum?" Tanya Fey. "Belum sih kak!" Fero menggaruk-garuk kepala Sambil tersenyum. Mereka pun masuk dan bersiap untuk menyantap makanan yang di bawa Fey. "Kakk kalau aku jualan kosmetik kaya gini laku gak ka?" Yuni bertanya kepada Fey sambil menyodorkan foto kosmetiknya, "Wahhh bagus itu!, kamu mau jualan?" Tanya fey. "Iya kak!" "jualan online gitu ya?, kamu masih smp kan?" Tanya Fey serius menanggapi perkataan Yuni. "Iya kak online shop gitu, iya kak masih smp!" Jawab Yuni . "Eummm.. kalau kata aku rata2 anak SMP kan gak boleh pake kosmetik, mendingan Yuni jualannya kaya produk skin care, pencuci muka, masker wajah, buat dijual ke temen-temen kamu kan?" Ucap Fey memberi masukan kepada Yuni. "Ohh begitu ya kak, jadi bagusnya mending jualan itu?" Tanya Yuni dengan penasaran. "Iya bagusnya begitu sih kalo menurut kakak!" Jawab Fey sambil tersenyum. Fero tahu bahwa adalah seorang pembisnis dia tahu bagaimana cara melihat pasar, jadi dia biarkan Fey mengajari Yuni bagaimana cara usaha berjualan. Fey lalu mengajarkan cara berjualan produk perempuan kepada Yuni mulai dari pembelian stock, lalu cara manage uangnya dengan sederhana, promosi produknya, sampai ke sistem transaksinya. Penjelasan Fey mudah di serap oleh Yuni, karena bahasa yang digunakan Fey disesuaikan, dan di sehederhanakan. Yuni begitu fokus memperhatikan Fey dia benar-benar serius ingin belajar bagaimana cara usaha. "Kak, kok kakak bisa ngerti banget soal usaha?" Tanya Yuni dengan kagum. "Kakak juga jualan soalnya yun!" Jawab Fey. "Ohhh begitu emangnya kakak jualan apa?" Tanya kembali Yuni. "Kakak jualan perhiasan yun!" Jawab Fey tersenyum. "Ohhh pantesan kakak banyak uangnya!, ih aku pengen kaya kakak!" Mata Yuni berbinar terkagum-kagum dengan Fey. Yuni tidak tahu masa lalu Fey yang begitu suram, Fey yang sekarang adalah hasil tempaan dimaasa lalu, hantaman demi hantaman Fey terima hingga mennjadi bentuk yang sempurna. "Iya kakak doain Yuni secepatnya sukses yah!" Ucap Fey sambil mengusap Yuni. Mereka berdua sedang mengobrol namun Fero malah tertidur pulas. Fey memesan produk untuk di jual oleh Yuni, Fey punya kenalan seorang agen produk kecantikan sehingga harga yang di dapat bisa lebih murah. "Nah kakak udah pesankan yah!, 2-4 hari sepertinya sampai kesini, alamatnya sudah kakak cantumkan disini!" Ucap Fey. "Hahhhh?, Yuni belum ada modal kak!, Kak Fero belum ngasih uangnya!" Yuni terkejut dan cemas mendengar perkataan Fey. "Udah di bayar dulu sama kakak! anggap aja ini bentuk dukungan dari kakak biar kamu lebih semangat lagi!, cuma sampai sini saja kakak bakal bantuin, biar Yuni bisa serius dan berkembang sendiri yah!" Fey kembali mengusap kepala Yuni. Yuni terharu dengan kebaikan Fey, padahal Yuni baru saja mengenalnya, namun sikapnya Fey kepada Yuni seakan-akan seperti kepada adiknya sendiri, Selama ini Yuni merindukan kasih sayang dari keluarga, dan hadirnya Fey melengkapi itu. "Kakk kenapa baik banget sama Yuni!" Tanya Yuni sambil memeluk Fey. "Itu rahasia!, nanti kakak jawab kalo Yuni udah sukses berjualan yah!" Jawab Fey sambil tersenyum. Fero masih tertidur lelap, entah karena apa dia tertidur, mungkin karena tidak ikut mengobrol dengan mereka berdua. "Heyyyy, bangun-bangun!" Fey membangunkan Fero. "Eeeeeeuuu, ehhhh kak maap aku ketiduran!" Fero mengucek-ngucek matanya. "Cepatlah mandi, aku ingin bertempur malam ini!" Ucap Fey dengan pelan kepada Fero. Fero matanya langsung melotot, dia sangat semangat jika harus bertempur dengan Fey, karena dia adalah lawan yang tangguh bagi Fero. "Okeee kak!, aku mandi dulu!" Fey berlari pergi menuju kamar mandi. "Hihihihihi!" Fey tertawa melihat tingkah Fero. Singkat cerita Fero pun selesai membersihkan diri dan sudah siap untuk pergi bersama Fey. Saat mereka sudah di depan pintu, Yuni keluar dan bertanya. "Kakk pada mau kemana? aku boleh ikut?" Tanya Yuni. Fero dan Fey saling bertatapan ketika ditanya seperti itu oleh Yuni. "Kita mau pergi membicarakan bisnis, kamu tunggu saja dulu di rumah yah Yun!" Ucap Fero dengan tersenyum. "Ohh begitu baiklah!" Ucap Yuni balas senyuman kakaknya. Fey pun melambaikan tangan kepada Yuni, begitupun sebaliknya, Mereka berdua pun pergi dan Yuni baru menunjukan ekspresi yang sesungguhnya, dia kesal karena tidak diajak oleh mereka berdua. Yuni tidak tahu bahwa mereka berdua akan bertempur, dan hal itu tidak boleh di ketahui oleh yuni, dan mereka tidak bisa mengajak Yuni. Mereka berdua pun menuju hotel diamond yang ada di ujung kota, seperti biasa medan tempur itu sangatlah cocok untuk menjaga rahasia. "Besok aku akan pergi keluar kota untuk mengurusi bisnis ku!" Ucap Fey sambil menyetir. "Memangnya ada apa kak kenapa harus keluar kota?" Tanya Fero. "Aku akan membuka cabang baru di kota itu!," Ucap Fey. "Oh begitu rupanya, jadi sekarang bertempur biar nanti gak rindu ya!" Ucap Fero sambil tersenyum meledek. "Hhmmmmmm..., aku tak mau sampai harus kepikiran dengan barang jumbo milikmu,hihihi!" Jawab Fey sambil menutupi tawanya. "Baiklah akan aku cukupkan servicenya sampai 1 minggu kedepan!" Jawab Fero. Mereka pun sampai di medan tempur, dan Fey langsung memesan kamar, tak sengaja Fero melihat kartu nama Fey, ternyata nama panjang Fey adalah Febita Yanuar. "Ohhhh itu toh nama panjang kak Fey!, bagus juga!" Ucap Fero dalam hatinya. Fey pun selesai memesan kamar, mereka berdua pun menuju medan tempur dengan nomor kamar 154 berada di lantai 3. Fero terus berimajinasi berusaha membangkitkan gairahnya, sesekali Fero melihat bagian belakang Fey yang aduhai tiada tara untuk membangkitkan hasratnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD