bc

Bukan Cinta Pengganti

book_age18+
1.7K
FOLLOW
9.5K
READ
love-triangle
CEO
drama
sweet
bxg
city
office/work place
assistant
like
intro-logo
Blurb

WARNING :

Mengandung adegan untuk usia 18 tahun ke atas.

Harap bijak dalam memilih bacaan.

__________

“Apa yang membuatku harus memilihmu sebagai penggantinya? Tak ada hal dari dirimu yang mengharuskanku menerimamu sebagai penggantinya. Dia tidak bisa digantikan oleh siapapun, apalagi dirimu.”

- Kenan Adhitama –

“Jangan jadikan aku penggantinya. Aku bukanlah wanita yang kau bilang pengganti dirinya. Aku adalah aku. Wanita yang sepenuhnya menaruh hati padamu dan berharap nantinya kamu berbaik hati memlilihku sebagai pedamping hidupmu.”

- Nayara Saraswati –

Kenan Adhitama, lelaki matang berusia 40 tahun, yang kini meneruskan perusahaan milik keluarganya. Kenan memiliki seorang sekretaris bernama Nayara Saraswati yang belum bisa diandalkan. Kerjanya lambat. Selalu ada kesalahan dari semua pekerjaan yang diberikan oleh Kenan. Membuat Kenan selalu memarahinya setiap hari.

Sosok Nayara sekilas sangat mirip dengan wanita yang mengisi hati Kenan sampai saat ini. Tetapi nyatanya sifat mereka berdua sangatlah bertolak belakang. Sayangnya juga, wanita itu sudah memiliki suami dan juga sudah memiliki dua orang anak. Kenan tidak bisa mengubur rasa cintanya itu walau dia sudah berusaha menemukan wanita lain untuknya. Bagi Kenan, tak ada satu pun yang bisa menggantikan sosok wanita tersebut di hati Kenan. Tidak satu pun.

Nayara akan maju dan berusaha menjadi lebih baik daripada wanita yang pernah mengisi hati Kenan. Nayara tidak ingin menjadi pengganti. Justru dia hadir untuk memberikan cinta yang baru pada Kenan. Bukan sebagai pengganti cinta masa lalunya.

Mampukah Nayara menyelinap masuk sebagai cinta yang baru bagi Kenan?

chap-preview
Free preview
Bagian 1 - Godaan Kopi Bercampur Vanilla
Kedua tangan Naya memegang setumpuk dokumen yang harus diperiksanya dalam waktu dingkat. Sesekali Naya membenarkan posisi duduknya. Matanya melihat ke lembaran dokumen di tangannya, namun otaknya tidak bisa fokus. Beberapa kali dia menelan ludah, membolak-balik lembaran dokumen, mengecek setiap kata yang tercetak disana. Tampak sangat jelas dia sedang sangat gugup. Di dalam hatinya dia merapal “Tenaanngg.. Tenaanngg Nayaa.. Jangan panik, jangan grogi..”. Perempuan mana yang tidak akan merasa gugup jika duduk bersebelahan dengan lelaki tampan seperti Kenan di kursi belakang mobil mewah Kenan. Di usianya yang tidak bisa dibilang muda lagi, pesona Kenan malah semakin memancar. Membuat Naya gugup setengah mati karena harus duduk disebelahnya. Tahu akan seperti ini sebaiknya tdai dia memilih kursi di depan saja, di sebelah supir. Ditambah harum parfum Kenan yang terendus ke hidung Naya. Harum kopi bercampur dengan vanilla. Lembut namun sensual. Naya semakin dibuat tidak bisa fokus sampai sesekali dia harus menutup hidungnya berusaha menghilangkan harum parum Kenan. “Kenapa? Saya bau ya?” tanya Kenan tiba-tiba yang membuat Naya jadi salah tingkah dan kikuk menjawabnya. “Eh, bukan Pak! A-anu, i-itu.. pafum Pak Kenan.” “Parfum saya? Kenapa dengan parfum saya?” “Parfum Pak Kenan… enak harumnya!” jawab Naya sambil menyengir seperti kuda. “Kalau memang enak harumnya, kenapa kamu terus-terusan menutup hidung kamu?” tanya Kenan dengan nada menyudutkan. “Itu karena.. Hmm karena..” “Karena apa?” “Karena jadi bikin saya gak fokus, Pak.” Jawab Naya sembari menutup wajahnya dengan dokumen yang dipegangnya. Kenan tersenyum simpul. Sifat lugu Naya yang seperti ini yang selalu mengingatkannya pada wanita itu. Wanita yang namanya sampai sekarang masih bertengger di sudut-sudut hati Kenan. “Tapi kamu suka kan harumnya?” Kenan menolehkan kepalanya dan menatap Naya dengan usil. “Su-suka sih..” “Bagus kalau begitu, saya gak akan ganti parfum kalau kamu suka. Sudah lebih dari 10 tahun saya pakai parfum yang harumnya seperti ini.” tukas Kenan. “Memangnya Pak Kenan gak mau coba cari harum yang lain gitu? Harum bunga-bunga atau yang manis kayak marshmallow gitu?” Dinaikan alis kirinya lalu Kenan sedikit memiringkan wajahnya. Kenan sedikit memajukan wajahnya agar bisa melihat wajah Naya lebih jelas. Tubuh Naya menegang melihat wajah bosnya yang memberikan tatapan tak biasa seperti itu padanya. “Please.. Jangan dekat-dekat..” gumamnya dalam hati. “Naya, kamu kira saya perempuan atau lelaki jejadian? Masa saya pakai parfum yang harumnya seperti perempuan begitu sih!” seru Kenan. “Eh, maaf Pak! Saya kan cuma mau kasih pendapat aja. Siapa tahu Pak Kenan juga suka harum yang manis seperti itu!” Kenan menggelangkan kepalanya lalu menjauh dari Naya. Kini disandarkan punggungnya di kursi, pandangannya dilempar ke luar jendela. Jalanan Jakarta sedang sedikit macet saat itu. Di samping mobil Kenan tampak sebuah motor matic yang dikendarai oleh seorang ibu-ibu tanpa mementingkan keselamatan berkendara. Tidak menggunakan helm, memakai daster, sandal jepit, membawa banyak kantung belanjaan berisi sayuran dan lainnya yang disangkutkan di motornya itu. “Naya, kamu jangan jadi seperti ibu di luar sana ya!” seru Kenan. Dagunya menunjuk ibu-ibu yang dimaksud di luar sana. “Yang mana, Pak? Yang pakai daster terus bawa belanjaan banyak itu?” tanya Naya memastikan. “Iya, kalau kamu sudah menikah nanti jangan seperti itu ya! Boleh saja seorang wanita mengendarai motor, tetapi tetap harus mementingkan keselamatan berkendara. Pakai helm dan jangan pakai daster. Bukannya akan terasa tidak nyaman saat kamu memakai daster seperti itu kalau naik motor?” “Iya sih, Pak!” “Tetapi kalau saya nikahnya sama Pak Kenan kira-kira masih naik motor gitu gak ya kalau ke pasar? Pasti diantar supir naik mobil kan ya? Atau jangan-jangan malah disuruh naik angkot lagi?” sambung Naya dalam hatinya. Setelah merayap perlahan, kini mobil yang mengantarkan Kenan dan Naya tiba di sebuah gedung tinggi yang diperkirakan lantainya mencapai belasan. Naya tergesa merapihkan semua dokumen yang diperiksanya tadi saat di perjalanan. Sedangkan Kenan langsung keluar begitu supir membukakan pintu untuknya. “Naya, jangan lambat! Rayyan sudah menunggu saya di atas!” seru Kenan. “Iya, Pak! Ini sudah rapih kok! Yuk, kita ketemu sama klien Pak Kenan!” jawab Naya sembari melangkah keluar dari mobil. “Dengar ya, Naya. Rayyan ini bukan klien sembarangan. Dia juga sahabat baik saya, jadi saya tahu banget gimana sifat dia. Galak, dan tidak ada ampun. Jadi saya gak mau kamu melakukan kesalahan di depannya. Bisa dimakan hidup-hidup kamu sama Rayyan.” Kenan menakut-nakuti Naya. Ini akan jadi pertemuan Naya dengan Rayyan selama dia bekerja sebagai sekretaris Kenan. Otak Naya langsung membayangkan bagaimana menakutkannya lelaki yang bernama Rayyan itu. Galak dan tidak ada ampun? Nyali Naya langsung menciut saat langkah kaki mereka berhenti di depan lift. Pintu lift terbuka dengan cepat. Kenan dan Naya langsung masuk ke dalam lift tanpa ada orang lain yang ikut masuk. Hanya mereka berdua di dalam ruangan sempit itu. Kenan menekan tombol lantai 16. Berduaan saja dengan Kenan membuat jantung Naya berdebar dengan cepat. Semoga Kenan tidak mendengar debaran jantung Naya. Perasaannya bercampur aduk. Dia berdebar tetapi sekaligus tegang untuk bertemu dengan Rayyan. Naya menyadari kinerjanya masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dia menjadi sangat tegang, takut, gugup untuk bertatap muka dengan sahabat bosnya itu. Lift yang mereka naiki sudah tiba di lantai 16. Pintu lift pun otomatis terbuka, mempersilahkan orang di dalamnya untuk keluar. “Ayo Naya. Kita masuk ke dalam.” Kenan memimpin Naya berjalan di depan. Seorang pria membungkukan tubuhnya menyambut kedatangan Kenan dan Naya. Bisa dipastikan lelaki itu bukanlah yang bernama Rayyan. Tidak mungkin orang yang katanya sahabat harus membungkuk hormat seperti itu. Lelaki itu mengantarkan Kenan dan Naya ke sebuah ruangan yang ada di lantai 16 tersebut. Saat pintu ruangan terbuka, Naya langsung melihat sosok seorang lelaki tampan, yang tidak kalah dengan Kenan, mengerlingkan matanya ke arah mereka. “Oh, lo udah datang Ken?!” sapa Rayyan yang kemudian bangkit dari kursi dan berjalan menghampiri Kenan. “Iya, Ray! Gimana kabar lo?” Kenan mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Rayyan. Kedua lelaki tersebut berjabat tangan dan saling berpelukan cepat ala lelaki. “Gue baik kok, Ken! Lo sendiri gimana?” “Gue juga baik! Kyara dan anak-anak lo juga baik kan?” tanya Kenan. Kyara? Nama itu terasa tidak asing di telinga Naya. Dia mendengar nama itu pertama kali saat interview kerja di perusahaan Kenan. Saat itu Kenan salah mendengar nama Naya menjadi Kyara. Lalu Kenan juga sering membandingkan kinerja Naya yang tidak sebagus Kyara. Apa Kyara yang ditanyakan Kenan tadi dengan Kyara mantan sekretarisnya Kenan adalah orang yang sama? Sayangnya Naya belum mengetahui siapa itu Kyara. Dia selalu berpikir jika Kyara adalah mantan sekretaris Kenan. Padahal Kyara adalah cinta masa lalu Kenan yang kini menjadi istri Rayyan, sahabatnya. “Kyara baik juga, Ken! Lo ditanyain terus sama Ilona, katanya kenapa lo jadi jarang main ke rumah.” “Sorry, Ray. Nanti deh kalau emang udah agak senggang gue mampir ke rumah!” Mata Rayyan kemudian melirik ke arah Naya. Diperhatikannya Naya dari ujung rambut hingga ujung kakinya dengan tatapan mata yang tajam. Naya jadi merasa canggung dan menundukan kepalanya. Seakan ada aura hitam yang menyeruak dari tatapan mata Rayyan. Menakutkan. “Sekretaris lo?” tanya Rayyan pada Kenan. “Oh, iya. Kenalin, dia Naya, sekretaris gue.” Kenan memperkenalkan Naya pada Rayyan. “Jadi sekarang lo udah punya sekretaris. Kerjaan lo udah makin banyak ya, Ken?” “Iya, bokap nyokap udah ngurusin perusahaan di Singapore aja dan gak mau turun tangan bantuin gue disini. Jadi yaa mau gak mau gue harus dibantu sekretaris sekarang.” jawab Kenan. “Kalau begitu, sekarang kita duduk dan bahas masalah kerjaan dulu! Gue juga buru-buru, soalnya Kyara minta dijemput.” Rayyan melangkahkan kakinya dan mempersilahkan dua orang tamunya itu duduk di sofa yang tersedia di sana. “Kyara? Emang dia dimana sekarang?” tanya Kenan sembari meletakan bokongnya di sofa. Naya mengikutinya dan dengan santainya duduk di samping Kenan. “Dia di rumah orang tuanya, Ilona dan Nevan lagi sama nyokap gue diajak belanja mainan.” Dari jawaban Rayyan tadi, Naya bisa menyimpulkan jika Ilona dan Nevan adalah anak dari Rayyan dan Kyara. Tetapi Kyara ini apakah mantan sekretarisnya Kenan? Masih saja pertanyaan itu mengganggu pikiran Naya. “Ngomong-ngomong, kenapa harum kopi bercampur Vanila ini terasa semakin menyengat ya?” gumam Naya di dalam hatinya. Hidungnya mengendus arum parfum itu, mengikuti harumnya sampai hidungnya tepat berada di bahu Kenan. Kenan menolehkan kepalanya dan membuat jarak antara wajah mereka sangat dekat. Hanya tinggal beberapa inchi lagi bibir mereka akan bersentuhan. “Kamu ngapain?” tanya Kenan ketus. Sontak Naya menarik mundur tubuhnya agar menjauh dari Kenan. Pfftt.. Rayyan menutup mulutnya menahan tawanya agar tidak keluar. “A-anu Pak.. I-itu..” Naya terbata. “Harum parfum saya?” “I-iya, iya! Parfum Pak Kenan tiba-tiba nyengat banget!” Naya membenarkan. Kenan melirik pada Rayyan dan melihat sahabatnya itu memalingkan wajahnya dengan raut yang sudah tidah tahan menahan tawa. “Lebih baik kamu turun ke bawah saja! Tunggu di dalam mobil bareng supir!” titah Kenan. “Ba-baik, Pak!” sahut Naya. Naya kemudian berdiri, membungkukan tubuhnya lalu melangkah keluar dari ruangan Rayyan. Setelah Naya sudah tidak ada lagi di dalam ruangan tersebut, tawa Rayyan pecah seketika. “Hahahaha! Sekretaris lo emang beda dari yang lain, Ken!” serunya. “Gue udah salah nerima dia, hanya karena dia ngingetin gue sama seseorang.” Ungkap Kenan. “Seseorang? Siapa?” Rayyan penasaran. Kenan tak mungkin memberitahu Rayyan jika Naya mengingatkannya dengan Kyara. Kenan sudah berjanji pada Rayyan dan juga Kyara untuk mulai membuka hatinya dan melupakan apa yang sudah pernah terjadi di antara mereka bertiga. Tersungging senyum simpul di wajah tampan yang dihiasi oleh brewok tipis. “Ada deh seseorang! Artis Jepang misalnya!” “Artis Jepang? Ngaco lo Ken!” Rayyan terkekeh. Entah Rayyan menaruh curiga paka Kenan atau tidak, tetapi yang pasti kini Kenan sedikit dibuat malu oleh tingkah Naya di hadapan Rayyan. Sampai-sampai Rayyan menertawainya. Kenan berpikir akan memecat Naya jika memang kinerjanya tidak berkembang dan masih saja bertingkah aneh. Tetapi, nantinya Naya akan membuat Kenan menjadi jatuh cinta. Kehadiran Naya akan mulai menggeser posisi Kyara di hatinya. Namun, akankah Naya menjadi pengganti Kyara di hati Kenan?   ____________________   Haloo pada pembaca tercinta ^^ Sesuai janji, ini aku buat cerita untuk Kenan. Yang belum tahu siapa Kenan kalian bisa baca dulu ceritaku yang berjudul “Happiness” selagi menunggu update selanjutnya.. Jangan lupa tap love cerita ini biar masuk ke pustaka kalian. Tulis juga komentar kalian di kolom komentar yaa.. Terima kasih ^^

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook