Chapter 62 : Unik II

1285 Words
Akhirnya, setelah berjalan cukup lama hingga mencapai pinggiran desa bagian lain, pria berjubah menyuruh Kenzie dan Zill menunggu. Pria itu segera masuk ke dalam sebuah tenda yang berukuran besar, sedangkan Kenzie dan Zill diam, menuruti perintah dari si pria. Selagi menunggu si pria kembali, Kenzie lantas mengamati sekitar. Selain tenda besar yang dimasuki oleh pria tadi, Kenzie melihat beberapa tenda lain yang jauh lebih kecil, di sekitar tenda besar tersebut. Sementara itu, di belakang mereka terlihat pemukiman warga, dan daerah di mana mereka berdiri sekarang hanyalah sebuah daerah kosong, tidak ada yang istimewa sedikit pun. Melihat matahari sudah hampir terbenam, terlihat pria dan siluman berjubah menyalakan obor yang berderet di perbatasan desa dan hutan. Kini, cahaya yang menjadi penerang pun bertambah. Tidak seredup sebelumnya tentu saja. Tak lama berselang, pria yang tadi pergi meninggalkan Kenzie dan Zill, segera kembali dan berkata pada Kenzie, “Anak muda, ketua Arial dan ketua Gale mau bertemu dengan kalian. Masuklah ke tenda besar itu, di sana mereka akan bertemu langsung dengan mereka ....” Kenzie menganggukkan kepala. “Baik. Terima kasih.” Ia lantas memalingkan pandangan ke belakang, di mana Zill berdiri. “Ayo, Zill, kita masuk ke sana dan melihat langsung ketua mereka ini.” Zill menganggukkan kepala, berjalan mengikuti Kenzie tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Remaja ini tidak ragu dengan apa yang Kenzie putuskan. Jadi, dia tetap merasa aman selama bersama Kenzie. Setelah meminta izin dan memperkenalkan diri pada dua penjaga yang berdiri di depan tenda, Kenzie dan Zill pun dipersilahkan masuk ke dalam. Tanpa Kenzie duga, ternyata dalam tenda ini lebih luas dari dugaannya. Di ujung tenda, terlihat dua buah kursi yang masing-masing diduduki oleh seorang pria berjubah dan siluman berjubah. Kenzie yakin kalau mereka adalah ketua desa ini, seperti yang dikatakan oleh pria berjubah yang mengantarnya ke sini tadi. Kenzie dan Zill lantas menundukkan kepala mereka, memberikan sedikit hormat pada mereka yang duduk di atas kursi di ujung sana. Selama menundukkan kepala, Kenzie juga tidak menurunkan kewaspadaannya, berjaga-jaga bila nanti diberikan kejutan yang merepotkan. “Jadi kalian berdua adalah orang yang diberitahukan oleh Sota,” ucap siluman berjubah, tenang. “Itu benar, Tuan. Kami adalah yang dimaksud ...,” jawab Kenzie, kendati ia tak tahu siapa nama orang yang tadi mengantarnya, ia tetap menjawab dengan yakin kalau mereka adalah orangnya. “Namaku Kenzie, dan dia adalah Zill.” “Menarik. Sepertinya keseimbangan akan segera terjadi lagi ....” Kali ini siluman berjubah melirik pria berjubah di sebelahnya. “Kalian berdua, angkat kepala kalian,” kata pria berjubah yang langsung dituruti oleh Kenzie dan Zill. “Apa tujuan kalian datang kemari?” “Kami hanya kebetulan menemukan desa ini dan berniat untuk menginap di sini selama satu hari. Apakah boleh, Tuan?” Kenzie menjawab sambil melontarkan sebuah pertanyaan. Pria berjubah lantas turun dari kursinya, berjalan perlahan mendekati Kenzie dan Zill. “Tidak perlu terlalu formal. Namaku Gale, dan siluman di sana itu bernama Arial.” Dia pun berhenti dua langkah di hadapan Kenzie. “Kalian bisa tinggal di sini untuk satu malam, hanya saja, aku merasakan sesuatu yang berbeda pada kalian. Mungkinkah kalian memiliki sebuah rahasia?” Kenzie kemudian melirik Zill, tetapi Zill hanya diam, tidak memiliki niat untuk berbicara sekarang. Tentu Kenzie tak mengerti mengapa Zill seperti ini, tetapi yang jelas, Kenzie tahu kalau Zill pasti memiliki alasan mengapa terus menutup mulut, tak mau memberikan pendapat atau apa pun. Mencoba memahami apa arti dari tindakan Zill, Kenzie lantas menjawab dengan hati-hati, sebab ia tidak dapat percaya begitu saja pada orang yang baru ia kenal. “Aku tidak tahu bagaimana kau bisa mengira kalau kami memang memiliki suatu rahasia. Tapi, satu hal yang jelas adalah, kami memang sedikit istimewa daripada orang yang biasanya ....” “Itu artinya kalian berdua juga bisa menggunakan ‘Mana’, ya? Aku sudah menduganya sih. Tapi, sayangnya aku juga bisa menggunakan ‘Mana’, jadi kau tidak dapat menyembunyikannya dariku ....” Si siluman—Arial—mendadak ikut turun dari kursinya, berdiri di sebelah Gale. Dia kemudian melirik Gale dan berkata, “Mereka hanya dapat tinggal di sini selama satu malam. Tidak lebih dari itu. Ini demi menjaga keseimbangan kita.” Gale lantas melirik Arial kala Arial berbalik, hendak duduk kembali di kursinya. “Yeah, memang benar apa yang kau katakan, tapi apa kau tidak dapat memberikan mereka waktu untuk beristirahat di sini lebih lama?” “Tidak ada tawar-menawar lagi. Itu sudah keputusan akhir. Jangan berpura-pura tidak tahu apa pun, Gale ....” Mendengar percakapan itu, Kenzie segera memotong supaya tidak terjadi perdebatan, “Kami hanya perlu istirahat di sini selama satu malam. Besok pagi kami akan segera pergi, sebab kami juga memiliki urusan lain. Kami sangat berterimakasih karena sudah diperkenankan menginap di sini ....” Mendengar itu, Gale tak melanjutkan tawar-menawarnya dengan Arial, langsung memalingkan pandangan pada Kenzie dan Zill lagi. “Sepertinya kau adalah orang yang baik dan sibuk.” Dia diam sejenak. “Dan karena kau juga sudah memutuskan, maka aku menghormati keputusan itu.” “Terima kasih, Tuan Gale ...,” Kenzie berterimakasih dengan sopan sambil menundukkan sedikit tubuhnya. Gale lantas berbalik, menatap ke arah Arial. “Arial, aku memiliki sesuatu yang ingin kukatakan pada mereka, bisakah kami berbicara sebentar, takkan lama, hanya kami bertiga?” Memerhatikan Gale sejenak, Arial pun menjawab, “Baiklah, aku tidak akan mengganggu kalian. Silakan cari tempat untuk berbicara. Aku akan memastikan tidak ada yang menganggu atau pun menguping pembicaraan kalian itu.” “Tidak perlu repot.” Gale kembali berbalik ke arah Kenzie. “Namamu Kenzie, kan, Nak?” Kenzie mengangguk pelan. “Itu benar, Tuan Gale ....” “Kalian berdua, ikutlah denganku sebentar, ada sesuatu yang ingin aku katakan pada kalian, cukup penting.” Melirik Zill sejenak, Kenzie pun memberikan jawaban, “Tidak masalah. Di mana kita akan berbicara?” “Ikutlah denganku ....” Gale lantas berjalan keluar dari tenda. “Baik, Tuan.” Kenzie dan Zill pun segera berjalan tepat di belakang pria berjubah yang tampak sangat begitu santai tersebut. *** Mereka akhirnya tiba di sebuah lapangan berbatu, di dalam hutan lebat ini. Matahari memang sudah terbenam, sehingga tidak ada cahaya yang menyinari. Akan tetapi, untuk mengatasi masalah tersebut, Gale menciptakan sebuah bola api yang melayang-layang di udara sebagai penerang. Gale menghentikan langkah, berbalik dan menatap Kenzie dan Zill secara bergantian. “Aku tahu, kalian adalah orang-orang terpilih yang memiliki pecahan pedang Excalibur, kan?” Kenzie sedikit tersentak mendengar ucapan Gale itu. Mulutnya menjadi kaku ketika mengetahui fakta yang membuatnya sangat terkejut. Di saat seperti ini, Zill membuka mulut, memberikan jawaban, “Sepertinya Anda memang memiliki sedikit pengetahuan tentang itu ....” Kali ini, lagi-lagi Kenzie dibuat terdiam, sebab ia baru tahu kalau Zill juga merupakan pemilik pecahan Pedang Excalibur, dan itu Zill ungkapkan sendiri secara tersirat dari kata-katanya. Kenzie pun langsung melirik ke arah Zill dan Gale secara bergantian, cukup shock mendengar percakapan mereka. “Aku memang memiliki pengetahuan tenang itu, dan bukan hanya sedikit, tetapi cukup banyak. Lagi pula, kemunculan kalian memang sudah kami, kaum manusia harapkan sejak lama.” “Dari jawaban Anda, sepertinya Anda memiliki latar belakang yang sedikit tinggi dari apa yang aku perkirakan ....” “Baiklah, aku tidak akan menutupinya lagi.” Gale menghela napas sejenak. “Aku memang bukan rakyat biasa, melainkan anggota keluarga kerajaan manusia. Itulah mengapa aku bisa mengetahui kalau kalian mempunyai pecahan Pedang Excalibur, hanya dalam sekali lihat. Lalu ingatlah, jangan beritahu ini semua pada siapa pun, termasuk tentang pecahan Pedang Excalibur itu. Jaga rahasia ini hanya di antara kita.” Setelah tenang, akhirnya Kenzie membuka mulut, berkata, “Tampaknya, siluman itu juga mengetahui tentang rahasia kami?” Gale menggelengkan kepala. “Dia tidak tahu apa-apa. Tapi dia tahu kalau kalian memiliki kekuatan besar. Hanya itu, tak lebih.” “Jadi begitu ternyata ....”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD