Chapter 26 : Perburuan V

1185 Words
Setelah waktu yang cukup panjang, Zidan dan Vani akhirnya tiba di tempat di mana kelompok berburu berada. Namun, apa yang mereka lihat sekarang sangatlah mengerikan dan berbeda dari apa yang mereka bayangkan. Para pria yang bergabung dalam kelompok berburu, terbaring lemah di tanah, sekarat, sedangkan di tengah-tengah mereka semua, terdapat siluman yang berdiri dengan santai. Zidan terdiam, memerhatikan para pria yang terbaring, satu per satu. Vani memalingkan pandangan ke arah lain, tak sanggup melihat para pria yang terkapar tanpa daya di tanah ini. Keduanya hanya terdiam, tak sanggup mengatakan apa pun, sebab tak ada kata yang dapat terlontar dari mulut mereka berdua. “Yo! Akhirnya yang dinantikan tiba!” kata siluman itu. “Apakah kau adalah Tuan Zidan? Oh maaf, seharusnya aku memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku adalah Yota. Apakah Anda yang bernama Tuan Zidan?” Zidan lantas menatap tajam ke depan, hendak menatap mata Yota. Sayangnya, Yota segera menutup mata dengan lengan kanannya. Tidak mau peduli, Zidan segera melesat ke depan, hendak menusukkan pedang pendeknya. Akan tetapi, Yota dapat menangkis serangan itu dengan sangat mudah. Zidan tetap tidak menyerah, merendahkan tubuh, lalu meluncurkan tendangan ke depan. Sadar akan serangan lemah tersebut, Yota segera melompat, tetapi sebuah bola api lantas melesat ke arah Yota. Dengan sigap Yota membelah bola api tadi menjadi dua bagian. “Wah, wah, wah. Padahal aku menyambut kalian dengan ramah, tapi kalian malah menyerangku dengan sangat kasar. Apakah kalian tidak pernah belajar tentang tatakrama sebelumnya?” ucap Yota kala mendarat jauh dari Zidan dan Vani yang sedang marah besar. “Maksudku, ayolah, setidaknya jawab pertanyaanku terlebih dahulu sebelum bertarung.” Tidak mau menghiraukan setiap kata yang keluar dari mulut Yota, Vani lantas meluncurkan serangan dengan bola-bola api secara beruntun. Yota pun mau tak mau harus terus menangkis dan menghindari semua serangan tersebut sembari menghindari tatapan dari Zidan juga. Beberapa saat kemudian, serangan pun berakhir. Yota kini berdiri di atas tubuh seorang pria yang terbaring sekarat, dengan raut wajah datar. “Aku sudah mencoba sedikit menghibur kalian, tetapi kalian lebih suka menyerang, maka jangan salahkan aku jika aku bertindak tak sopan juga!” Tanpa rasa ampun sedikit pun, Yota memotong leher pria yang dia injak. Hal tersebut sontak menyulut amarah Zidan. Tanpa ragu sedikit pun, Zidan melesat ke depan, menebaskan pedang pendeknya dari segala arah. Sudah tahu bagaimana cara kerja dari jurus milik Zidan, Yota terus menangkis semua serangan Zidan tanpa mau menatap mata Zidan, bahkan meliriknya sedikit saja Yota tak mau, karena sadar kalau risikonya sangat tinggi. *** Kenzie berdiri dengan tenang sembari memegang erat pedang panjangnya yang sudah berlumuran darah segar itu. Tepat di hadapannya, terlihat jelas Daya yang tadinya angkuh, kini jatuh berlutut di hadapan Kenzie dengan kedua tangan yang sudah terpotong. Tatapan mata Daya kini sangatlah kosong, seperti sudah tak berharap lagi dengan apa yang disebut kehidupan. Sementara itu, masih dengan wajah datar, Kenzie mengarahkan ujung pedangnya ke kepala Daya. Kenzie tahu kalau dirinya sudah menang sekarang, tetapi masih ada hal yang perlu dilakukan sebelum mengakhiri semuanya. “Hei kau, siluman, aku harap kau mau menepati taruhan sebelumnya ...,” kata Kenzie, “Serahkan nyawamu dan nyawa para bawahanmu untukku! Jagalah nama baik dirimu dan kaummu sendiri, siluman ....” Bukannya menurut atau pun merengek kesakitan, Daya malah tersenyum tipis sembari memejamkan mata. “Harga diri? Bagi para siluman, harga diri tidak dicapai dengan menepati janji, melainkan dengan memenangkan pertarungan!” ucap Daya yang langsung membuka matanya dengan lebar. Akan tetapi, tanpa ada rasa simpati sedikit pun, pedang Kenzie melesat cepat memotong tubuh Daya menjadi dua bagian. Tatapan mata pemuda itu kosong, kendati darah membercak ke wajah dan tubuhnya. “Kalau begitu, biarkan aku yang membuatmu menepati janji yang sudah kau buat sebelumnya ....” Melihat apa yang baru saja terjadi, para siluman yang tadinya yakin kalau Daya akan menang, kini hanya dapat diam mematung menyaksikan fakta yang berbanding terbalik dengan ekspektasi mereka. Tidak ada satu pun dari mereka yang dapat percaya akan kenyataan ini, bahkan ada yang sampai memukul tubuhnya sendiri. Namun, kenyataan tetap tidak dapat berubah. Kenzie hanya diam selama beberapa saat, lalu mengambil salah satu dari dua pedang yang tadi digunakan oleh Daya. Pedang yang ia ambil itu sedikit lebih berat dari pedang miliknya, tetapi ia yakin kalau pedang miliknya lebih bagus dari pedang yang baru saja ia pungut ini. Akan tetapi, karena suatu alasan, Kenzie menyimpan kembali pedangnya, lalu menebas-nebaskan pedang yang baru saja dipungutnya tadi, perlahan-lahan. Tak berselang lama, anak panah mulai melesat cepat ke arah Kenzie. Kenzie menarik napas sejenak, kemudian mengembuskannya perlahan dan melesat ke depan. Ia dengan begitu cepat menebas semua anak panah yang datang melesat ke arahnya, tanpa terkecuali. Dengan memanfaatkan seluruh kekuatannya, Kenzie dapat menebas anak panah yang datang terus-menerus itu, walau sedikit kesulitan mengatasi jumlahnya yang banyak. Dalam waktu singkat, kini Kenzie berhasil mendekat ke salah satu siluman, lalu menebas siluman tersebut dengan pedangnya. Siluman lainnya lantas menjaga jarak, lalu menyerang Kenzie dengan lebih agresif lagi. Kenzie yang sudah sangat fokus pada pertarungan, tidak kesulitan lagi menangkis semua serangan yang datang, malah ia perlahan kembali mendekati salah satu siluman. Sedikit berbeda dari sebelumnya, setiap siluman yang didekati oleh Kenzie selalu menghindar sangat jauh ke belakang, kemudian siluman lain menyerang Kenzie jauh lebih cepat lagi, untuk menghambat gerakan Kenzie. Menyadari situasinya yang tidak diuntungkan, Kenzie lantas bergerak secepat kilat, lalu memotong leher salah satu siluman. Agar keamanan Kyra tetap terjaga, Kenzie terus membuat membuat para siluman yang masih hidup, mengalihkan perhatian kepadanya. Namun, Kenzie tak serta merta menunjukkan diri, melainkan bersembunyi di tempat-tempat yang memungkinkan sembari bergerak menjauh dari Kyra, memancing para siluman mengikuti dirinya. Kala semakin jauh dari Kyra, Kenzie sengaja bersembunyi di balik sebatang pohon besar, sembari terus memperkirakan di mana para siluman berada. Serangan anak panah yang tadinya terus membombardir tanpa ampun, kini berhenti, sebab para siluman mendadak kehilangan jejak Kenzie yang sudah bersembunyi dengan tenang. Tak lama kemudian, Kenzie melesat keluar dari persembunyian, langsung menyerang salah satu siluman yang lengah pada sekitar. Sontak saja siluman lain mengerahkan seluruh tenaga untuk menyerang Kenzie menggunakan tembakan anak panah mereka. Sekarang, Kenzie tidak hanya harus menghadapi serangan anak panah biasa, melainkan ada juga anak panah yang dilapisi oleh kobaran api. Hal tersebut langsung memicu Kenzie menjaga jarak, lalu kembali bersembunyi di balik sebongkah batu besar. Akan tetapi, kali ini ia tidak beruntung, sebab ada satu siluman yang menemukan dan langsung menyerang dirinya. Tembakan salah satu anak panah berlapiskan kobaran api, sontak membuat sebongkah batu besar, tempat di mana Kenzie bersembunyi tadi, meledak. Beruntungnya Kenzie dapat segera menghindar dan menyerang balik para siluman satu per satu. Tahu kalau dirinya kalah dalam jumlah, Kenzie sekali lagi bersembunyi di balik sebatang pohon besar. Tidak sama seperti sebelumnya, kini anak panah berlapiskan kobaran api, langsung membombardir hutan, tanpa peduli arah. Dedaunan kering yang bertebaran di tanah pun segera terbakar, hingga membakar tumbuhan-tumbuhan kecil bahkan pohon besar. Salah satu pohon dengan daun rindang juga langsung terbakar akibat satu tembakan anak panah berlapiskan api. Serangan para siluman yang semakin gila ini, membuat Kenzie kesal. Meski kesal, Kenzie juga masih harus berpikir rasional dalam melakukan serangan balasan, makanya kini ia menenangkan pikiran terlebih dahulu sebelum melakukan serangan balasan yang pantas didapatkan oleh para siluman.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD