Bertemu kembali

2077 Words
Flashback Jessica berjalan perlahan menyusuri koridor sekolah yang nampak sepi dari biasanya, hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang dan tersenyum kepada nya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri tidak ada tanda- tanda Clara dan sahabat nya yang lain disana. Di Sma Harapan Mulia dia memang siswi yang cukup dikenal, Dia adalah siswi yang rajin mengikuti kegiatan Osis. Dia adalah seorang bendahara Osis. Ia mulai berjalan terus menuju kamar mandi wanita mungkin teman- teman nya sedang kebelet ,namun ia tak sengaja melihat Alice sahabatnya sedang berlari menuju pintu cafetaria alisnya bertaut melihat kejadian itu. Bukan kah jam istirahat akan segera usai kenapa sahabat nya lari kearah situ ? apalagi dengan muka yang panik dan khawatir. Semakin ia berjalan mendekat semakin ia mendengar sorai- sorai dan jeritan- jeritan para murid. Mereka meneriakan nama- nama yang ia kenal. "Steven Steven" " Vincent Vincet" Ia melihat sahabat- sahabat nya dan siswa- siswi yang lain sedang berkerumun melingkari dua orang yang sedang berkelahi. Satu orang terlihat babar belur, dan yang satu lagi hanya berdarah di ujung bibirnya. Aku terkejut melihat Steven sahabat ku dan Vincent teman di klub sepak bola nya sedang adu jotos. Kenapa mereka berkelahi? "Jess lebih baik kau segera menyeret Steven keluar dari sini" Clara tiba- tiba datang dari dalam kerumunan dan menghampiriku. Aku pun mengangguk lalu segera masuk ke kerumunan, kini aku berada di belakang Stevdn. Aku memegang tangan Steven dan menariknya sekencang mungkin. Steven terlihat kaget melihat ku, aku mengkode dia untuk segera berhenti dan keluar dari sini. "Pengecut heh ?" Vincent mulai memanas- manasi Steven yang akan kembali bersama ku. Steven terlihat marah ia menyentakan tangan ku namun aku cukup kencang memegang nya sehingga tak terlepas. "Sini pukul aku lagi simmmmbbbpp" mulut Vincent segera di bekap oleh Alice, di bantu oleh Clara mereka mulai menyeret Vincent keluar dari kerumunan. "Huuu gak seru !!!" murid yang sedang menonton merasa kecewa karna berkelahian itu di hentikan. Tiba- tiba satu orang siswa masuk dan berteriak "bubar pak Alby datang" serentak semua siswa dan siswi berpencar lalu berlari keluar pintu cafetaria. Aku yang tau akan sifat pak Alby ikut panik dan mulai berlari keluar cafetaria, tak sadar tangan ku kini menggenggam tangan Steven dan menyeretnya berlari bersama ku. Ternyata di luar sudah ada beberapa guru yang memblokir jalan membawa tongkat kayu, tangan ku di tarik kembali okeh Steven dia tersenyum lalu berlari kencang menerobos para Guru yang reflek menghindar takut terkena terjangan. Steven berlari sedikit pelan ia menengok melihat para guru di belakang yang sedang sibuk menangkap siswa lain, dan melihat ku yang tengah berusaha menyamakan langkah dengan nya.Ia mengajakku berlari lewat tangga darurat menuju atap sekolah. End Flashback "Kalian ingat tidak saat Aku dan Steven berkelahi ? Aku sampai di Scors seminggu dan di suruh menyikat kamar mandi lantai satu ewh" Vincent bercerita. "Itu saat kita kelas 2 kan ? Aku sedikit rindu waktu kita SMA, seperti nya waktu itu kita tak ada beban yang kita pikirkan hanya bermain saja" Clara ikut berkomentar. Setiap senin malam aku dan sahabat ku selalu menyempat kan berkumpul di Strawberry Cafe, kebiasaan ini kami mulai sejak masih Sma. "Itu karna kau juga" Ucap suara pria lewat sambungan Vidio call di Laptop di atas meja. "Waktu itu kalian bertengkar karena apa ?" Alice kini bertanya. Steven diam saja disana sementara Vincent tertawa "hahaha hal yang sangat kekanakan, ku dengar Kalian sampai ikut di hukum ya ?" Vincent sedikit mengalihkan pembicaraan. "Betul! aku, Alice dan Jessica sampai kena getah nya! Kami juga disuruh piket di kelas selama seminggu. Kecuali Jessica dia sampai piket selama satu bulan hahaha" Ujar Clara sambil tertawa "Benar itu karna kau membolos pelajaran mr. John kan ? Waktu itu kau membolos kemana ? Apakah kalian membolos bersama ? Waktu itu Steve juga tak ada di kelasnya" Alice yang diam sedari tadi kini bertanya kepadaku dan Steve. "Tidak"//"Iya" ucapku bersamaan dengan Steven. "Hmm maksutku kami kabur berdua namun berpisah aku bersembunyi di toilet dan Steven di atap" aku berbicara jujur. Steven hanya tersenyum canggung "itu benar" Ya walau pun itu tidak sepenuh nya benar. . . . "Apakah kau akan jadi pulang kesini sobat ?" Vincent bertanya kepada Steven. "Iya, mungkin lusa aku sudah sampai di sana" "Hah ? Kau pulang ? Kenapa tidak mengabari kami ? " Clara melirik ke arahku. Diantara kami semua Vincent adalah orang yang aktif berinteraktif dengan Steven, setiap hari ia selalu meneror Steven untuk segera kembali berkumpul bersama kami. "Kalian tidak pernah bertanya" ujar Steven sambil kembali meminum kopi hitam nya. "Jadi kau mau kami jemput atau kau datang sendiri ?" Vincent bertanya kepada Steven. "Terserah saja" jawab Steven. "Baiklah tunggu kami di bandara" Vincent mulai tersenyum sampai memperlihat kan gigi nya. "Bukan kah terbalik?" Steve mendengus pelan. Mereka mulai asik mengobrol sedangkan Clara melirik kepada ku lalu tersenyum kemudian menaikan turunkan alis nya, ia menggoda ku. Alice melihat ku dan Clara ia mulai mencurigai ku. Aku tidak menggubris mereka, aku segera memakan wafle ku yang mendingin dan mulai mengecek chat dari pegawai ku, ada banyak chat disana mungkin dalam minggu ini aku tidak bisa keluar. " Lusa ? Mungkin aku akan sibuk. Maaf jika tak bisa ikut menjemput, banyak sekali gaun yang harus aku kecilkan dan aku BESARKAN" aku sedikit menekan kata besarkan dan melirik ke arah Clara. Clara hanya tertawa kecil, lalu membetuk jari menjadi V "peace man" Wajah Vincent terlihat kecewa lalu segera ia hilangkan ketika Alice melihatnya. "Tak apa jess, aku tau kau sibuk" Ucap Steven. Yang aku tidak tau kini ia menatap ku dengen tatapan yang sendu. . . . Jessica kini melirik tumpukan desain di seberang meja kerjanya yang menggunung. "Baik lah aku akan mengerjakan satu- persatu!" Dengan di bantu oleh pegawai nya satu- persatu desain yang ada di atas meja segera di kerjakan. Jessica mulai mengukur kain, Lily dan Anne mengecilkan gaun yang akan di pesan besok dan yang lain melayani tamu. Mereka saling bekerja sama agar pekerjaan mereka cepat selsai. Jam sudah menunjukan pukul 09.00 malam dan pekerjaan hampir selsai. "untuk sekarang sudah dulu saja, kalian cepat lah pulang biar aku lanjutkan sendiri" Tak ada yang memprotes semua karyawan segera menghentikan pekerjaan mereka dan segera bersiap pulang. "Aku lelah sekali hari ini, padahal hari ini hari senin kenapa banyak sekali ya tamu kita ?" ucap Wendy sambil meminum kopi nya. "Tak apa aku suka" Lucy menimpali dengan tersenyum. "Maklum lah kemarin artis yang sedang naik daun itu Gracia memakai gaun desain Jessica ke acara Actress Awards" Renny mulai memperlihat kan berita di handphonenya. "Hahaha itu benar tapi saat ia kesini bukan nya Jessica yang terpana malah Rose yang terpana melihat Jessica" Anne tertawa mengingat kejadian itu. Waktu itu studio mereka ditelfon oleh Agency Yuho, mereka menawarkan uang yang tidak sedikit jika mereka mau mengosongkan beberapa jam karena artis mereka akan datang untuk fitting room. Artis itu tak suka jika berbelanja satu ruangan dengan banyak orang. Dengan senang Anne memberitahu kepada Jessica bahwa Agency Yuho memberikan penawaran cuma- cuma, Jessica pun setuju. Pada hari yang tentukan Gracia datang dengan dua orang yaitu asisten dan managernya. Waktu itu juga hanya diperbolahkan 1 karyawan di dalam studio, maka dalam studio hanya Jessica dan Anne saja sebagai asisten nya. Pertama- tama Gracia mulai melihat- lihat gaun di etalase lalu ia melihat satu gaun yang membuat nya tertarik ia menunjuk gaun di yang di pakai manneqin di depan nya"aku ingin gaun itu". "itu wedding dress darling" Assisten nya menjelaskan dengan nada kemayu nya. " benarkah ?" Gracia membuka kaca mata hitamnya, lalu memakai nya lagi "tak boleh kah ?". " Tidak nona, itu terlalu meriah. Lagi pula itu tidak di jual" manager nya menunjuk kertas bertulisan nosale. "ada gaun yang seperti itu namun tak semeriah itu nona, mari saya antarkan" Anne menawarkan gaun yang ia keluarkan dari dalam lemari. Isi lemari itu adalah gaun yang di rancang sendiri oleh Jessica, tentu harga nya juga sangat fantastis. 'good girl' ucap Jessica dalam hati lalu mengacungkan jempol ketika Anne melihat ke arah nya. "Ini di desain langsung oleh Jessica Azalea, pemilik butiq ini dan juga desainer terkenal di kota ini" Anne mulai menyanjung Jessica. "Betul nona, saya membuat gaun ini sendiri di jahit dengan extra hati- hati. Bahan nya juga sangat premium saya membeli kain ini langsung di Dubai" Ucapku kini bersuara Sontak semua melihat ke arah ku, sang aktris langsung membuka lagi kacamata hitam nya. Ia terpengrangah "wow you are so beautifull". Jessica hanys tertawa malu, lalu menawarkan koleksi gaun mahal nya yang lain. "Oke aku suka sekali dengan gaun- gaun ini, terimakasih sekali. Besok aku akan belanja disini lagi" Aktris itu tersenyum ramah, ia mendadak merasa cocok dengan Jessica. "see you!" sang aktris pun mencium pipi kanan dan kiri Jessica, lalu ke Anne. "Oh iya aku ingin booking gaun itu ketika aku besok menikah, ingat itu sayang" ucapnya lagi ia menunjuk gaun putih itu lagi, alu segera pergi dari studio. Jessica hanya meng iyakan padahal dalam hati nya ia belum rela gaun special nya akan di beli oleh orang lain. Manager nya kembali lagi lalu memberikan kartu namanya ke Jessica "Hubungi saya jika anda tertarik menjadi aktris, Oke?" Jessica hanya mengangguk- angguk. . . . Tak terasa hari ini hari kembali nya Steven dari America. Kemarin Steven memberi tau di grub bahwa ia sudah mulai naik pesawat, dari America ke kota kami mungkin dia akan sampai di jam 10.00 malam ini. Jessica mulai gelisah ia melirik jam, sekarang jam menunjukan pukul 08.58. 1 jam lagi mungkin sahabat nya itu telah sampai di bandara internasional. Ia telah mengirim chat ke grub obrolan bahwa dia meminta maaf dan memfotokan betapa banyak nya pekerjaan dia. Namun kini ia malah melamun, semua pergawai telah pulang. Kini ia sendiri dengan sebuah meteran di tangan nya. 'tring' 'tring' 'tring' Jessica membuka chat itu. Vincent aku sudah bersama Alice, aku akan menjemputmu @clara Clara oke aku tunggu dirumah. Clara yakin tak ikut ?@you Ia tak berani membalas chat di grub nya, ia mulai mengukur kain dan memotong nya. Ia harus segera menyelesaikan setengahnya agar hatinya tenang. Tenang untuk apa ? "Baik lah jika pekerjaan ku selesai kurang dari jam sepuluh maka aku akan pergi ke bandara, namun jika lebih aku disini saja" Jessica berucap meyakinkan diri. Waktu telah menunjukan jam 09.50, Jessica mulai panik. Pekerjaan nya telah selsai, mungkin karna Jessica terlalu fokus ia bekerja dengan sangat cepat. "Aku memang hebat" Jessica berbangga hati. Setelah itu ia langsung menyambar kunci mobil nya, dengan tergesa- gesa ia menjalan kan mobil nya. Bahkan tak sadar ia hanya mengenakan dress maroon selutut dan sandal teddy bear berbulu nya. 'tring' handphone nya berbunyi. Saat lampu merah ia membuka chat itu. Steven kalian dimana ? aku sudah sampai. Aku tunggu di sini 'sendpicture' Clara wait mungkin sekitar 10 menit kami sampai. Teman mu salah ambil jalan kami terjebak macet Steven oke Lampu telah berganti hijau Jessica melewati rute yang jarang macet menuju bandara, ia mengebut menyalip mobil- mobil didepan nya. 5 menit kemudian ia telah selesai memarkirkan mobil nya di bandara. Ia sedikit membenarkan rambut nya dan dan memberikan sapuan tipis lipstik di bibirnya. Ia tersenyum manis lalu mulai melangkah, ia memperhatikan sandal nya "dasar bodoh" ucap nya menyesali diri bahwa lupa mengganti sandal. Dengan sedikit percaya diri Jessica berjalan dengan pandangan lurus kedepan, kaki jenjangnya melangkah dengan sangat elok. Semua orang menatapnya seperti bidadari yang turun dari kayangan, bahkan sebagian orang terpesona akan kecantikan alami yang dimiliki olehnya. Ia melihat Steven sedang duduk, lalu segera menghampiri nya. Steven sedikit terusik ketika dua orang pria disebelah nya menunjuk ke depan lalu mulai berbisik "Wow cantik sekali wanita itu" "Benar- benar tipe ku" Steven mulai melihat ke arah depan ia melihat Jessica. Ia sedikit terkejut bahwa sahabat nya yang berkata sibuk malah menjadi orang pertama yang datang menjemputnya. Ia berdiri sedikit terpukau, ia mengakui bahwa 3 tahun lebih ia tak bertemu, Jessica terlihat sangat berbeda. Muka nya memang cantik dari dulu namun sekarang menjadi lebih dewasa, rambut nya yang coklat bergelombang mengayun ke kiri dan ke kanan karna si empunya berjalan dengan cepat. Bibir merah muda nya tersenyum membuat mata coklatnya sedikit menyipit, membuat Steven terhipnotis ikut tersenyum. Jessica tanpa aba- aba memeluk Steven, Steven merasa sedikit kikuk. Ia berdehem menghilangkan kegugupan nya. "Ehm.. Rindu sekali padaku ya ?" Jessica hanya mengangguk dalam pelukan nya mata nya sedikit berkaca- kaca, Steven mengelus- ngelus rambut Jessica. "Ehem" Suara wanita menghentikan aktivitas kedua orang itu. Steven sadar, Jessica pun melepaskan pelukan nya lalu melirik ke samping Steven. Ia melihat ke Steven dengan tatapan bertanya. "ehmm.. Dia pacarku" jawab Steven. Pada malam itu hati Jessica menjadi patah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD