Di Atap

1068 Words
Steven POV Aku sedikit cemburu saat Jessica membicarakan tentang mantan pacarnya. Di Sma dulu aku tak pernah melihat Jessica mengobrol dengan siswa lain, dia selalu bersama denganku atau dengan Clara dan Alice. Aku akui banyak teman sekelasku yang suka dengan Jessica. Aku sedikit naif saat itu, aku kira dia tak akan berpacaran dengan siapapun. Aku melirik ke arah handphone ku dilayar bertuliskan pukul 23.30, aku menyetuskan untuk segera pulang. Saat akan bersalaman dengan Jessica aku sedikit berbisik padanya "Atap ?" Jessica sedikit terkejut namun aku segera pergi. Aku tau dia akan datang malam ini. "Stef kau pulang sendiri dulu, aku ada urusan sebentar" aku mulai mencari alasan kepada pacarku. "Mau kemana ? Aku boleh ikut?" Stefi bertanya, aku segera mengecup pipinya agar dia menurut padaku, ia tersipu. "Tak usah" Jawabku. Dia menurut padaku kali ini, aku segera memanggil taksi lain dan pergi ketempat yang akan aku datangi. . . . Aku memanjat tembok dan turun dengan melompat, kaki ku sedikit sakit karna mendarat terlalu keras di tanah. Aku mulai menghidupkan flash dari handphone ku, aku melangkah cepat dari kelas ke kelas dan naik menuju atap sekolah Sma Harapan Mulia. Angin bertiup cukup kencang malam ini, aku mengeratkan topi hoodie ku. Aku terus menunggu seseorang datang kesini. Aku membuka kamera handphone, cahaya lampu membantuku sedikit berdandan. Entah kenapa aku ingin selalu terlihat menarik di mata nya. Sudah satu jam ternyata, ia tetap berdiri disana. Sudah dua jam kah ? Oh iya wanita memang perlu waktu lama. Mungkin saat ini dia sedang mengeringkan rambutnya ? Atau mungkin dia sedang berdandan ? Aku tetap berpikiran positif. Kaki ku kesemutan, kenapa dia lama sekali ya ? Apakah dia tidak datang ? Aku melihat ke jalanan yang berada di bawah ada satu mobil yang parkir di supermarket dan seseorang keluar dari mobil itu. Orang itu tak terlihat jelas. Aku mulai mengantuk, aku akan duduk dan memejamkan mata sebentar. Sebenarnya perjalanan selama 22 jam tadi lumayan menguras tenaga ku. Aku pun mulai tertidur, dan bermimipi saat aku dan dia masih menjadi siswa Sma. Flashback Aku terus menggandeng tangan Jessica, aku menengok kebelakang melihat gerombolan siswa dan siswi sedang ikut melarikan diri dari kejaran para guru. Aku melihat Jessica sesekali dibelakang, ia terlihat sangat lelah karna lari ditangga yang panjang menuju atap sekolah. "Lelah ?" aku menanyai Jessica yang sedang terengah- engah ia menatapa ku tajam seakan berbicara 'apa kau buta' Dengan sengaja aku menyeka keringat di wajah dan lehernya,ia sedikit tersipu. Dia mulai duduk bersila, aku kemudian mundur lalu ikut duduk dibelakang nya, tubuhku dan tubuhnya menempel aku memeluknya dari belakang. Ia masih sedikit malu ternyata, padahal kita sudah sering berpelukan seperti ini. Aku mencium rambutnya, wangi bunga lavender. "Kenapa kau bertengkar dengan Vincent ? Bukan kah kalian cukup dekat ?" Jessica bertanya kepadaku ia menolehkan kepalanya kebelakang pipi kami sedikit bersentuhan. Aku sedikit gugup "dia ingin merebut milikku" jawabku asal. Dia tak bertanya lebih lanjut mungkin terlalu gugup karna aku memeluknya lebih erat. Jantungku juga berdebar sangat kencang. "lepaskan sebentar" Jessica bergerak ingin berdiri. "mau kemana ?" "ke uks" jawabnya sambil berlari. 10 menit kemudian ia kembali datang. membawakan kotak P3K ia mengobati luka robek di bibirku, pantas saja aku sedikit merasa perih. Aku menguap lebar, mataku mulai terasa berat lalu segera membaringkan badan ku. Aku merentangan kedua tangan ku. Aku menyuruh Jessica untuk tidur dilenganku agar kepalanya tidak beradu dengan lantai yang keras. Ia tidur menghadap ke arahku. Mataku semakin berat mungkin efek dari aku yang begadang bermain game bersama kakakku. Aku melihat wajah Jessica ia juga seperti nya mulai mengantuk ia memejamkan matanya, ia cantik sekali. " Jess aku ingin kau menjadi kekasihku, mau kah kau berjanji ? Kau akan menikah denganku ?" kini aku mulai tertidur. Yang terakhir ku dengar Jessica mengatakaan "kita akan bersahabat selamanya" "Ah ternyata aku di tolak" End Flashback Sinar matahari membuat wajah Steven mulai sedikit panas, ia segera mengerjapkan matanya. Ia mulai sadar bahwa lengannya terasa berat dan kulit tangan nya merasakan basah. Matanya terbuka sepenuh nya ketika melihat orang yang ia tunggu semalam tidur bersama dengannya, di lengannya. Ia merasa dejavu. Ia masih setia memandangi wajah Jessica yang tertidur, tangannya mulai kesemutan namun juga tak segera ia gerakan. Ia takut jika menggerakan tangannya, maka Jessica akan terganggu. Setelah menunggu lama, Jessica mulai terbangun. Ia yang kaget mulai mengingat kejadian semalam. Semalam ia mulai mengantuk dan ikut tidur di samping Steven. Mungkin karna kepalanya sedikit sakit ia mulai mencari bantal, jadilah ia tidur dilengan Steven yang empuk seperti bantal. "sorry" ucap Jessica, ia mulai berdiri dan merenggangkan tubuhnya yang kaku karna tidur di lantai tanpa alas. Begitu pula Steven yang menggerak- gerakan tangannya yang kebas agar lebih nyaman. "ku kira kau tak datang" ucap Steven ia menyandarkan badannya ke tangki air. "tadinya aku tak akan datang" ucap Jessica ia mengikuti Steven duduk bersandar pada tangki air. "Kenapa ?" "Karna Stefi pacarmu, aku merasa bersalah sekarang" Steve diam Jessica tak salah bicara, dirinya lah yang salah mengajaknya bertemu. "Jadi kenapa kau mengajak aku untuk bertemu ?" ucap Jessica mulai melihat ke arahku. "karna aku ingin tau sesuatu" jawab Steven sambil menggeser badannya ke Jessica, ingin sedikit menempel. "apa ?" Tanyanya. "Kau punya mantan ? Dia siapa" "kenapa kau bertanya dengan ku, bukan kah kau tau siapa orangnya ?" Jessica melihat ke arahku dengan tatapan bingung. "siapa ?" jawabku ingin tau. "kau !" "aku ?" "Ya! Bukan kah kita dulu berpacaran! Kau menyatakan perasaanmu disini" "kau kan menolaknya! Kau menginginkan kita hanya bersahabat sampai tua" "Aku bilang kita bisa berpacaran lalu menikah kita akan menjadi sahabat selamanya sampai tua" Ucapan Jessica sedikit menamparku, berarti selama ini aku hanya salah paham ? Dia menganggap ku pacar, pantas dia sangat agresif waktu Sma. Aku patah hati karna kukira aku di tolak sedangkan Jessica bahagia karna ia mengira kami berpacaran. Aku menjelaskan salah paham ini kepada Jessica, ia menjadi mengerti. "pantas kau sudah tak mau menggandeng tanganku lagi, bahkan kau terang- terangan menggoda Laura" "Ya karna kukira aku ditolak maka aku mencoba mendekati wanita lain" "Kenapa juga kau tak pernah meminta penjelasan dariku, waktu itu pasti tingkah ku menyebalkan" Steven sedikit menyesal. "Karna aku tidak tau apa- apa tentang itu, kau cinta pertamaku dan juga pacar. Walaupun akhirnya hanya aku yang menganggap mu pacar" dia malu menjelaskan nya, muka nya sangat menggemaskan "Berarti kita sekarang ?" Steven berharap Jessica akan menjawab pacar. "Sahabat sampai tua?" ucap Jessica dengan nada senang. Mungkin dirinya terlalu berharap, Jessica akan selalu menjadi gadis polos.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD