Rahasia Alice dan Vincent

1305 Words
"Beb aku sudah didepan" Vincent sedang berbicara lewat panggilan telefon nya dengan seseorang. Tak lama seorang wanita keluar dari dalam apartemen mewah. Wanita itu memakai jeans hitam, baju hitam, topi baseball warna putih serta sepatu kets. "Ayo cepat sayang yang lain sudah menunggu" ucap wanita itu yang ternyata adalah Alice. Dan mereka pun segera memasuki mobil dan keluar dari kawasan apartemen mewah itu. Flashback Vincent yang di tarik keluar dari kerumunan oleh Alice dan Clara ikut panik ketika siswa berkacamata datang memberi tau bahwa ada guru sedang datang ke cafetaria. Vincent pun langsung berlari ke arah kanan dan naik ke lantai atas kelas 11. Ia berlari sangat kencang tanpa ia sadari bahwa ia memegang tangan seorang wanita, yaitu Alice. "Cent wait wait, aku capek banget" ucap Alice terengah- engah. "Sorry Al aku gak sengaja, situasi nya membuat ku panik" ucap Vincent menjelaskan kenapa ia sampai memegang tangan Alice. Tiba- tiba suara langkah kaki terdengar oleh kedua siswa itu, Vincent dan Alice segera bersembunyi di ruangan yang bertuliskan lap "kimia". "sssssttttt" ucap Vincent sambil membuat tanda agar tidak bersuara. Langkah kaki itu pun segera melewati mereka, Vincent tidak tau apakah itu guru atau siswa maka dari itu ia lebih memilih bersembunyi. Karna lantai ini adalah lantai untuk kelas 11 kakak kelas mereka. Vincent dan Clara pun duduk dilantai, setidaknya mereka aman disini untuk sementara. Ruangan itu sangat hening. "Kau kenapa bertengkar dengan Steven ?" Alice kini mulai bertanya memecah kesunyian diantara mereka. "Hmm tak ada apa- apa" "Aku kan teman mu! Jawab dengan jujur kepadaku, aku tak akan bilang ke siapapun" ucap Alice memohon. "Baiklah aku akan ceritakan, tapi jangan bilang ini ke siapapun apalagi ke Jessica dan Clara" Ucap Vincent. "Aku berjanji" ucap Alice sambil mengangkat jari kelingkingnya yang dibalas janji kelingking juga oleh Vincent. "Jadi sebenarnya aku hanya bilang kepada Steven jika aku suka kepada Jessica dan aku akan mengungkapkan perasaanku kepadanya" Alice diam tubuhnya bagai disambar petir di siang itu, ia terpaksa tersenyum. "Jadi kau suka kepada Jessica ?" Vincent mengangguk mengiyakan. "Jessica itu sangat baik dan perhatian, dia juga selalu menjaga jarak kepada murid laki- laki yang lain." "Oh jadi kau tidak suka kepada perempuan tomboy sepertiku? Aku memang punya banyak teman laki- laki dan tak pernah menjaga jarak" Alice sedikit tersindir. "bukan seperti, maksutku. Kau tau kan yang bersekolah disini rata- rata anak orang kaya dan mempunyai wajah yang rata- rata tampan" "Lalu ?" "Lalu dia selalu membuat jarak kepada anak laki- laki lain yang menyukai nya kecuali aku dan Steven, itu yang membuatnya seperti susah di gapai membuatku sangat tertantang" ucap Vincent mejelaskan. "Kalau aku ?" Alice bertanya kepada Vincent mengenai dirinya sendiri. " Kau cantik, kau pintar, kau bintang sekolah pemain basket puteri, dan gayamu swag. Keren sekali" ucap Vincent sambil mengacak- acak rambut Alice. " Lalu kau tak suka padaku ?" "Lalu aku tak suka, hah ? Apa ?" Vincent sedikit kaget dengan pertanyaan Alice. " Apakah kau tak suka aku ? Aku menyukaimu Vin" Alice menyatakan perasaan nya kepada Vincent. "Mungkin ini terdengar jahat, tapi kan kau baru saja tau bahwa aku suka pada Jessica" Vincent berbicara dengan pelan , tak ingin Alice terluka. "Ya aku tau, dan aku juga tau bahwa Jessica itu menyukai Steven" "Aku juga tau, maka dari itu sebelum mereka resmi menjadi kekasih aku akan membuat Jessica menjadi kekasihku" ucap Vincent sambil menatap jendela. "Sebelum itu terjadi, kau akan menjadi milikku Vin" ucap Alice sambil tersenyum manis. Belum juga Vincent membalas perkataan Alice pintu ruang kimia tiba- tiba terbuka, mrs. Jill membuka pintu dan berkata "Kalian di hukum darling". Vincent dan Alice segera diseret oleh mrs. Jill ke aula tempat dimana anak kelas 10 membolos dan menyaksikan berkelahian di cafetaria. Clara yang melihat Alice segera mendekatinya "kau lihat Jessica ?" "Dia belum kesini ?" Alice mengedarkan penglihatan nya ke seluruh aula mencari keberadaan temannya itu. "Steve juga tak ada" Clara berbisik kepada Alice. Vincent yang mendengar pembicaraan mereka lantas mengepalkan tangannya. Alice melihat Vincent dan berbisik kepadanya "kurasa ini akan mudah" sambil memegang tangan Vincent yang mengepal. End Flashback. "Hai Jess, Clar, Stev, dan ? Dimana kekasihmu yang menyebalkan itu Steven" ucap Alice sambil melihat keliling mencari kebedaraan Stefi. "Dia sibuk hari ini" Ucap Steven sambil melirik ke arah Jessica. "Dia harus selalu sibuk agar tak ada disini disaat kita berkumpul" ucap Clara, ia segera disenggol oleh Jessica "jangan bicara seperti itu". Vincent dan Alice segera duduk. " Aku melihat mobilmu baru datang tadi pukul delapan pagi, kau habis dari mana ?" ucap Alice kepada Jessica. Jessica yang sedang memakan pudding nya tiba- tiba tersedak, Steven langsung mengambilkan minum dan diminum dengan cepat oleh Jessica. "Bagaimana kau tau ?" ucap Jessica setelah minum, lalu mengucapkan terimakasih ke Steven. "Aku tadi sedang jogging di area butiqmu dan tak sengaja melihat mu baru datang, oh iya lusa aku akan memesan gaun" ucap Alice sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya. Jessica mengabaikan pertanyaan Alice, ia melanjutkan makannya berharap Alicepun juga tak bertanya kepadanya lagi. "Jika kau tak menjawab aku tak akan memberikan undangan pertunangan ku padamu" ucap Alice memegang sebuah undangan berwarna hitam. Jessica tersedak lagi. "Kau ? Bertunangan ? Dengan siapa ?" Clara melotot sampai matanya tak berkedip. "Jessica harus menjawab dulu dia tadi kemana" Alice memutar- mutarkan undangan itu ke udara. "Aku.. Aku.. bertemu dengan mantan pacarku!" Jessica berbicara dengan cepat. "Bohong lagi pula aku tak pernah tau kau dekat dengan laki- laki manapun, kecuali..." Alice menggantungan kalimatnya dan melihat ke arah Steven. Steven ikut tersedak melihat tatapan Alice kearahnya, dia membuang mukanya ke arah lain. "kenapa kalian mudah tersedak sih hari ini, mantan pacar Jessica bisa kita cari tau lagi besok. Segera serahkan undangan itu aku ingin tau siapa yang akan bertunangan dengan sahabat bar- barku" ucap Clara sambil merebut undangan dari tangan Alice. "Curang!" ucap Alice yang lengah memegang undangannya. Clara hanya menjulurkan lidahnya mengejek, lalu membagikan undangan ke dua sahabatnya yang lain. Clara, Jessica dan Steven hanya bisa terbelalak melihat dua nama di undangan bertemakan black and golden itu. Vincent Wilson & Alice aseelah Semua mata melihat ke arah Vincent dan Alice. "Apa?" Vincent menjawab sambil menahan tawa. "Tak usah terkejut seperti itu" Alice kembali bersuara. "Apa kalian tau? aku sempat marah saat Jessica tidak pernah bilang bahwa ia pernah punya pacar. Tapi, Aku lebih marah lagi saat kalian diam- diam merencanakan hal besar di belakangku aku benar- benar kecewa, sudahlah aku pergi dulu" ucap Clara lalu segera pergi. Jessica mengejar Clara ia memegang tangan Clara ingin menghentikannya, namun segera di tepis. "Kalian tak pernah menganggapku sahabat" Clara pergi sambil menyeka kedua matanya, ia menangis. Jessica hanya melihat Clara berjalan semakin menjauh, ia tak ingin langsung mengikutinya. Takut ia akan membuat Clara semakin marah. Sedangkan Alice hanya diam melihat itu, ia lalu kembali tersenyum. Saat Jessica kembali ke meja dia hendak mengambil tas dan berlalu pergi, namun di hentikan oleh Steven. "Kau mau kemana ?" tanya Steven. "Mengejar sahabatku, Alice kau benar kita memang ternyata terlalu banyak menyimpan rahasia kita sendiri." ucap Jessica menepis tangan Steven dan segera pergi dari cafe itu. "Kau tak marah ?" Vincent bertanya kepada Steven. "Untuk apa ? Aku juga punya rahasia sendiri yang belum pernah ku ceritakan kepada kalian" ucap Steven masih melihat kepergian Jessica. "Ya aku sangat tau dan masih mengingat rahasia itu" ucap Vincent sambil tertawa. "Kau tau apa ?" "Semua nya" "Benarkah ? Tapi aku masih belum mau bercerita kepada kalian" ucap Steven sambil tersenyum mengejek. "Cerita saja saat kau siap" kini Alice menimpali. "Jadi apa yang akan kalian lakukan kepada mereka berdua ?" tanya Steven kepada pasangan itu. "untuk Jessica mungkin akan mudah, namun untuk Clara itu akan sedikit sulit" ucap Alice sembari meminum coklat panas nya. Ia memikirkan langkah selanjutnya. "Kenapa ?" tanya Vincent sambil memakan kentang gorengnya. "Karena dia mungkin masih suka padamu" Alice berbicara sambil menunjuk Vincent. "Tunggu.. Tunggu ? APA ?" ucap Vincent dan Steven bersamaan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD