bc

AKISAME

book_age12+
0
FOLLOW
1K
READ
time-travel
comedy
sweet
captain
soldier
first love
ancient
like
intro-logo
Blurb

Perjalanan cinta seorang serdadu Nipon Teikoku Kaigun dan gadis pribumi 'Buitenzorg'.

Pada masa WAR II. Japan vs AS.

"Mosi-mosi"

"Can you speak english" ucap pemuda dengan logat Nipon nya.

"No"

"I can't speak english" jawab gadis itu cuek.

*****

Penasaran? lansung baca aja

Mohon untuk kebijakannya dalam memberikan komentar/saran yang berbobot ^-^

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Semua berawal dari tahun 1942, Buitenzorg. . . "Mosi-mosi" "Can you speak english?" ucap seorang pemuda kepada seorang gadis yang tengah melamun sambil duduk di teras rumahnya. Lalu gadis itu tersadar dari lamunannya. Dan melihat ke arah seorang pemuda yang menurutnya orang asing, bukan pribumi. "No!" ucap nya datar, karena gadis itu tau bahwa pemuda yang sedang bertanya itu adalah seorang penjajah Jepang yang akan menjajah negerinya. "Eitsss, that you can speak english!" ucap pemuda itu sambil terkekeh. "Can you speak Indonesian, i can speak english a little" ucap gadis itu pada orang asing yang sedang bertanya padanya. Pemuda itu terkekeh mendengar pertanyaan yang terlontar dari si gadis. "Yes, i can speak indonesian. But if it's wrong, please understand" ucap pemuda itu yang mengenakan baju khas tentara Jepang. "Siapa nama mu?" ucap si pemuda, sambil menjulurkan tangan kanannya, kepada si gadis. "Untuk apa menanyakan nama ku? Apakah kamu mengenal ku?" "No, saya tidak mengenal mu" ucap nya sambil menarik uluran tangannya, sehingga tidak jadi untuk bersalaman. "Maaf tuan, suatu saat tuan pasti tau nama saya" ucap gadis itu sambil beranjak dari tempat duduk nya lalu berjalan masuk kedalam rumahnya. Pemuda itu hanya tersenyum, melihat seorang gadis yang tidak menghiraukan dirinya. . .******. . Tentara Jepang sedang berperang melawan Amerika dan sekutunya. Saat Amerika mem-embargo minyak bumi untuk bahan bakar alat perang tentara Jepang, mereka berencana pergi ke kawasan Asia Tenggara. Bangsa Jepang mulai menjajah pulau-pulau yang ada di sana. Dan bangsa mereka tau bahwa pulau Sumatera dan Jawa mempunyai apa yang sedang kita perlukan untuk berperang. Awal mula nya, mereka tiba di pulau Kalimantan. Tepatnya di Tarakan, Kalimantan Utara. Pada tanggal 11 Januari 1942 . Hampir dua bulan kemudian, Hiro dan pamannya, Jenderal Hitoshi Imamura mendapatkan tugas untuk pergi ke pulau Jawa. Mereka ditugaskan untuk berperang melawan pasukan kerajaan Belanda yang di pimpin oleh Laksamana Karel Doorman di laut Jawa. Tepat pada tanggal 27 Februari 1942, Hiro dan pamannya bergegas dari Tarakan menuju Pulau Jawa, mereka menumpangi salah satu kapal perang, karena mereka akan berperang langsung melawan Belanda di daerah selat Sunda. "Paman kita menyiapkan berapa kapal perang?" tanya Hiro pada paman Hithosi. "Kita telah menyiapkan 2 kapal penjelajah berat, 2 kapal penjelajah ringan, 14 kapan penghancur, dan 10 kapal pengangkut" ucap paman Hitoshi. "Semoga saja cukup, kita harus menang melawan pasukan Belanda, agar kita mendapatkan sumber daya alam negeri ini" ucap Hiro dengan menatap mata pamannya sungguh-sungguh. Paman pun mengangguk pelan dan menepuk sebelah pundak Hiro. "Kita harus menang melawan pasukan Belanda, tujuan kita juga ingin membebaskan Hindia Belanda (Indonesia) dari cengkraman Belanda yang sudah berabad-abad dijajah" ucap paman Hithosi. 'Saya tau, paman Hitoshi adalah orang baik. Walaupun kami menjajah negeri orang, tapi kami tidak sedikit pun mempunyai niat jahat. Kami hanya ingin mempertahankan negara kami dengan memperoleh sumberdaya negara tetangga'. Hiro bergumam dalam hati kecilnya. 'Semua orang berfikir bahwa penjajah itu semuanya adalah orang jahat, tapi kata-kata itu tidak berlaku bagi kami'. Ucapnya lagi dalam hatinya. "Hiro, sudah siap belum?" "Siap paman, saya sudah siap!" ucapnya dengan tegas. Semua percakapan antara Hiro dan paman Hitoshi menggunakan bahasa Jepang. Mereka berdua, juga paman Takeo Takagi dan prajurit yang lainnya berangkat dengan berlayar ke arah laut Jawa. Paman Takeo Takagi yang akan memimpin pasukan Jepang melawan Laksamana Karel Doorman. Hari ini adalah hari dimana akan terjadinya peperangan tentara angkatan laut Belanda dengan Jepang. Mereka semua sudah mulai berperang, terdengar suara bom dan bahan peledak lainnya yang mulai di nyalakan. Duarrrrrr, boom. Suara meriam milik Jepang dan Belanda yang di jatuhkan di kedua kubu tersebut, yang sudah saling menyerang. "Tembakkkkkkk" Dorrrrr, dorrrr, dorrrr, dor, dor, dorrrrrrrrrrrrrrr. Terdengar sangat nyaring di telinga, suara senapan dan tembakan canggih milik Jepang. Dan mungkin akan mengakibatkan ganguan pendengaran, karena tidak menggunakan pengaman telinga. "Putar ke arah kanan" teriak Hiro ke arah nahkoda kapal yang ditumpanginya. Dengan lihainya nahkoda kapal mereka memutar stir kapalnya dengan cepat, dan bom pun tidak meledak mengenai kapal yang sedang mereka tumpangi. Hiro menembak orang-orang Belanda yang coba melakukan kecurangan ke arah kapal Jepang. Untungnya kapal mereka besar-besar dan kuat-kuat, sudah canggih. Dorrrr, dor, dor, dordordorrrrrrrrr, boom duaarrrrrrr. Satu persatu kapal Belanda, mereka hancurkan. Kini air di laut Jawa mulai berubah menjadi merah, serta hitam akibat ledakan dan orang-orang dipihak Belanda yang gugur di pertempuran ini. Banyak kepulan asap dimana-mana. Belanda kalah, saat pesawat tempur Jepang menjatuhkan bom dekat dengan kapal perang Belanda. Tidak sedikit prajurit dari pasukan Belanda yang gugur, ada sekitar 2.300 pelaut terbunuh. 5 kapal jelajah, 5 kapal perusak tenggelam. Akibat pertempuran ini. Sebenarnya pihak Belanda mengirim 2 kapal jelajah berat, 3 kapal jelajah ringan, 12 kapal perusak. Namun jumlahnya terlalu sedikit dibandingkan milik kami prajurit AL Jepang. Lalu kapal yang Hiro tumpangi dan paman Hitoshi terkena bom dari pihak Belanda. 'Boom, duarrrrrrrr' suara bom yang terluncur dari meriam pihak Belanda. Bom tersebut tepat mengenai kapal yang Hiro tumpangi. Kapal pun tenggelam, awak kapal dan yang lainnya termasuk Hiro dan paman Hitoshi tenggelam. Namun mereka semua berusaha bertahan hidup, dan berusaha sekuat tenaga untuk berenang ke permukaan laut. Namun tak sedikit pula yang gugur terkena serpihan bom. Ledakan itu terjadi pada saat malam hari, jadi mereka masih bisa menyelamatkan diri. Hiro dan paman Hitoshi berenang dan mencoba bertahan hidup dengan sebongkah bangkai kapal, dan terombang-ambing di laut lepas pulau Jawa. Awak kapal dan prajurit yang lainnya, terpisah ntah kemana. Namun mereka berdua mencoba bertahan, dan tidak boleh berpisah antara Hiro dengan paman Hitoshi. "Paman, ayo bertahanlah!, genggam tangan saya paman" ucap Hiro menggunakan bajasa Jepang dan berteriak pada pamannya, karena disini sangat bising dengan suara pertempuan. Lalu pamannya mencoba untuk menggenggam tangan Hiro. Kini hanya tinggal mereka berdua, diatas bongkahan bangkai kapal yang tadi mereka tumpangi. Ombak yang lumayan besar datang dan menghempaskan mereka berdua. Dengan angin malam yang sangat dingin, baju mereka basah. Mereka berdua menggigil kedinginan. Lalu, mereka menemukan sebuah rakit dan sepertinya rakit itu milik nelayan yang tinggal di pesisir pantai, namun terlepas dari ikatannya. Hiro mencoba berenang mendekati rakit itu dan berhasil mendayung dengan kedua tangannya untuk mendekati paman Hitoshi. "Paman, mari berpegang erat dengan rakit ini" ucap Hiro pada paman Hitoshi. Setelah itu, mereka berdua terombang-ambing di Selat Sunda. Dua kapal perang Australia & Amerika, yang ingin melarikan diri menuju Cilacap, justru berpapasan dengan armada Jepang yang mengangkut Army ke-16. Sebelum akhirnya hancur dan tenggelam, kapal ini (kapal perang Australia & Amerika) tadi yang menenggelamkan kapal yang Hiro tumpangi dan paman Hitoshi. Selama berjam-jam kedinginan dan tanpa pakaian, karena mereka berdua membuka baju tentara dan mengeringkannya di tiang bambu untuk bendera, agar orang lain dapat menemukan mereka. Mereka harus terombang-ambing di Selat Sunda sebelum akhirnya diangkut oleh Kapal Jepang menuju Pelabuhan Merak. Dengan sangat kelelahan, Hiro, paman Hitoshi dan yang lainnya bermalam di sebuah perkebunan kelapa di Banten. Hiro dan paman tertidur sangat lelap di sebuah rumah petani. Keesokan paginya, merek berdua sarapan roti kering dan minum air kelapa. Paman Hitoshi menulis di buku memorinya pasca perang. "Ini adalah pertama kali saya minum air kelapa. Seorang tentara melubangi kelapa itu dan saya meminumnya sampai habis. Saya sangat kagum bagaimana alam menganugerahi masyarakat tropis ini dengan air yang begitu enak." Begitu kata paman Hitoshi. Selanjutnya, mereka berdua dan pasukannya bergerak maju. Jalan yang ditempuh sangat sulit, karena pasukan sekutu, yang terdiri dari Belanda, Amerika, Inggris, dan Australia, telah menanam bom di setiap pohon. Banyak pohon-pohon tumbang yang menghalangi jalan. Tiba-tiba datanglah ratusan penduduk Indonesia membawa parang. Tanpa disangka, mereka langsung membabat, memotong, dan membersihkan pohon-pohon tumbang itu, melancarkan jalan pasukan Jepang memburu Belanda. Lalu banyak penduduk yang kagum berkumpul di sekitar Hiro dan paman Hitoshi, menyaksikan tentara Nippon yang gagah sedang berbaris maju. Penduduk ini sangat baik, mulai dari orang tua hingga anak-anak, mereka memberikan buah-buahan kelapa, pisang, dan pepaya kepada pasukan Jepang. Beberapa tentara Jepang ikut berbagi rokok, namun hanya Hiro yang tidak merokok. Berbagi roti kering, dan cokelat yang diambil dari ransum mereka. Penduduk lokal bersorak dengan gembira, sambil mengangkat tangan dan mengacungkan jempol. Paman Hitoshi bertanya kepada Hiro sebagai penerjemahnya: "Mereka berkata 'tuan...tuan' sesuatu. Artinya apa itu?" ucapnya menggunakan bahasa Jepang. "Maksudnya mereka sedang mengucapkan terima kasih. Biasanya, kata 'terima kasih' sudah cukup, tapi mereka menambah kata 'tuan' sebagai penghormatan kepada paman." ucap Hiro pada paman Hitoshi. Beberapa tentara Jepang mencoba praktek bahasa Indonesia dengan mencomot satu-dua kata dari kamus percakapan yang mereka bawa. Mereka berbincang patah-patah dengan orang tua dan anak-anak. Paman Hitoshi terheran, "Apakah ini adalah medan peperangan?" tanyanya. . . . . Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
207.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
14.1K
bc

My Secret Little Wife

read
99.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
191.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.8K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook