Terjadi lagi

1502 Words
'Yaa sepertinya aku harus membatasi diri ku pada novan. Ini sudh terlalu jauh, walaupun aku tak tahu bagaimana perasaan novan dan mengapa dia berbuat seperti ini pada ku' "Van, sudah malam yukk pulang" ajak ku yang langsung disetujui olehnya. Tak lama aku pun sampai di kosan dan lagi-lagi novan menunjukkan sikap romantisnya pada ku. Sesampainya didepan kosan, aku langsung turun dan melepaskan helm ku dan perlakuan manis novan pada ku terjadi lagi. "Istirahat, tidur yang nyenyak yaa jangan begadang" ucap novan sambil mengacak rambut diujung kepala ku serta menampilkan senyum terindahnya yang baru pertama kali ku lihat "Hah??" Lagi lagi aku dibuatnya tercengang dengan perlakuannya Seusai membersihkan badan, aku membaringkan tubuh lelah ku di kasur dan memikirkan perlakuan novan yang tiba-tiba sangat manis pada ku. 'Aku memang senang dengan perlakuan manis novan, tapi aku tidak boleh terus terlena, aku harus sadar diri. Jika aku menjadi sinta kekasihnya hati ku pasti akan sangat sakit jika novan bersikap manis dengan perempuan lain. Yaa aku hanya boleh mengaguminya saja, jangan sampai aku terlalu dekat dengannya' -- "Pus nanti setelah kelas kita ke kosan sania yuk, kita masak-masak bersama" "Yahh, jangan hari ini deh ya cit. Aku hari ini sampai besok janji menemani teman SMA jalan" "Ohh yasudah kalau begitu. Teman mu kuliah disini? Atau hanya mampir?" "Iya, kuliah disini, mereka dari fakultas kedokteran" "Oalah, yasudah have fun yaa, aku mau pulang dulu kalau begitu menyiapkan bahan masak bersama sania" "Ok, bye, kalian jangan ngerumipiin aku yaa haha" "Hahaha ya tidak lahh kan kamu teman terbaik kami" sambil bercanda mencubit pipinya yang cukup chubby -- Seminggu setelah puspa pergi bersama teman SMA nya, aku merasakan sikap puspa yang sedikit berubah. Terlihat seperti seorang perempuan yang sedang kasmaran. Awalnya aku mengira bahwabitu hanya perasaan ku saja, tetapi aku semakin yakin bahwa dia memang sedang kasmaran saat sepanjang kelas berlangsung dia tak pernah berhenti melepaskan senyumannya dan terliht seperti mengelamunkan sesuatu. "San teman mu itu kenapa sih? Daribtadi sejak di kelas ngelamun dan senyum-senyum terus" "Hah? Ehh.. Masa sih? Aku juga gatau deh, aku tidak memperhatikan dia" jawab sania yang agak tergagap "Tadi puspa titip pesan nasi goreng dan minumnya apa? Aku lupa hehe, biar aku sekalin pesankan" "Minumnya green tea cit" "Ok deh" Bertepatan puspa sampai dikantin makanan pesanan kami pun sudah diantar ke meja kami. Aku sebagai sahabat puspa sangat penasaran apa yang sedang dialami teman ku itu. "Pus kamu kenapa senyum-senyum terus sih dari tadi pagi aku perhatiin kamu. Kamu di lamar reka ya? Kok tidak cerita sih" pancing ku agar dia bercerita kepada ku "Engga kok, masa sih aku senyum-senyum terus?" Dan ku jawab dengan anggukan "Hmm sebenarnyaa..sepertinya aku menyukai seseorang, hehehe" "Hah???bagaimana maksud mu? Bukannya kamu sudah punya reka? Maksudnya menyukai seseorang bagaimana?" "Iyaa, tapi kan kamu tahu sendiri kan keluarga ku terlihat tidak menyetujuinya. Lagian juga aku dan reka sedang bertengkar dan beberapa hari lalu kita putus" jelasnya "Kok kamu tidak cerita? Tumben sekali? Tapi coba kalian jangan gegabah, kalian sering bertengkar tapi kalian mampu kembali berbaikan dan hingga tahap ini, aku yakin kalian pasti bisa melalui masa-masa ini dan keluargamu akan merestui kalian. Reka sudah mapan, dia bersungguh-sungguh dengan mu dan dia mencintaimu apa adanya pus. Coba kalian pikirkan dulu yaa, aku tidak mau kamu menyesal nantinya" nasihatku pada puspaaaa "Hmm jangan bahas dia dulu cit, aku masih kesal dengannya. Aku mau mencoba membuka hati ku untuk laki-laki lain, siapa tahu aku menemukan jodohku haha" "Hmm iyaa iyaa dehh, aku ramal paling-paling besok sudah berbaikan lagi kalian hahaha. Oh ya memang siapa laki-laki yang beruntung di taksir oleh teman ku ini? Hahaha" Mendengar hal itu saniabyang sedari tadi menyibukkan diri makan, tiba-tiba menegang saat aku melontarkan pertanyaan itu pada puspa. "Kamu kenapa san? Kok tiba-tiba tegang gitu?" "Ehh emm tidakk, tadi tidak sengaja aku menggigit cabai" mendengar itu aku langsung menyodorkan minum padanya, karena aku tahu bahwa sania sangat tidak bisa memakan cabai utuh "Itu minum dulu san, kok bisa kamu makannya tidak hti-hati" "Hmm pokoknya kamu tahu cit orangnya" jawab puspa "Siapa yaa..emm jason? Kan tempo hari kamu pernah mengatakan dia tampan haha" "Kali ini aku tidak akan menjawab hahaha" puspa sambil tersenyum senyum tidak jelas Gerombolan teman kelas laki-laki terlihat sedang mengarah kekantin dan puspa menampilakan senyum yang tadi pagi aku lihat saat di kelas. Tetapi saat aku mengabsen gerombolan teman-teman ku itu tidak ada jason. 'Apa mungkin bukan jason? Tapi siapa? Ahh entahlah, mungkin besok dia akan menceritakannya' Gerombolan teman kami akhirnya menghampiri meja kami dan mengobrol bersama, sedangkan aku masih memperhatikan puspa. Mungkin aku terlihat seperti sangat ingin tahu, tapi percaya lah aku seperti ini karena aku sangat peduli oleh sahabat ku, puspa. salah satu gerombolan itu ternyata ada novan dibarisan paling belakang, dan dia saat ini duduk depanku, disebelah puspa. Sikap novan kepada ku saat ini sangat jauh dari kata manis seperti sebelumnya dan bersikap seperti tidak pernah terjadi sesuatu pada kami 'Mungkin aku yang terlalu percaya diri, hufft..tapi bagus lah jika memang novan kemabali normal sehingga aku jadi lebih tenang dan terhindar dari status perusak hubungan orang' "Van setelah ini aku numpang dong, antar aku pulang yaa" pinta puspa kepada novan dengan sikap yang seperti bermanja "Okedeh" novan yang kosannya tidak jauh dari puspa pun mengiyakan permintaan puspa 'Hmm atauu mungkinn... Masa iya sih? Masa iya hal ini terjadi lagi. Jika benar, kenapa kisah percintaan ku seperti ini terulang lagi' sesal ku dalam hati Memang, ada rasa kecewa saat melihat puspa diantarkan novan pulang ke kosannya. Tapi aku bukan siapa-siapa novan yang bisa menyatakan dengan gamblang bahwa aku cemburu dan lagi belum tentu dugaan ku benar. Sesampainya dikosan aku langsung memutuskan mendial nomor telfon sania "Sann, sudah sampai kosan?" "Sudah sis, ada apa?" "Hmm ituu aku mau tanya mengenai puspa" "Dia kenapa lagi? Bukannya kamu sudah bertanya langsung dengannya?" Elak sania "Jujur sann, kamu sebenarnya sudah tau kan bahwa dia menyukai seseorang dan kamu mengetahui siapa laki-laki itu kan?" Jawab ku to the point "Hmm aduhh cit, maaf bukan maksud ku untuk merahasiakannya dan puspa pun sebenarnya tidak melarang ku sih untuk tidak menceritakannya. Tapi aku ingin dia langsung yang menceritakan pada mu" "Tapi tadi dikantin aku mencoba untuk mengoreknya dia tidak ingin to the point pada ku. Aku hanyabingin kamu menjawab jujur. Orang yang disukai puspa bukan jason tapi novan, benar kan?" "Ss..see..sebenarnya citt iyaa, dan karena hal ini lah aku tidak ingin menceritakannya pada mu dan ingin dia langsung yang menceritannya, karena aku tahu bahwa kamu juga menyukai novan" "Hikss..hikss.." Air mata ku akhirnya tumpah yang sudah sedari tadi ku tahan "Kamu jangan menangis yaa citt, aku juga bingung harus bagaimana dan aku tidak membayangkan hal ini akan terjadi. Dan disisi lain aku takut persahabatan kita menjadi hancur karena ini" jujur sania "Tapi bagaimana puspa menjadi tiba-tiba menyukai novan? Apa dia menceritakannya padamu? Kenapa dia tidak menceritakannya pada ku juga? Apa dia mengetahui bahwa aku juga menyukai novan sehingga tidak ingin memberitahu ku?" Cecar ku pada sania "Apakah dia mengetahui kamu menyukai novan, aku tak tahu dan yang pasti jika dia mengetahuinya percayalah bukan aku yang beritahunya" Dari penjelasan sania kepada ku, aku mendapatkan indormasi bahwa hubungan novan dan kekasihnya itu sedang berada diujung tanduk saat novan dan jovan dimintai tolong oleh puspa untuk mengantarkannya jalan-jalan bersama teman SMA nya. Selain itu pun juga perlakuan novan yang ramah dan sangat humble membut puspa nyaman dengannya selama perjalanan kemarin. Yaa, sekarang aku tahu maksud dari sikap novan kepada ku kemarin, itu memang perlakuan normal dirinya kepada seorang perempuan yang aku salah artikan sebagai perlakuan manis. "Lalu bagaimana sann jika seandainya dia mengetahui aku juga menyukai novan? Aku takut persahabatan kita menjadi hancur hiks..hiks..hiks.." "Tenanglah citt, walaupun aku juga sangat takut. Atau mungkin kita bicarakan saja dengannya langsung?" "Entah lah, aku takut sann..walaupun aku pernah mengalami hal ini sebelumnya" "Maksud mu" "Iyaa aku juga pernah menyukai laki-laki yang sama dengan sahabat ku, tapi aku tidaak bersikap terang-terangan seperti sahabat ku ini. Dan untuk menghindari perpecahan aku akhirnya memutuskan untuk benar-benar diam tanpa memberi tahu siapa pun. Semua rasa sakit dan cemburu ku telan bulat-bulat sendirian dan rasanya tidak enak sann. Dan mengapa harus seperti ini lagii sann, mengapa kisah cinta ku tidak berjalan mulus seperti kisah cinta orang lain hiks..hiks..hiks..walaupun aku juga tidak menyalahkan puspa, benar perkataan mu kemarin, perasaan seseorang tidak bisa diatur seenaknya" "Hmm jika seperti ini sepertinya lebih baik kita diakusikan saja dengan puspa demi kebaikan hati kalian dan juga persahabatan kita" "Baiklah, aku akan segera mengajaknya membicarakan hal ini. Aku ingin tidur dulu, tiba-tiba aku pusing. Maaf saan aku menyebabkan kegaduhan ini "Kamu tidak apa-apa kan cit? Apa perlu aku belikn obat untuk mu?" "Tidak san, terima kasih, sepertinya tidur sebentar akan hilang pusingnya" -- Entah sudah berapa jam aku tertidur, saat aku bangun jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam. Saat aku meraih ponsel ku, aku melihat banyak notifikasi pesan dan telfon dari novan. Ternyata sejak pukul 18.30 novan mengajak ku untuk pergi makan malam bersama. 'Apa-apaan dia seperti ini, seperti mempermainkan perasaan ku' batin ku kesal mengingat sikapnya dikantin tadi siang seolah tidak terjadi apa-apa dan perlakuannya pada puspa'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD