bc

Tunanganku Yang Posesif.

book_age18+
453
FOLLOW
2.3K
READ
billionaire
CEO
billionairess
heir/heiress
drama
sweet
bxg
icy
office/work place
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Boleh saja, kamu mengaturku. Tapi berikan dulu tubuhmu sebagai imbalannya!"

Ranvier Eleogan sangat benci pada Agatha Carlene. Gadis itu telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan dirinya. Dan membuat mereka berada satu kantor. Agatha menjadi agen diperusahaannya, dan begitu banyak ikut campur dengan urusannya yang selama ini tidak ada satu pun orang yang berani mengusik.

Namun Agatha bukanlah gadis biasa yang bisa diintimidasi. Dia tetap teguh dan melawan seorang Ranvier. Dia seperti sebuah kematian untuk keegoisannya Ranvier.

"Sinting!" __Agata__

Lalu bagaimana kisah kedua manusia yang berbeda sikap itu. Apakah mereka akan bersama seperti yang diinginkan oleh keluarganya. Atau keduanya menjadi musuh dan saling mengalahkan satu sama lain.

chap-preview
Free preview
1. Pertentangan.
"Miss saya hampir diperkosa oleh majikan saya!" Aku hampir menjatuhkan ponsel yang aku genggam ditangan ini. Ketika seorang gadis berumur delapan belas tahun, masuk ke ruangan kerja ku dengan baju sobek dan rambutnya acak acakan. Ada bercak darah di bagian sudut bibirnya. Lalu kedua pipinya lebam sepertinya ia telah ditampar kuat oleh seorang laki laki. "A-apa!" aku segera mendekat, pada salah satu adik ku. Maksudku, aku ini adalah seorang agen penyalur ketenagakerjaan wanita. Jadi setiap para perempuan yang ada dibawah naungan Artika Home. Maka mereka aku anggap sebagai adik adiku. "Ta-tapi kamu baik baik saja kan?" aku melihat bagian tubuhnya yang lain. Dia mengangguk dengan kedua matanya yang basah. "Sa-saya mau pindah kerja! atau saya mau pulang saja ke kampung!" dia menangis dengan tubuhnya yang gemetar. Aku terpaku karena sungguh ini sangat mengagetkanku. Tidak! lebih jelasnya aku sangat prihatin dengan kondisi saat ini. Karena ... karena yang mendapatkan laporan seorang majikan memperkosa pembantunya itu, sangat sering. Dan aku sejujurnya sudah bosan dengan kabar ini. Kalau bisa, aku ingin sekali memenjarakan para majikan yang tidak bermoral itu. Namun ... namun pada akhirnya urusan ini jadi berakhir dengan damai. Majikan akan merayu pembantunya dan memberikan uang ratusan juta. Dan setelah itu sang pembantu akan pulang ke kampung dengan uang ratusan juta itu, namun ia membawa beban jabang bayi di dalam kandungannya. Dia akan hancur masa depannya. Diolok tetangga dan dihina keluarga. Dia akan menderita dan hidupnya kebanyakan berakhir tragis. Ada yang bunuh diri, ada yang membunuh bayinya sendiri, dan lain lain. Itu tentu saja terjadi akibat tekanan hebat yang ia dapatkan dari orang orang sekelilingnya. Mereka menganggap bahwa korban ini adalah perempuan murahan. Padahal jika kita melihat lebih dalam dengan hati nurani. Bahwa semua itu tidak benar. Korban itu bukan kriminal. Tapi seorang yang sedang hancur dan sangat butuh perlindungan. "Kamu masuk dulu ke dalam. Saya akan bicarakan ini dengan atasan saya." Aku menyuruh nya masuk untuk beristirahat. Jadi kantor ini, dibagian depannya adalah tempat kami para agen. Dan di dalamnya ada banyak calon pembantu yang kami pasarkan di sini. Baik, mungkin kalian kurang mengerti dengan arti pasarkan di sini. Jadi yaa. mereka para calon pembantu akan memakai seragam kami. Lalu duduk di kursi berjajar. Menunggu para calon majikan datang untuk menjadikannya pembantu di rumahnya. Mereka akan menyeleksi para calon asisten rumah tangga itu satu persatu. Lalu setelah mereka mendapatkan seorang yang cocok untuk mereka. Maka mereka pun akan membawanya pulang. Dan tentu saja, setelah melakukan pembayaran yang cukup fantastis. Kalau di pikir pikir, mereka ini memang seperti barang. Dibeli lalu dibawa pulang, kemudian diperkerjakan di sana. "Kamu jangan sampai bermasalah dengan Pak Ranvier ya!" Ines mengingatkan ku. Dia adalah manager kami. Dia sepertinya sudah membaca pikiranku. "Ini korban! dan kita harus melindunginya!" tegasku. "Kita tidak bisa menuntut mereka. Kita hanya bisa mengambil jalan damai. Toh, dia belum diapa apain juga!" Apa katanya! Ines ini seperti bukan seorang perempuan saja. "Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu. Yuni itu orang kita, dia yang menghasilkan uang untuk artika." "Delapan belas tahun itu udah dewasa. Dia udah masuk ke dunia kerja. Itu artinya dia udah setuju dong dengan segala konsekuensi yang harus dia terima. Kamu jangan terlalu seperti itulah, jangan seolah olah semuanya salah perusahaan kita. Kalau setiap masalah kita yang melapor, maka bisa bisa kita yang kena. Lagian, si Yuni ini umurnya baru delapan belas tahun, kenapa dia udah mau kerja? dia sendiri ko yang setuju kalau kita malsuin semuanya. Ingat Ta, umur dia itu tidak boleh diketahui oleh siapapun. Kalau sampai polisi tahu ini, habis lah Artika. Kita mau makan di mana?" Aku terdiam. Ada yang aku lupa tentang Artika Home ini. Kami sering memalsukan umur anak dibawah umur yang ingin kerja ke luar negri. Misalkan ada anak umur delapan belas tahun, seperti yang dialami Yuni, namun ia mau kerja. Maka gadis itu akan diubah umurnya di pasport, menjadi dua puluh dua tahun. Karena syarat utama pergi ke luar negri adalah wanita minimal umur dua puluh dua tahun, maksimal tiga puluh lima tahun. Dan karena hal ini, aku pun memilih diam dan kembali duduk di atas meja kerjaku. "Ta, kamu dipanggil Pak Ranvier!" suara Adnan membuyarkan semuanya. Lelaki gila itu pasti menyuruh Andan memanggilku, pasti karena dia tahu apa yang baru saja aku bicarakan pada Mbak Ines. Dia memang siluman di kantor ini. Dia selalu tahu segalanya, lalu dia akan marah padaku. Dengan malas, aku pun berjalan ke arah ruangan Ranvier. Dia CEO di sini, juga sebagai tunanganku. Lebih tepatnya tunangan terpaksa, karena kami ini dijodohkan. "Ada apa?" tanyaku dingin. Ranvier berdiri dari kursi kebesarannya, lalu menghadap padaku. "Kamu tahu apa yang baru saja kamu pikirkan?" ujarnya. Aku mengangguk. Namun memilih diam saja. Ranvier mendekat dan berdiri tepat satu langkah di depanku. Tapannya tajam, begitu mengintimidasiku. "Jangan mengatur perusahaanku! Kamu orang baru di sini!" dia mengangkat daguku, dengan dirinya yang mendekat seolah hendak menghabisi bibir ini. "Apa yang kamu lakukan ini ilegal. Dan gadis gadis itu, dia tidak bersalah. Dia korban. Lalu kenapa kita tidak melindunginya? kenapa kita selalu mengambil jalan damai dan membiarkan mereka kembali berkeliaran?" aku sebenarnya takut dengan lelaki gila berumur tiga puluh tahun ini. Dia tinggi dengan tubuhnya yang lebar dan kekar. Tatapannya tajam dan membuatku merinding. Meski ia memiliki wajah yang begitu menawan dan memabukan. Tapi tetap saja, dimataku dia ini seorang siluman. "Kamu ingin tahu apa alasannya?" dia tersenyum sinis, seraya mencium ku sesaat. Yang jelas itu sebuah ciuman penghinaan untuku. "Uang! semua karena uang. Dan semua butuh uang. Uang adalah kuasa yang ada di dunia ini. Dan apakah kamu bisa menyangkalnya?" Aku menelan ludah. Sebenci apapun aku padanya. Tetap saja ciuman itu mematikan semua akalku. "Jangan sembarangan!" aku mendorongnya. Aku benci dia menyentuhku. "Kenapa? kamu ingin pertunangan kita berakhir? kalau gitu, kamu bilang pada kedua orang tua kita. Bilang pada mereka, kalau kita tidak akan pernah saling cinta!" dan dia sudah mengatakan ini kesekian kalinya. Aku tidak tahu yang keberapanya. Karena terlalu sering Ranvier mengatakan kalau ia ingin berakhir denganku. "Kamu saja yang bilang, b******k!" Aku hampir memutar diri. Tapi Ranvier menarik dan mendorongku ke atas sopa. Dia menahan tubuhku. " "Boleh saja kamu mengaturku. Tapi berikan dulu tubuhmu sebagai imbalannya!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.9K
bc

My Secret Little Wife

read
96.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
101.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook