Serangan Ben.

1509 Words

Karena aku memang tidak akasn bisa menolaknya. Maka aku pun ikut dengannya ke ruangan tuan Ben. Saat ini kami sedang duduk di sopa saling berhadapan. Namun yang jelas, aku enggak mau menatap wajahnya. "Kamu ke mana?" tanya nya. "Aku pulang ke rumah." "Kenapa? bukankah rumah mu di apartemen?" "Itu rumah mu!" aku mulai berani menatap kedua mataya. "Aku enggak punya hak untuk tinggal di sana." Ben terdiam selama beberapa saat. "Aku sudah memberikannya untukmu, sejak aku mengikrarkan perasaan ini." "Lalu aku harus menyerahkan tubuhku padamu meski tanpa sebuah ikatan pernkahan. Apakah kamu pikir, aku ini begiut murah? apakah kamu pikir, aku ini tidak memiliki harga sedikit pun?" "Aku enggak mengatakan itu, sayang. Aku hanya membutuhkan mu, tolong jangan salah paham dan jangan marah pad

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD