BAB 1
Alessia menyerah setelah puas mengeluh karena proposal skripsinya yang tak kunjung mendapat Acc padahal seluruh temannya sudah Acc. Ia melempar buku didepannya kesal. Baru saja ia disuruh revisi kembali. Ia akhirnya memilih bermain handphone saja. Game yang ia mainkan berlangsung cukup lama sampai panggilan video grup mengganggunya. Gadis itu pun menjawabnya. Sudah ada beberapa anggota squadnya yang menjawab.
“Alessia Bangke!! Bisa-bisanya lo tadi ninggalin gue!” maki seorang laki-laki disana.
Gadis itu tersenyum ketika temannya memakinya. Yah, dialah Alessia.
“Ye, males banget ngurusin orang bucin!” ejeknya.
“Move on aja Bo.” kata Mahesa. Salah satu anggota UNO.
UNO adalah nama squad mereka. Hal ini dikarenakan mereka di pertemukan oleh permainan UNO yang kemudian membuat grup dengan nama UNO sampe sekarang. Uno Squad sendiri ada 7 personil. Banyak? Memang.
Yang pertama adalah Alessia. Perempuan kelahiran Malang-Bali. Dia gadis yang cantik dan implusif. Selain itu, Alessia adalah orang yang tegas, dan ambius. Meski begitu Alessia cukup teledor dan gampang dipengaruhi.
Kedua, adalah Mahesa. Cowok blasteran Sweedia-Indonesia. Hobinya suka meluk dan nyium para sahabatnya. Selain itu, Mahesa adalah orang yang good looking dan good rekening.
Ketiga, Rudi alias Kribo. Pintar, humoris dan bucin parah. Sering kali dimanfaatkan oleh orang yang mengaku sebagai gebetannya. Yang paling parah ia pernah mengerjakan proposal skripsi gebetannya dan ketika ia hendak datang ke acara sempronya, yang ia dapat malah kenyataan pahit. Gebetannya sudah menjadi milik orang lain.
Keempat ada Gina. Anak Jaksel. Keahlihan belanja tanpa lihat bandrol. Orang yang cukup kritis dan hobi curhat kakaknya yang b******k.
Kelima ada Arabella. Jangan ditanya lagi bagaimana Arabella, bisa dikatakan Arabella ada di kelas berbeda dengan mereka. Arabella dewasa dan suka main-main dengan para lelaki. Terlebih para hidung belang, Arabella bisa dikatakan pawangnya para buaya. Jangan coba-coba main dengannya, atau kalian yang menyesal. Arabella tidak punya hati. Dia bahkan bisa berciuman dengan laki-laki yang tidak sukainya. Hobinya bertingkh seperti sangat mencintai pasangannya namun sebenarnya ia sama sekali tidak memiliki perasaan.
Keenam ada Sofia. Dia yang paling kalem dan yang paling pendiam. Selain itu, Sofia orang yang polos.
Terakhir ada Michael. Michael adalah orang yang paling dewasa diantara mereka. Meskipun terlihat dingin dan cuek Michael adalah orang yang paling perhatian diantara mereka. Bisa dikatakan juga Michael adalah orang yang sangat rupawan dari luar maupun dalam.
“Btw, Gina mana?” tanya Sofia kini.
“Rumah Sakit. Nyokapnya kan sakit. Kritis setau gue sekarang.” jawab Arabella sembari memotong kuku. Terlihat jelas kaki mulus yang tertampang di layar handphonennya.
“Ke Jakarta yuk, jengukin mamanya Gina.” ajak Michael.
“Ayok dah.”
“Gas.”
“Ayo lah... Gaskeun euy.”
“Sofi minta izin mama dulu ya.”
“Lo gimana?” tanya Michael ke Alessia.
“Nyusul deh gue. Lo kan tau proposal gue belom Acc.” jawab Alessia.
“Oh ya, gue juga nyusul ya, ntar pulang dari Labuan Bajo gue kesana.” kata Arabella.
“Oke. Berarti ini Michael, gue sama Mahe doang kan?”
“Sofi-Sofi.”
“Iya, doain ya Sofia di izinin.”
“Oke.”
Setelah melakukan panggilan tersebut, Alessia langsung bangun dan pergi mandi. Ia capek sekali melihat layar laptopnya.
Bisa stress ia lama-lama karena mengerjakan Skripsi yang tak kunjung kelar. Selesai mandi lebih baik ia tidur dan mengerjakannya setelah bangun tidur.
Sementara itu disisi lain, seorang laki-laki menghentikan aktivitasnya yang sedang berhubungan badan dan meraih handphonenya yang berdering sedari tadi.
"Dan, nggak asyik tau," omel seorang wanita sembari menatap partner seksnya jengkel.
"Sorry Baby, ini pacar aku yang telfon." jawabnya juga yang terlihat tidak senang. Dering telfonnya tadi sangat menganggunya. Ia mencium kening partnernya dan memberikan isyarat dengan jari telunjuknya agar partnernya diam.
"Sayang, kamu dimana? kenapa telfonku ga diangkat dari tadi?" omel seorang wanita dari sebrang sana.
"Maaf sayang, aku ketiduran. Kenapa?"
"Aku ganggu kamu ya? maaf sayang, aku tadi cuma mau ingetin kamu buat nggak lupa sama acara nanti malam.”
“Iya tenang aja. Aku nggak lupa kok. Aku siap-siap sekarang.” jawab laki-laki itu.
“I love you.”
“I love you too.”
Laki-laki tadi langsung mematokan telfonnya. Dan menatap partnernya.
"Kamu mau langsung pergi?" tanya perempuan yang tersebut.
Laki-laki itu menggeleng dengan tersenyum. "Aku kan udah janji kalau aku bakal jadi milik kamu sampe sore ini," jawabnya yang kemudian mengecup bibir wanita tersebut.
"Aku nggak happy dengernya, kamu nggak mau putusin dia aja?"
"Cassandra," desis laki-laki itu.
"Daniel," omel perempeuan itu.
Yah, laki-laki itu bernama Daniel.
Daniel menatap Cassandra partnernya tajam. "Gue cinta Alma Cas, jadi gue nggak mungkin ninggalin dia. Terlebih selama ini gue tau lo deketin gue cuma karena iri sama Alma. Lo mau buat Alma hancur kan?"
Daniel menyentuh dagu partnernya, "Denger ya, gue selalu merhatiin orang-orang yang deket sama Alma. termasuk lo," balasnya dengan tersenyum. "Lo itu tipe orang teman makan teman. Padahal lo tau, Alma sama gue mau nikah, tapi lo dengan mudangnya sodorin diri lo ke gue." Daniel tersenyum mengejek kemudian. "Udalah, gue pergi aja, gue udah males banget main sama lo, dan inget ya baby, kalo Alma sampe tau hubungan ini, gue bakal buat lo sehancur mungkin." ancamnya yang kemudian segera bangkit mengambil bajunya.
"Daniel,"
"Shut up Cas, gue udah males sama lo, gue mau siap-siap dan ketemu Alma." ujarnya yang memakai celananya.
Alma adalah pacar Daniel. Bisa dikatakan Daniel sangat mencintai Alma. Saking cintanya, Daniel menjaga calon istrinya itu dan tak merusaknya. Ia bahkan tak pernah lebih dari menggenggam tangan dan memeluk pacarnya itu. Hal tersebut dilakukan Daniel karena Daniel sangat mencintai Alma. Jika ada yang berkata bahwa cinta Daniel adalah kebohongan Daniel tak peduli. Karena apa, Daniel tak menganghap mereka penting. Di matanya hanya Alma yang penting di hidupnya.
Daniel sudah rapi. Ia mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar.
“Balik Dan?” tanya temen-temennya.
“Iya. Mau jemput Alma.”
“Tch, kasian banget Cassandra.”
“Lebih kasian si Alma-Alma itu lah, ga tau aja kelakuan cowoknya di belakangnya.”
Seluruh orang disana tertawa. Daniel cuek.
“Kenapa sih lo ga main sama cewek lo aja?” tanya salah satu sahabat Daniel. "Kasihan tau Cassandra, dia kan sahabat cewek lo sendiri."
“Gimana ya, lo kan udah tau, gue tuh kasihan aja kalo Alma sampe gue gituin. Mending gue ngelakuin hal gini sama orang lain daripada sama Alma.”
“Si Anjing! Cewek sendiri di jaga, cewek orang lain di rusak.”
Daniel hanya tertawa sebagai balasan. Ia lalu pergi menjemput Alma pacarnya. Ia akan pergi mengantarkan Alma ke pernikahan temennya. Ketika ia sampai dirumah, ia sudah melihat adiknya yang menatapnya dengan marah.
"Lo kemana aja? mama kritis di rumah sakit!! Lo malah ga dirumah dan pergi kelayapan!" teriaknya dengan menangis.
Daniel menatap adiknya malas lalu pergi berlalu begitu saja.
"Daniel!!"
Daniel tak peduli. ia harus segera mandi dan menjemput Alma.