Semangat

1011 Words
Kini Venus tengah duduk dibalkon kamarnya dengan sebuah gitar, bagi dirinya memang tak memiliki kendala karena pernah belajar gitar dikehidupan sebelumnya. Sementara Venus yang asli diajarkan Mars dalam hal ini. "Gue bakal tetep bawain satu lagu yang ada di novel buat ngewakilin perasaan lo Ven, tenang aja." Lagu pertama Venus sengaja mengambil lagu yang memang tubuh ini nyanyikan dinovel. Venus berhenti memetik gitar saat mendengar ketukan dipintu kamarnya. "Siapa?" Tanya Venus yang tak beranjak dari balkon. "Freya, Mama nyuruh kakak turun makan malem." Venus menyudahi kegiatannya dan turun keruang makan. Disana sudah berkumpul semua anggota keluarganya. "Sini sayang makan." Venus tersenyum pada sang Papa dan mendudukan diri. "Nanti pas kalian libur kita kerumah Oma ya?, semuanya juga pada ngumpul disana." Venus menarik napas panjang tak suka. "Venus ga ikut." "Loh kenapa sayang, Oma pasti kangen sama Venus." "Venus ada janji sama temen ma, ga enak kan kalau batalin janji." Venus, Phoebe, dan Ghea sudah sepakat akan menginap di rumah Ghea. "Janji apa?" Tanya Damian. "Mau liburan sama-sama, nginep dirumah Ghea." "Janji kayak gitu ga penting Venus, kapan-kapan kalian bisa liburan lagi." "Pa, tapi Freya juga udah janji sama Senja." "Kamu janji apa sama Senja emangnya." Jelas sekali terlihat perbedaan nada diucapan Damian. "Freya mau bantuin Senja beres-beres rumah, soalnya orangtua Senja kan masih diluar kota kasihan kalau beres-beres rumah sendiri." Freya menatap Papanya memohon. "Yaudah kamu nanti berangkat kerumah Omanya setelah temenin Senja ya?, sama kak Vulcan." Mendengar jawaban sang Papa membuat Freya mengangguk semangat dan melanjutkan makannya, sementara Venus memasang wajah tak setuju dengan ucapan Damian. "Yaudah kalau gitu Venus nyusul aja kayak Freya." "Ga Venus. Ga ada lagi bantahan." Venus menatap makanan didepannya tak selera. Venus merasa tak enak kalau dirinya akan membatalkan janji itu, karna Venus yang memiliki ide itu. "Ven makan sayang, jangan diliatin terus." Venus menatap Hela meminta pertolongan berharap Hela membantunya. "Gabisa, Papa bener janji Venus ga terlalu penting kan?." Venus kembali menunduk dan mencoba memasukan makanan ke mulutnya. "Oh iya Mama denger katanya kamu tampil lagi ya?" Hela mencoba menaikan mood Venus yang ia tau sudah sangat rusak itu. "Denger dari siapa?" "Dari Mars, nanti dividioin ya Mama kan pengen liat anak Mama yang cantik ini nyanyi." Venus tersenyum sambil mengangguk mendengar ucapan Hela. "Freya juga nanti tampil Ma, Freya mau tampil musikalisasi puisi rame-rame sama temen." "Wah hebat dong kamu, bangga Mama." Venus langsung saja malunturkan senyumnya melirik Freya. 'Kenapa sih lo ga biarin Venus dipuji sebentar aja, kenapa harus ada lo setiap kali Venus mau bersinar, kenapa lo selalu nutupin sinarnya Venus sih.' Venus kesal dan mempercepat acara makannya. Hari ini hari dimana acara yang sekolahnya buat setiap tahun guna mengakrabkan seluruh penghuni sekolah. Venus menenteng gitarnya berjalan menuju kekelasnya. "Pagi fans, Selena Gomez datang." Venus masuk kekelas sembari melambaikan tangannya layak penyanyi terkenal. "Yee Ven, kalo Selena Gomez bentukannya kayak lo mah ga ada yang ngefans." Celetuk salah satu anak dipojok ruangan. "Enak aja, justru kalau Selena Gomez mukanya kayak gue fansnya makin histeris." "Iya karna ga terima mukanya Selena Gomez judes kayak lo." Venus mengerucutkan bibirnya. "Udah ahh mau nyari daddy sugar dulu byeee." Venus berlenggang keluar kelas setelah meletakan gitarnya dipojok depan ruangan. Venus menaiki tangga menuju kearah kelas 12 dimana kelas Eros berada. Sampainya didepan kelas Venus celingak-celinguk melihat kedalam karena kelas tersebut tak berpenghuni sama sekali. "Ven, nyari Vulcan ya?" Venus dikejutkan dengan siswi putri disana. "Hehehe iya kak, kak Vulcan sama yang lain kemana ya kak?" "Turun kekantin, lagi dapet traktiran dari pak Ari." "Ohhh makasih kak, Venus kekantin dulu." Venus segera berlari kekantin takut acara akan segera dimulai, karna Venus belum bersiap apa-apa. Memasuki kantin mata Venus tak kesulitan menemukan Eros disana. "Kakak-kakak yang tampan selamat pagi." Sapa Venus. "Ngapain lo?" Theo melihat Venus penuh selidik. "Heh gue hari ini ga mau hancurin mood ya berantem sama lo." Venus mendudukan dirinya disamping Leo tepat didepan Eros. "Pagi kak Eros, gimana kabarnya?" Eros menatap Venus bingung. "Kenapa lo kesambet setan mana?" "Ihhh lo bisa diem ga sih kak Theo, jangan motong pembicaraan gue." Theo memutar bola matanya. "Lo ga mau ngasih semangat gitu ke gue kak?, kan gue mau tampil hari ini." Venus menampilkan wajah seakan berkata bilang semangat kalo ga mampus lo. "Alay banget, ga cuman lo doang yang tampil kali." Venus menatap tajam Theo dan melempar gulungan tisu yang berada diatas meja kearah remaja itu. "Diem bacot, gue juga ga minta semangat dari lo." "Semangat." Venus kembali memusatkan perhatian ke Eros setelah mendengar ucapan Eros. "Makasih baik banget sih jadi cowok." Venus mengambil kertas dari sakunya. "Bukan cuman lo doang yang disemangatin, Freya juga jangan gr." "Denger ya kak Theo sayang yang tampan baik hati dan tidak suka menolong, gue ga peduli." Sejujurnya Venus kesal, lagi-lagi Freya selalu dibawa dalam percakapnnya. "Udah ga marah?" Venus menatap Eros dengan kedua alisnya terangkat. "Ga lah ngapain marah sama kak Eros ya kan rugi." Eros tau Venus berbohong tapi ia memilih diam menatap gadis itu. "Lebay lo sok marah-marah, lo juga yang langsung kesini nyamperin kan?" Venus melirik Theo tajam. "Lo tenang aja deh, habis ini ga gue samperin lagi lo semua." "Ga percaya gue liat muka lo." "Bodo. Yang jelas nanti menjauh dari lo semua bikin gue hidup panjang." Venus menyerahkan kertas tersebut kepada Eros dan langsung beranjak dari sana. Eros menatap kertas itu bingung. "Apa tuh?, surat cinta?" Theo ingin merebut surat itu tapi tangannya langsung dipukul keras oleh Leo. "Sakit bangsat." "Privasi orang jangan diganggu b**o, kalau isinya mantra pelet mau lo?" "Idih ogah anjir." Eros membuka kertas yang terlipat itu dan membaca dalam diam. Nanti gue bakal nyanyi didepan. Dua lagu yang bakal gue nyanyiin khusus buat lo. Kedua lagu itu mewakili apa yang gue rasain selama ini Gue harap lo dengerin kedua lagu itu dengan seksama, karna kedua lagu itu penting buat keberlangsungan hidup gue. Gue mau hidup tenang jaya sentosa. Gue harap lo paham. Salam damai. Venus (A.A) "Apa?" Eros menatap Vulcan yang penasaran. "Ga ada, cuman surat biasa doang." Eros memasukan kertas itu disaku bajunya. "Isinya?, dia tulis apa?" Eros menarik napas panjang. "Ga penting juga buat lo tau."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD