3. Sahabat

1060 Words
Ditatapnya jam beker yang ada di atas nakas. Jam 2 pagi. Zie-zie segera menyibak selimut dan berjalan menuju kamar mandi. Bukan!,. Bukan pipis yang di lakukan melainkan mengambil air wudhu. Malam ini ia memutuskan untuk salat istikharah. Meminta petunjuk pada Allah agar mempermudah urusanya. Usai Shalat Zie-zie merebahkan lagi tubuhnya di ranjang empuknya. Memulai untuk bertemu dengan mimpi -mimpi dalam tidurnya. Sampai ada suara teriakan yang ia kenal betul siapa empunya. Teriakan nyaring yang memekakkan telinga. "Zie-zie, BRAK BRAK BRAK. Zie-Ziiiiiiie, bangun!" Suara Toa yang di barengi gebrakan pintu yang tak hentinya menggema. Di tatapnya jam bekernya. 5:15 "iyaaaa ini Zie udah bangun langsung solat" sahut Zie zie berteriak yang sukses seketika melenyapkan suara gebrakan pintu. Seolah tak ada lagi kehidupan di luar sana. Sepi. Zie zie langsung bangkit dan mengambil air wudhu. " bang Rangga toa banget sih" gerutunya pelan. Setelah melakukan kewajiban dan rutinitas pagi di kamarnya, Zie -zie segera melenggang menuju dapur untuk sarapan sebelum berangkat ke kampus. "Tuh bun, anak gadis bunda yang udah mau nikah tapi kalo tidur dah kayak kebo" gerutu Rangga yang melihat adiknya menuju tempat duduk. "Eh lo toa banget deh bang, kayak orang utan" sahut Zie-zie cekikikan. "Hush !! Gak boleh gitu Zie, ama abang sendiri. Dah bagus abang kamu mau bangunin" kata kata bunda memojokkan Naziha. "Hmm denger tu, udah mau nikah juga,!" Kata rangga tersenyum penuh kemenangan. "Siapa juga yang mau nikah" "Uhuk uhuk" eh si ayah tersedak mendengar penuturan anak gadisnya. "Apa kamu bilang?" "Iya yah, kayaknya si mas Alfiannya gak suka sama aku yah, jadi mending di batalin aja ya! " Naziha menjelaskan dengan penuh keyakinan. Si ayah tampak berfikir. "Entar biar ayah yang bicara. Kalo memang ucapanmu terbukti ya udah, mau gimana lagi.!" Terangnya dengan menggidikkan bahu. ♡º♡º♡ Ziha mengemudikan mobil sedan lamanya dengan kecepatan di atas rata rata. Tepatnya mobil kakanya Rangga yang lama. Karna sekarang abangnya itu sudah membeli yang baru. Dan Ziha cukup bersyukur meski ia hanya menilas mobil lama milik kakaknya itu. Karena keadaan jalanan yang agak sepi . Pilihan terbaik agar cepat sampai kampus adalah ngebut. Di tambah lagi dirinya musti mengambil buku catatanya di rumah Ardhan. Inilah saatnya 'ngepot' . Tancap pedal gas dan wuush, sedan itu melaju dengan kecepatan tinggi. Ziha memang ahli dalam hal mengendarai mobil sambil kebut-kebutan. Secara Faresh punya club mobil sport yang tak pernah absen untuk dia ikuti dulu waktu masih SMA. selama dua Tahun sebelum ia menjadi peserta pertukaran pelajar ke London. Wuih keren juga tuh anak yak? Setelah mendekati komplek perumahan milik Ardhan Ziha mendadak menurunkan kecepatan. sesaat ia mendapati sahabatnya Ardhan dengan wajah ketakutanya di kelilingi banyak pria berpakaian hitam hitam dengan wajah menyeramkan. Dan seorang pria yang berpakaian rapi dengan jas abu abu yang di kenakanya. "Duh kenapa tuh si Ardhan" gerutu Ziha pelan dan mulai panik sendiri. Di tambah cowok berjas itu malah mencengkram kerah Ardhan dengan kasar. Tanpa pikir panjang Ziha langsung menghubungi Faresh yang untungnya tidak jauh dari tmpatnya berada. Dengan gusar ia menunggu Faresh. Sambil harap harap cemas melihat keadaan Ardhan yang tampak ketakutan dari raut wajahnya. Hanya butuh 10menit Faresh pun datang dan berhenti di belakang mobil Ziha. 'BUGH" ... sebuah pukulan yang mendarat di muka sahabatnya itu, sukses membuat Ziha membelalakkan matanya panik. Seketika ia membuka pintu mobilnya dan keluar mendekati orang orang yang beraninya menyiksa sahabatnya yang lemah itu. Tanpa menghiraukan panggilan Faresh yang mengikutinya  dari belakang, Ziha tetap melangkah menuju beberapa pria yang tengah memegangi tubuh Ardhan, dan satu pria yang melancarkan pukulanya berulang kali ke wajah Ardhan. "Ya Allah, apa apaan ini" seru Ziha mengurut d**a ketika sudah sampai di dekat Ardhan. "Apa yang kalian lakukan? Beraninya main kroyok." Tambahya mencoba bijak menahan emosi jiwa raga. " eh lo cewek alim gak usah ikut campur kalo gak mau celaka."  jawab seorang laki_laki berjas tang sukses membuat Ziha memandang sinis ke arahnya. "Ganteng ganteng kok kasar sih mas" gerutu Ziha tanpa maksud memuji. " Lha? Ini teman saya lho mas? Enak aja main kroyok!" Ucap Ziha lantang. Makin kesel ia di buatnya "Cowok kayak gini emang pantes" ...BUUGH bukanya mendengarkan ucapan Ziha laki laki itu  malah semakin membabi buta. "aargh lepasin" teriakku karna para pengawal cowok itu malah mencekal tangan Ziha ketika ia mencona mendekat. Si cowok itu hanya tertawa. BUGH"... Dan lagi, suara hantaman kasar menghentikan tawanya. Ternyata Faresh datang dengan muka merahnya. Si cowok tadi pun tak tinggal diam hingga terjadi perkelahian. Nah dengan gesit Ziha juga gak mau kalah. Ia mencoba melepaskan diri dan yeah, dia berhasil. Tak sia-sia selama ini ia mempelajaribilmu silat sama engkongnya si Faresh. pertama Ziha menendang pusat selakangan pria hitam itu. Beralih pada pria gundul yang dengan mudah ia tumbangkan denga sekali tendang di bagian ulu hatinya. Beralih ke Faresh yang sudah membuat si cowok tadi tersungkur. Ziha menepukkan kedua telapak tanganya seolah ia baru saja membersihkan debu yang tertinggal. Dan dengan bangganya ia menatap sinis pada cowok berjas tadi yang sudah mulai membubarkan diri untuk meninggalkan Ardgan yang sudah babak belur. ~~~ Ziha sebenernya gak suka kalo harus bolos kuliah. Kecuali ada hal yang penting. Tapi mengingat ini juga penting karena menyangkut sahabatnya yang babak belur, jadi dengan terpaksa iia bolos kuliah juga akhirnya. Mana tega ia ninggalin Ardhan yang hampir sekarat itu sendirian di rumahnya. Dan di sinilah mereka. Tentu saja Ziha gak mau bolos sendirian. Ia menghubungi dua lagi sahabatnya untik datang ke rumah Ardhan. Di rumah besar milik Ardhan. Sedang apa? Bukan hanya menemani dan mengobati Ardhan. Tapi mereka juga berfikir mencari solusi untuk sebuah pernyataan yang mencelos dari mulut Ardhan. "Cowok tadi, gu- gue udah nghamilin adeknya" OMG, semua pasang mata tak ada yang luput dari tatapan tajam ke arah Ardhan. Termasuk Ziha yang dibuatnya makin kaget. Kaget banget malah.  Hampir saja dirinya memaki Ardhan kalo gak ada Emely yang menenangkan. " Kok bisa sih Dhan? Bukanya lo? " ucap Atika terputus tak bisa melanjutkan kata katanya. Dan Mereka semua tau kalo kelainan Ardhan tak mungkin membuatnya melakukan hal itu. "Gue mabuk Tik, sumpah gue gak sadar !" Jawab Ardhan membuat  semua mata memandangnya tak percaya. Ziha berdecak pasrah namun masih jengkel. Padahal ia sudah wanti-wanti supaya Ardhan menjauhi minuman laknat itu. Sekarang lihat apa yang terjadi dari efek minuman laknat itu. "Ya udah lo punya kontak cewek itu kan? Hubungi dia. Kita akan bantu lo cari solusi." Ucap Faresh pada akhirnya yang di angguki semua kepala. Hening.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD