14. Punya Mantan

1113 Words
Naziha masih betah bergelung di dalam selimutnya. Menikmati rasa ngantuk dan rasa tak nyaman di perutnya. Jam tiga pagi tadi, dia merasakan kedatangan tamu bulananya. Setelah memasang tampon bersayapnya, ia melanjutkan tidurnya yang tertunda. Secara semalam ia baru bisa tidur pukul 01:30. Ia butuh waktu untuk meredakan cuaca panas dingin di kepalanya. Bahkan semalam, setelah Alfian keluar menemui tamu yang di maksud mama mertuanya itu, ia langsung memakai baju tidur panjang dan memejamkan mata meski baru jam setengah dua baru merasakan ngantuk. Ia benar benar merutuki dirinya sendiri saat sadar kelakuanya semalam. Bagaimana bisa dia menuruti saran yang di ajukan Atika, sahabat sompretnya itu. Naziha mulai meremas perutnya yang semakin terasa sakit. Hal ini sudah biasa ia alami pada awal menstruasinya. Meskipun tidak sering, tapi saat terasa sakit, bahkan keahlian silatnya tak mampu membantunya. Maksudnya ia tidak bisa menendang begitu saja rasa sakit di perutnya itu. Saking sakitnya ia mencoba membuka mata. Dan alangkah terkejutnya ia melihat pemandangan di sisi ranjangnya. Bukan di sampingnya. Tapi di sisi ranjang di atas lantai. Ziha merasa bermimpi. Terus menggelengkan kepalanya sambil meringis menahan sakit yang luar biasa di perutnya. Ia melihat Alfian melipat sajadah. Apa Alfian solat? Solat subuh? Kenapa? Apa suaminya kesambet lagi? Plak. Harusnya Ziha bersyukur, bukanya malah tanya kenapa dan berfikiran yang bukan bukan. Ia semakin meringis menahan sakit dan rasa ingin tahu saat Alfian berjalan mendekat dengan masih menggunakan baju koko dan sarung kotak kotaknya.  Alfian telah melepas kupluk yang di kenakan tadi. Dan Ziha tak bisa melepaskan pandanganya pada sosok suaminya itu. Rasa sakit yang di rasa tiba tiba saja hilang entah kemana. "Zie?" Panggil Alfian namun Naziha tak meresponya. Hanya gelengan kuat dan tatapan sulit di artikan yang di tujukan pada suaminya itu. "Ziha kamu kenapa?" Tanya Alfian saat melihat wajah pucat istrinya. Dan Ziha hanya menggeleng. Dan mulai sadar akan rasa sakit yang tiba tiba kembali meremas perutnya. Antara percaya dan tidak percaya saat menahan sakit di perutnya. "Ziha? Kamu sakit?" Tanyanya lagi tambah panik. "Perut kamu kenapa?" Tanyanya lagi saat melihat Ziha yang meremas perutnya. "Pang-gilin Ma-ma" ucap Ziha parau di sela rasa sakitnya. Alfian mengangguk tanpa penolakan. Ia langsung berlari ke bawah dengan baju koko dan sarung yang masih melekat di tubuhnya. Membuat sang mama antara heran dan takjub."Subhanallah, Alhamdulillah ya Allah, Kau telah memberinya hidayah-Mu." Alfian berdecak ketika mendapatkan sambutan dan tatapan berbinar dari ibu kandungnya. "Apaan sih Ma? Mending sekarang Mama, tolongin Ziha deh!" Kata Alfian yang tampak buru buru. "Kenapa? Ziha sakit ya?" "Kok mama tahu?" "Kalau baru pertama emang gitu Al, kamu ajak main terus entar juga gak sakit lagi." Jawab si mama yang terdengar ambigu "Mama ngomong apa sih? Ziha sakit perut noh, katanya suruh manggilin mama," Dan tatapan ibu satu anak itu kehilangan binar bahagianya. Ia lantas naik ke kamar anaknya. Di atas ranjang terlihat menantunya seperti menahan sakit "Sayang?" Ucap mama yang terdengar lembut di dekat Ziha. "Maa," ucapnya pelan sambil meringis menahan rasa sakit di perut yang kini tengah di remasnya. "Udah minum jamu?," tanya si ibu dan di balas dengan gelengan. "Al? Ambilin botol jamu yang ada di pintu kulkas paling bawah, cepetan!" Suruhnya sama anak semata wayangnya. Alfian hanya mengangguk dan pergi. Si ibu tersenyum tulus. Ia bahagia melihat anaknya yang tampak khawatir pada istrinya. Di tambah lagi pakaian si Al yang kayaknya ia baru selesai solat. Alfian telah berubah. ______♡______♡_______ Alfian duduk di tepi ranjang memandangi istrinya yang sepertinya rasa sakit di perutnya sudah reda. "Apa sesakit itu ya?" Tanya Alfian Dan Ziha mengangguk. "Udah biasa kok mas" "Perlu ke rumah sakit?" Tanyanya tampak khawatir. Ziha menggeleng dan mulai meneliti pakaian suaminya. "Mas Solat?" Ucapnya tiba tiba, menanyakan hal yang sejak tadi dipendamnya "Iya kenapa? Emang cuma si Zack zack itu aja yang bisa alim?" Jawab Alfian membuat Ziha melongo. "Ha?" Seru Ziha. " Ziha seneng kalau Mas udah mau solat lagi, kan Ziha makin cinta. Tapi berubahlah karena Allah mas!" kini Alfian yang di buat salah tingkah. "Kamu semalam, kenapa tidur duluan? " tanya Alfian mengubah topik pembicaraan yang sukses membuat istrinya merah padam. "Ke- kenapa?" "Emang gak pengen di lanjut?" Alfian semakin gemas untuk menggoda istrinya yang sudah salah tingkah itu. "Mas gak kerja?" Jawab Ziha membalikkan pertanyaan untuk mengalihkan topik dan meredakan kegugupan yang menerjangnya. Jantungnya berdentam tak karuan. Aaaaaah rasanya ia ingin menjerit kegirangan saat ini. "Gak, kan istriku lagi sakit, " Aaaaah kalimat Alfian sukses membuat jantung Ziha hampir copot. Bundaaaa tolooong.. "Aku gak papa kok mas, ntar juga sembuh, aku juga ada kuliah siang" "Yakin?" Kalau masih sakit ga usah ke kampus!" Kata Alfian yang membuat hati Ziha makin kegirangan. Zia mengangguk" ini udah biasa kalau pertama Haid kadang emang gini. Istirahat sebentar juga udah gak apa-apa" terangnya. "Padahal mau lanjut yang semalam, " Dan lagi niatnya menggoda istri ia malah mendapat cubitan dan lemparan bantal dari istrinya. "Astaga Mas!.." seru Ziha menepuk lengan suaminya dengan malu. "Seminggu lagi kan bisa." ucap ziha antara malu, gugup dan senang. "Oke, aku tunggu, janji ya" Dan Alfian langsung melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Ziha yang wajahnya sudah merah padam . ____♡_____♡_____ Ziha berjalan dengan riangnya setelah keluar dari jam pelajaran bu Asri. Kejadian tadi pagi membuat hatinya berbunga bunga. Ia akan pergi ke toko bunga bersama teman temanya untuk menjenguk si Emely yang lagi sakit. Sebenernya Ziha malas datang ke rumah sahabatnya satu itu. Sebenernya itu bukanlah rumah. Buat Ziha itu neraka. Dalam artian tempat yang sangat di benci oleh Ziha. "Ada bunga bangkai gak sih?" Celetuk Faresh saat sudah sampai di toko bunga. "Eh buset, lo mau kasih Emely sahabat cantik gue bunga bangke?" Sahut Atika "Tu bunga kalau buat Abangnya sih pantes," potong Ziha asal. "Nah tu Ziha tau" dan itu membuat mereka lantas tertawa. "Lha ini bukanya si Zack ?" Tunjuk Faresh pada foto yang terpampang dalam pigura di atas meja. "Itu mas Zaki suami saya," tiba tiba saja datang seorang wanita hamil yang memotong pembicaraan mereka. Ia tengah berdiri di belakang Ziha. "Lha ini mbak Tita istrinya Zack?" Ucap Ziha terkejut saat melihat foto Zack di depanya. Pasalnya ia baru bertemu zack beberapa hari yang lalu. Dan Zack juga menceritakan istrinya yang hamil dan menjaga toko bunga di depan rumahnya. Dan wanita itu mengangguk sambil mengusap perutnya penuh sayang. "Ck dunia sempit banget yak?" Celetuk ziha lagi. "biasa aja kali Zie, ketemu istri mantan, udah hamil pula". sahut Faresh tiba tiba. Praaank!!!!!!! Belom sempat Ziha membalas ucapan sahabat laki lakinya itu, mereka dikagetkan dengan sebuah bunyi barang pecah yang sangat keras. Praank!!! Praank !! Bukan hanya sekali. Bunyi itu semakin membuat rusuh. "Hey Zaky keluar kau " teriakan suara bass keluar dari seorang pria muda yang tengah menendang beberapa pot bunga. "Kak Rey? " ________
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD