12. Awal yang Baik

1625 Words
Dua minggu berlalu, pernikahan Naziha dan suaminya mengalami peningkatan. Entahlah mungkin Alfian beneran kesambet demit di Irian, hahay, Sikapnya yang tak lagi dingin dan datar membuat Naziha merasakan hari hari yang cerah. Naziha tetap melakukan hal hal yang semestinya di lakukan istri, di minta maupun tidak. Seperti menyiapkan baju kantor, memasang dasi dan yang lainya. Dia juga sudah mulai belajar masak dengan baik. Setidaknya, sosis yang di goreng tidak akan gosong, dan nasi goreng yang di masak tak lagi keasinan maupun kemanisan. Naziha menuruni anak tangga dan melihat ibu mertuanya yang baru pulang dari Irian dua hari yang lalu. "Pagi Ma?" Sapanya lantas mendekati ibu mertuanya yang sudah duduk di meja makan. "Pagi sayang, udah mau berangkat?" "Ziha ada kuliah pagi ma, tapi berangkatnya entar, nungguin mas Alfian dulu". "Hah? Kamu mau di anter si Al?" Tanya ibu mertuanya terkejut. "Hah?" Bodohnya Ziha yang malah ikut terkejut, padahal Ziha nunggu Alfian kan hanya ingin pamitan sama sarapan bareng aja. "Kok hah? " "Eh itu mah, Ziha nunggu mas Al buat sarapan bareng aja, heee" "Yah kirain kalian udah baikan," "Siapa yang berantem mah? Pake balikan segala," tiba tiba Alfian bersuara dari belakang istrinya. "Ya kamu itu, sama Ziha" jawab mamanya singkat. "Aku ama Ziha gak berantem kok, ya kan Zie?". Ucap Alfian yang di angguki Naziha. "Kalau gitu buatin Papa cucu dong Al!". Kata si ketua suku yang tiba tiba datang lalu duduk di kursi makan. Siapa lagi kalau bukan Tuan Lazuardy. "Gimana caranya pah". Jawab Al mencoba bercanda. "Masa perlu papa ajarin?" Ayok papa ajarin!" Jawab si ayah menyambung candaan si anak. Berbeda dengan si mama yang langsung mencubit lengan suaminya, Naziha hanya menunduk dengan wajah memerah. Blushing... "Al sih ok aja, yang di ajak praktek mau nggak?" Goda Alfian menatap istrinya penuh arti. Melihat Naziha yang sudah salah tingkah saat mengambilkan sarapan untuk anaknya, ibu paruh baya itu langsung angkat bicara. "Udah udah, kasian tuh mantu mamah mukanya merah, intinya, kalian cepetan kasih mama, papa cucu. Biar kita nih betah di rumah." Jelasnya membuat semuanya melanjutkan sarapan dalam diam. "Mas Al?" Ucap Ziha saat melihat suaminya selesai sarapan. "Hmm," jawab Alfian malas. "Anterin Ziha dong!" Ucap Ziha lagi memandang ibu mertuanya meminta dukungan. Yaelah Ziha, jadi cewek agresif banget yak. Tapi gak apalah sama suami ini. Yeeay.. "Anterin kemana?" Jawab Alfian bingung, karna baru kali ini Ziha minta di antar. "Ngampus lah" "Emang biasanya kamu bareng siapa?" "Bareng Bang Akhil" "Siapa?" Ucap Alfian terkejut mendengar nama laki laki lain yang sering mengantar istrinya ke kampus. "Bang Akhil mas," "Siapa dia?" Tanyanya pada Ziha. "Mama kenal?" Tanyanya lagi pada sang mama. Mama Alfian hanya mengangguk. Dan wajah Alfian tampak menahan emosi. Naziha memandang suaminya heran dan si papa mertua malah tersenyum penuh arti. "Terus kenapa gak bareng dia lagi?" Ketus Alfian pada Ziha. Para orang tua hanya geleng geleng kepala. Melihat tingkah anak laki lakinya yang seperti orang cemburu. "Gak tau nih, gak bisa di hubungin," jawab Ziha menunjukkan layar ponselnya. "Udah sana anterin istri kamu, kasian kan kalo dia telat, lagian di sini udah gak ada lagi yang jadi Gober selain Akhil". Ucap si mama. Naziha mengangguk Alfian melongo Dan si papa tertawa lepas. "Kamu lucu kalau lagi cemburu Al". Ucap tuan Lazuardy mengakhiri tawanya. "Siapa yang cemburu?" Jawab Alfin lalu beranjak pergi. Dan Ziha mengikuti suaminya meskipun gak di ajak. "Al berangkat dulu," ucap Alfian di ambang pintu Naziha pun tergesa gesa mengikutinya setelah menyalimi kedua mertuanya. "Ngapain kamu ikutan masuk?" Sela Alfian ketika melihat istrinya ikut duduk di dalam mobilnya. "Bukanya mas mau anterin Ziha?" Balas Ziha tak peduli dengan sikap cuek suaminya. ___________♡_______ Ziha terlihat berjalan santai setelah turun dari mobil Faresh. Ia memasuki rumah membawa setumpuk rasa penat dan lelah. Tadi pagi, ia fikir saat suaminya menjalankan mobil, ia akan diantarkan ke kampus. Gak taunya di turunin di depan pangkalan ojek deket komplek rumah. Menyebalkan. Apa iya suaminya udah sembuh dari kesambet demit Irian? Ah Naziha konyol. Hari ini banyak tugas yang di berikan dosen di kampus. Lelah? sudah pasti. "Assalamualaikum?" Ujar Ziha saat memasuki rumahnya. "Waalaikum salam," Naziha terkejut karna bukan hanya ibu mertuanya yang menjawab salamnya. "Bundaaaaaaa... ih Ziha kangen" teriaknya langsung berlari memeluk ibu kandungnya yang tengah duduk di sofa tamu. "Ih Zie-zie jangan teriak teriak gitu. Di rumah mertua tuh jaga sikap tau gak sih?" Omel si bunda pada anak bungsunya. "Ih, Ziha tu kangen tau Bun!,". "Udah gak apa apa, aku seneng kalau Ziha apa adanya di sini jadi kan dia betah". Bantah ibu mertua membela menantunya. Ziha hanya manggut-manggut mendapat pembelaan. "Tumben Bunda kesini?" "Iya nih, mau ngasih ini" jawab Bunda menyerahkan bingkisan tas. "Yee kirain kangen putri kesayangan," ucap Ziha membuka isi paperbag itu. "Apaan nih?" "Kebaya buat acara lamaran bang Rangga 3 hari lagi" jawab si Bunda tersenyum. Ziha mengangguk. Ia tahu kebaya yang di tanganya terbuat dari bahan fortunetulle. Indah, harga kain permeter aja lebih dari 300ribu rupiah. Namun, wajah Ziha menjadi keruh kala menenteng rok batik yang merupakan pasangan kebaya tersebut. Bukan karna warna atau coraknya jelek. Bahkan bahan yang digunakan cukup bagus dan nyaman. Hanya saja. Itu adalah model rok lipit, dimana bagian bawah rok itu sangat kecil. Mungkin lebih sempit dari rok pengantin yang di pakainya saat akad nikah dulu. "Ih bundaaa, model roknya kok gini sih? Zie gak suka" Rajuknya pada ibu kandungnya. "Itu bagus kali Zie," jawab Bunda. "Iya Sayang, sekarang emang lagi modelnya kayak gitu kan?" Imbuh ibu mertuanya. "Ih mama, Ziha tu gak bisa pake rok model beginian" rajuk Ziha mengembalikan Rok itu pada bundanya. "Ayolah Zie, buat abang kamu, lagian makenya juga gak sampe sehari. Bunda tuh bikin ini udah dari kemarin kemarin biar kita samaan." "Ish, Bunda sih bikin gak bilang bilang Zie dulu, mentang mentang udah tau ukuranku." Ziha memanyunkan bibirnya. "Pokoknya aku mau pake celana aja. Titik." Rajuknya bangkit dari sofa, "Zie, mau mandi dulu ya Bun, Ma," ucapnya berjalan menjauh. Dan sampai di undakan tangga ke tiga, Ziha berbalik lagi. "Zie serius gak mau pake roknya ya Bun". Lanjutnya dan berlalu begitu saja. "Aduh mbak, pusing aku, tuh anak di bilangin susah, maaf ya mbak sikap Ziha emang keras kepala." Ucap Bunda Ziha pada besanya. "Gaka apa apa sih Ris, aku tau Ziha itu anaknya baik, aku suka gayanya. Hehe" jawab si besan tak sedikitpun keberatan. "Ziha memang aku bebasin bergaul, aku percaya sama dia makanya dia juga percaya sama orang tuanya waktu jodohin dia. Meskipun berhijab aku tak pernah membatasi aktifitas dan pergaulanya," ucap bu Risa yang malah curhat tentang anaknya. Terjadilah ajang menceritakan anak anak mereka. "Assalamualaikum" "Waalaikumsalam" jawab para ibu ibu saat mendapati orang yang sedang dibicarakan itu berjalan mendekat. "Mah, Bun?" Ucap pria tampan itu mencium tangan ibu ibu di depanya. "Bunda kapan datang?" "Udah dari tadi siang sih, ini juga kayaknya mau pulang udah sore banget." Jawab bu Risa pada menantunya. "Lho? Gak nungguin Ziha dulu bun?" "Ziha udah pulang, lagi mandi" jawab si mama Alfian. "Oh, tunggu bentar ya Bun, biar Al panggilin, biar Alfian sama Ziha yang antar bunda pulang" "Gak usah Al, bunda udah di tungguin taksi di luar, Ziha juga lagi ngambeg noh," jawabnya dengan senyum. "Nih kamu kasih istri kamu. Pastiin dia pakai ini 3 hari lagi. Kamu juga jangan lupa ikut buat acara lamarannya si Rangga." "Iya bun" ____________ Ketika memasuki kamar, Alfian sudah melihat Ziha dengan laptopnya duduk di meja belajarnya. Di kamar itu memang tersedia meja dan kursi untuk Ziha. Sedangkan di kamar sebelah yang lebih kecil terdapat ruang kerja milik Alfian. Karna penasaran, Alfian membuka paperbag yang di tentengnya. Wow, sebuah kebaya yang cantik. Terdapat bunga warna warni di bahan brokat bagian atas. Panjangnya menjuntai mungkin sampai betis. Dan sebuah rok yang di ketahui Alfian lagi tren sekarang. "Nih" Alfian mengulurkan baju yang sudah di masukkan lagi pada paperbag itu di hadapan istrinya. "Bunda udah pulang, katanya kamu ngambek kenapa emang?" Alfian mulai berfikir kalau tadi pagi dia juga sudah membuat Naziha kesal karena menurunkannya di depan pangakalan ojek. "Ih, aku tuh gak mau pakai baju ini, si Bunda gimana sih kok malah di kasih ke kamu?" Jawab Ziha yang malah melempar paperbag itu ke atas kasur. Alfian menatap aneh wajah istrinya. Apa yang salah dengan baju itu. Pakaian itu tertutup bahkan full furing. Lalu apa alasan Ziha menolak pakaian seindah itu. "Kenapa sih?" Tanya Alfian penasaran. "Nih masa aku di suruh pake rok model gini, aku gak mungkin bisa mas," jawab ziha setelah beranjak dan menunjukkan rok dari kebaya yang bawahnya sempit itu. "Bukanya pas kita nikah model rok kamu juga begini?" "Ck mas gak tau aja aku hampir jatuh dari tangga gara gara keseleo." Dan Alfian mencoba menahan tawanya. Bini gue tomboy rupanya, lucu juga... Meskipun dengan raut muka sebal, Ziha tetap membatu Alfian melepas jasnya. Mengambilkan handuk dan menyediakan pakaian ganti. "Maaf mas, aku lagi sebel, jadi mukaku kayak gini. Jangan lihatin aku kayak gitu." Ucap Ziha yang merasa suaminya memandangi dirinya yang sibuk menyiapakan baju ganti. "Sorry ya Zie?" Ucap Alfian yang membuat Naziha memandang heran suaminya. "Maaf kenapa mas?" Tanya ziha pada suaminya. "Buat tadi pagi, yang nurunin kamu di pangkalan ojek" "Ooooh,"jawab Ziha ber oh ria namun di balik otak jahilnya ia merencanakan sesuatu. "Tapi ada syaratnya kalau mau di maafin" "Jadi gak mau maafin nih?" "Yee kan aku bilang ada syaratnya." "Apaan" "Malam ini kita kencan" "What?" "Mau di maafin nggak?" "Terserah, saya banyak kerjaan" tolak Alfian tak perduli rajukan istrinya. "Ya udah, aku bilang mama kalau tadi aku di turunin di pangkalan ojek, terus aku telat kuliah di jam pertama". "Kamu ngancem saya?" Ucap Alfian tak terima. "Enggak" ketus Ziha. Namun di balik kata katanya ia tersenyum kemenangan. Hahay ziha berhitung mundur. Tiga Dua Sat- "Oke kita jalan kemana?" Jawab Alfian mengalah. Dan senyum Naziha melebar . Ancaman itu memang paling mujarab. Yuhuuu kencan. _________
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD