11. Cumi Asam Manis

1689 Words
Nih" Naziha menerima tentengan yang diberikan Rangga padanya. "Thanks abangku yang guanteng" ucap Ziha mengambil alih plastik dari tangan Rangga yang isinya adalah Cumi asam manis. "Lo mah kalo ada maunya aja baik baikin gue, gue mah udah ganteng dari sononya" jawab Rangga asal. "Iya deh iya, ya udah aku pergi dulu ya bang" . Ucap Ziha mengalah, karena sikap mengalahnya beberapa hari yang lalu, saat abangnya marah malah berbuah manis. Karna tiba tiba saja abangnya itu mendatangi dirinya dan meminta maaf sambil menangis. Alhasil, Ziha dapat gratisan Cumi asam manis hari ini dari abangnya. Dengan hati berbunga bunga, hari ini ia akan ke kantor Alfian untuk memberikan makan siang dengan makanan kesukaan suaminya itu. Tadi pagi ia sudah bertanya sama mama mertua tentang makanan kesukaan Alfian. Yah, meskipun bukan masakanya sendiri. Hehe, namanya juga usaha. Lain kali ia akan belajar membuat Cumi asam manis. Untung aja punya kakak koki. ________ Naziha menatap gedung tinggi nan Mewah di depanya. Setelah membayar ongkos taksi, ia melangkah menuju resepsionist kantor itu. "Mbak? Pak Alfian nya ada?" Tanya Ziha to the point, tanpa salam maupun basa basi. Dan si resepsionis yang dandananya menor ketebalan bedak itu, tak juga menyahuti pertanyaan Ziha. Ia malah sibuk memperhatikan Ziha. Memang pakaian Ziha tidaklah formal. Menggunakan celana jeans biru dengan sepatu adidas putih yang membalut kakinya. Ia memakai tas gendong hitam dan menenteng bungkusan plastik putih. "Ah, selamat pagi mbak? Saya mau ketemu sama pak Alfianya ada?" Ulang Ziha denga nada halus karna melihat wanita di depanya masih saja memperhatikanya dengan tatapan meremehkan. "Mbak udah bikin janji?" Tanya wanita itu penuh selidik. "Hah?" Ziha merutuki dirinya yang malah balik nanya dengan kata 'hah'. Lalu ia tersenyum dan menggeleng. "Maaf, mbak harus buat janji dulu kalau mau bertemu beliau," ucap wanita itu lantas mengacuhkan Ziha dan kembali berkutat dengan kertas kertas di depanya. Ziha mendengus sebal. Buat janji? Yaelah berasa penting banget tuh pak tua, kira kira jabatan suaminya apa sih,? Ziha masih berfikir, namun ketika ia berjalan mundur, matanya melihat sosok laki laki yang tak asing baginya. Bukan, bukan Alfian suaminya. Karna laki laki itu menggunakan seragam layak seorang OB. "Zaky?" Lirihnya melihat laki laki itu yang berjalan menjauh dari pandanganya. Naziha hendak mengejar, Namun kembali ke meja resepsionist. "Mbak nitip ya, buat pak Alfian. Makasih" ucap ziha meletakkan begitu saja cumi asam manisnya, dan berlari mengejar cowok tadi yang berbelok di suatu lorong. "Zack" teriaknya membuat laki laki yang mungkin umurnya tak jauh beda dengan Ziha itu, menoleh kebelakang sebelum pintu yang bertuliskan OB itu terbuka sepenuhnya. "Naz?" Kamu ngapain ada di sini?" Tanya laki laki yang di panggil Zack oleh Ziha itu. "Ck, ketemu sahabat lama bukanya seneng apa di tanyain kabarnya gitu kek," kata Ziha mendekat. Si laki laki hanya menggaruk tengkuknya. Tersenyum masam lalu mengangguk. "Mau masuk dulu?" Katanya sambil membuka pintu itu tambah lebar. Ziha tak lantas masuk, ia melongokan pandanganya ke dalam ruangan lantas mengangguk setelah melihat seorang gadis yang mungkin seumuranya tersenyum di balik dispenser. "Kamu kerja di sini?" "Jadi OB" jawabnya cepat, menyuruh Ziha duduk dulu, dengan gerakan tanganya seolah menyilahkan tamunya duduk. "Dia kepala OB mbak," jawab gadis tadi pada Ziha. "Temenya ya mas, mau di buatin minum?" Tanyanya lagi pada si senior. "Boleh deh kalau ada, jus jeruk ya? Kalo gak ada s**u anget juga mau" jawab Ziha yang membuat gadis di depanya melongo. Lagian Ziha aneh aneh aja. Dikantor mintanya Jus. "Kamu gak berubah ya Naz?, ini tuh kantor, yang ada kalo gak teh ya kopi, " ucap Zaky terkekeh "Haha ya udah deh, air putih aja lah, kamu masih istirahat kan Zack?" "Iya, ini mah baru mulai jam istirahat, tapi tadi baru aja aku makan siang dari kantin, jadi gak usah nawarin aku makan lagi ya?" "Yeee, PD banget, aku tuh mau ngobrol panjang ama kamu," "Hahaha gaka apa apa kalau mau ngobrol aja sih, asal jangan minta jadi pacar kamu aja," tawa Zaky mengingatkan Ziha tentang masa lalu, ketika ia masih SMP dan meminta Zaky menjadi pacarnya karna iri sama temanya. "Ya Elah itu mah udah masa lalu, jaman masih ingusan. Sekarang mah aku udah cantik tau". Ucap Ziha membanggakan diri. Sombong. Astafirullah. "Eh tapi seriusan lho mbak, soalnya senior satu ini udah ada yang punya." Ucap gadis tadi yang di acuhkan, datang dengan segelas s**u putih. "Kok ada s**u Sin?" Tanya Zaky "Tak ambilin punya bos dikit" jawab gadis yang bernama Sinta itu sambil terkekeh geli. "Seriusan nih kamu udah ada yang punya?" Tanya Ziha pada Zaky Dan dengan bangganya si Zaky menunjukkan jari manisnya yang melingkar cincin perak. "Udah taken donk" kekehnya. Dan Ziha yang tak mau kalah juga mengibas-ngibaskan tanganya untuk menunjukkan cincin nikahnya" eit, emang kamu aja yang udah taken, aku juga punya," Mereka tertawa dan memandang Sinta yang melengos merasa dirinya sendiri yang masih jomblo. "Udah berapa lama Zack?" "Udah hampir 6 bulan sih," jawab Zack menimbang nimbang. "Kamu?" "Baru juga 2 bulan" "Masih anget dong?" "Gorengan kali anget," ketus sinta menjauh "jangan lupa lho mas Zaky anterin minuman buat rapat di lantai 2." Lanjutnya mulai menyibukkan diri. ___________ Alfian yang memang sudah biasa makan siang di akhir jam istirahat, kini tengah beranjak menuju lantai satu. Ia harus menemui salah satu managernya yang akan melakukan rapat. Meskipun ia tidak mengikuti rapat itu, tetap saja ada yang harus di sampaikan. "Eh pak Alfian!" Panggil sang resepsionist yang terlihat membutuhkanya. "Ada bingkisan buat bapak," lanjutnya ketika Alfian sudah sampai di depan mejanya. "Dari siapa?" Tanya Alfian penasaran. "Gak tau pak, dia gak kasih tau namanya. Dia cewek pakai kerudung, terus kayak anak kuliahan gitu deh," jawab si resepsionist mengingat gaya cewek yang tadi menemuinya. "Ya udah makasih," ucap Alfian mengambil bungkusan dan meninggalkan resepsionist yang menatapnya dengan senyuman memuja. 'Apa mungkin dia?' Batinya memperhatikan apa isi dalam plastik itu yang ia tau isinya makanan dari cafe milik kakak iparnya yang ia tau dari cap sterofom kotak nasi itu. ______ Setelah keluar dari pintu manager pemasaran di lantai bawah, ia kembali menenteng makananya untuk kembali ke ruangannya. Akan tetapi langkahnya terhenti ketika melihat sosok istrinya yang tengah tertawa lepas bersama seorang laki laki muda, yang ia tahu sebagai pegawai OB di kantornya. Kenapa ada rasa tak rela melihat Ziha bisa selepas itu tertawa dengan laki laki lain? Alfian berjalan mendekat, dan Naziha dengan kebiasaan berjalan mundurnya itu, BRUK!!! "Oops...!!!" "Naz" Zaky yang tahu jika Naziha menabrak bosnya pun langsung menunduk, merutuki kesalahan kawanya yang berjalan mundur, "O'o" Ziha belum juga melihat siapa yang di tabrak dan malah menatap Zack dengan tatapan penuh tanya, kenapa Zack tiba tiba ketakutan seperti itu. "Ma- Maaf pak, maafkan kesalahan teman saya," ucap Zack menunduk dan Ziha pun membalikkan badanya. Ziha terkejut lalu tersenyum, sedangkan Alfian hanya berdehem dan memasang muka datar, " kamu!" Tunjuknya pada Zaky, " ini sudah masuk jam kerja, kenapa malah asik ngobrol ?, sana kembali bekerja, kamu tidak makan gaji buta kan?" Bentaknya lagi. Dan Ziha yang akan memulai pembicaraan, "Ak-" di potong oleh tatapan tajam suaminya, dan Zack yang kembali masuk dan tak bisa di cegahnya. "Bye Naz" ucapnya meninggalkan mereka sambil menunduk. Ia harap Ziha pulang dengan hati hati. "Ck, galak banget pak?" Celetuk Ziha setelah melihat pintu OB tertutup rapat. "Ikut aku!" Perintahnya yang di tanggapi Ziha dengan decakan sebal. Namun tetap di turuti. Ziha mengikuti suaminya yang masuk lift, dengan senyuman lega saat melihat Alfian yang menenteng makanan yang ia bawa tadi. _______ "Enak gak mas?" Tanya Ziha melihat suaminya lahap memakan makanan yang ia bawa. "Lebih enak kalau yang masak istri sendiri" jleb, pas banget kenanya, entah itu berisi sindiran atau harapan. Ziha hanya meringis menanggapi ucapan suaminya. "Yang sabar ya Mas, istri kamu masih belajar masak". " Tadi siapa?" Tanya Alfian penuh selidik. Mengalihkan pembicaraan. "Siapa?" "Cowok yang tadi?" "Zack?" "Yang OB" "Dia temen SMP aq mas, hehe dia juga pernah sih jadi pacar aku, dua hari doang sih," "Kamu pacaran?" Kenapa ada yang terasa sakit saat mendengarnya. "Emm bisa di bilang gitu sih, tapi gak juga kok, dulu aku yang minta Zack buat jadi pacar aku, abis aku ngiri sama temen aku yang tiap hari di perhatiin pacarnya." "Kenapa dia?" "Abis si Zack itu bukan cuma tampan, dia rajin solat, dan dia juga pinter ngaji. Itu doang sih alasanya," Alfian hanya menganggukkan kepalanya "Mas cemburu ya?" "Apa?" "Iyain aja deh mas, biar aku seneng gitu, meskipun aq tau itu gak mungkin sih, hehe" Alfian menghabiskan makan siangnya "kamu gak kuliah?" Tanyanya lagi mengganti topik. "Kuliah lah, tadi pagi. Sekarang sih free, kalau mas mau ajakin aku jalan jalan hayuk ," dengan PDnya Ziha merangkul lengan suaminya. "Lain kali ya Zie, aku banyak kerjaan hari ini," jawabnya tanpa sadar ia telah memberi harapan pada Ziha. " yeeeey, beneran ya lain kali kita jalan?" Tanya Ziha memastikan kegiranganya dan di angguki oleh suaminya. CUP!! - Dan lagi, Ziha mencium pipi Ziha karna refleks bahagianya. Membuat dia sendiri salah tingkah. Alfian berdehem dan tatapanya mengunci mata Ziha. Hening Namun Ziha bisa merasakan sesuatu di bibirnya, Alfian yang sudah tak tahan lagi dengan tingkah istrinya tiba tiba saja memegang tengkuk Ziha yang tertutup kerudung, dan di lumatnya bibir ranum itu. Masa bodoh dengan gengsi, toh sudah halal juga. Ziha masih diam. Ini untuk pertama kalinya. Ia tak tau harus berbuat apa. Ia hanya diam menutup mata dan menikmatinya. Lututnya terasa lemas, ribuan kupu kupu melayang dalam perutnya. Ini begitu tiba tiba dan tak di sangka-sangka. "Trimakasih mau bertahan untukku Zie" ucapnya parau lalu melanjutkan ciumanya. Ziha terpaku namun tetap menikmatinya. "CKLEEK!!!!!!.. Pintu terbuka dan "Astagaa...." Suara Dion merusak aktifitas Alfian, Alfian sontak melepaskan pagutanya, dan Naziha mendorong d**a suaminya dengan wajah yang memerah karena malu. "Eh bangke, lo bisa ketok pinta dulu gak?" Amuk Alfian. "Ya elah, biasanya juga gak pernah, lo aja tuh, kalau mau ena ena ya pintunya di kunci dong" ucap Dion yang malah nelonyor masuk. "Sialan lo" "Echm" Ziha berdehem menetralkan suasana, " emm Mas? Aku balik dulu ya, ada janji sama Faresh sama Tika," ucap Ziha cepat lantas keluar tergesa gesa setelah menarik tangan suaminya untuk di salami dan di cium . Dia terlalu gugup. 'Aaaaaaaargh Naziha malu ya Allah, tapi seneng. Gara gara Cumi asam manis aku dapat ciuman, entar kalau aku yang masak sendiri bisa dapet lebih gak ya?' Batin Ziha sambil memesan taksi. _________
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD