9 Mencari cara

1536 Words
Naziha meletakkan dengan kasar tas dari pundaknya. Ini baru hari Senin tapi moodnya menguap bersama rasa jengkelnya semalam.. Acara menginap di rumah orang tuanya pun gagal karna ayah dan bundanya sedang bertamu ke rumah calon kakak iparnya. Yang pada ahirnya di isi dengan acara belajar memasak sama si bibi, yang hasilnya pun bisa di katakan Gatot alias gagal total. Di tambah lagi, si suami Tampan yang dari semalam sudah terbang ke Irian. Ah katanya mau di bantuin PDKT, eh si mama mertua malah meminta suaminya untuk menemui dirinya. Sabar sabar.. "Kusut banget ngapa neng?" Sapa seorang pria muda dengan menepukkan gulungan map di bahunya. "Gue lagi BeTe Resh" decak Ziha kesal. "Kenapa kenapa? Gak dapet jatah?" Goda Faresh pada sahabatnya itu. Dan satu buku tebal pun mendarat sempurna di kepalanya "Mulut lo ya!" Faresh meringis mengusap kepalanya yang menjadi KDP 'kekerasan dalam persahabatan' "kenapa sih Zie, istiqfar lo!" "Gue lagi sebel lo suruh istiqfar, mending lo menghibur gue kek. Ngelawak gitu atau beliin es cream juga boleh" "Yaelah neng, kayak anak kecil aja. Inget lo tuh dah jadi Istri. biasa aja kali, jangan manyun gitu entar gak di sayang suami lho?" Goda Faresh lagi.. dan Ziha semakin kesal. "Ish.... yang lain pada kemana?" Tanya Ziha melebarkan pandangan ke penjuru kantin untuk mencari antek anteknya yang belum bergabung. Baru saja Fares hendak menjawab, Atika sudah berjalan mendekat ke arah meja mereka. "Fareeeesh.. ih gue gak nyangka ternyata lo tuh temenan sama si Bima anak IT ya???" Crocos tika tanpa memperdulikan wajah kusam Ziha. Dan lagi saat Faresh hendak menjawab Ziha sudah memotongnya. "Bima siapa lagi sih Tik? Perasaan gebetan lo banyak banget?" "Ada deeech" jawab tika asal "Lo kenapa ? Kusut banget tu muka gak di setrika?" Ejeknya setelah melihat muka BT si Ziha. "Gue kurang piknik, puas lo" sahut Ziha kesel. "Eh ngomong ngomong soal piknik, si Ardhan lagi honeymoon tuh," sela Faresh "Ih emang mau ngapain pake honeymoon segala? Emang dia bisa gitu? " potong Tika yang memberi pertanyaan ambigu. "Ya biarin aja kali Tik" jawab ziha jengah. "Oh iya nanti sore kalian ikut gue ya??" "Kemana?" "Itu acara masjid di komplek rumah gue. Lagi ngadain acara bagi bagi buat anak yatim. Kayaknya lagi butuh tenaga deh," "Ok, gue ikut" sahut Faresh semangat. Berbeda dengan Faresh, Tika memasang wajah lesu, "Yah Zie, gue gak bisa, gue ada urusan, "Emely gimana?" Usul Faresh "Kemana tu anak?" Jawab ziha dengan pertanyaan ketika sadar kawanya itu belom menunjukkan batang hidungnya. "Emely gak ada mata kuliah pagi ini. Lo jemput gih!, sambung Tika "OGAH" seru Ziha seketika membuat dua sahabat di depanya sontak tertawa. "Males gue urusan sama abangnya yang sok preman itu,!" Sambung ziha dengan nada kesal membuat ingatanya melayang beberapa bulan yang lalu, ketika ia dan kawan kawan hendak menjemput Emely untuk camping. Dan ternyata Emely yang tinggal bersama si Dewa di lantai dua sebuah club malam di daerah Jakarta itu. Masih terngiang dengan jelas ketika Ziha dan Dewa, kakak Emely itu berdebat sengit karna Ziha yang tiba tiba ceramah di panggung bar ketika selesai menyanyi. "Lo juga sih Zie, kalau mau jadi bu Uztadz itu di masjid, bukanya di club malam., ampun deeech" kata Tika yang di barengi kekehan geli dari Faresh... -__________________ Acara yang di selenggarakan oleh panitia remaja masjid Baitul Huda berjalan dengan lancar. Ziha berhasil membuat Faresh mengeluarkan uang jajanya sebanyak 800ribu rupiah . Lumayan untuk di sumbangkan dalam acara amal tersebut. Dan setelah solat Asar usai dilakukan secara berjamaah maka di sinilah mereka. Para remaja Masjid yang nampak lega meskipun peluh kelelahan masih ketara di wajah mereka. Mereka istirahat sejenak di teras Masjid sebelah kanan. Sambil menyantap snack yang memang di sediakan untuk para panitia. "Wah nak Faresh, trimakasih banyak lho bantuanya, padahal nak Faresh bukan anak kompek sini," seru pak Bokir Marbot masjid yang ikut duduk bersama mereka usai menata alat kebersihan di belakang masjid. "Ah bapak, gak masalah itu mah, mau ďari komplek sini atau tidak, niatnya kan sama." jawab Faresh sok bijak "Wih tumben otak lo bener? Tadi aja suruh bantu pake ragu segala," serbu Ziha melihat sahabatnya tengah melambung di udara karna di puji itu. "Sekarang gue mah ikhlas lahir batin Zie, di sini tuh rasanya nyeees adeeem banget" balas Faresh memegang dadanya dan menutup mata seolah menghayati kalimatnya. "Tapi kapan kapan kalau di ajak kesini lagi gak ragu dong Resh?" Sela ustadz Zain melihat tingkah murid SMPnya itu. "Ah enggak lah Tadz" jawab Faresh semangat. Ziha hanya geleng geleng kepala mengamatinya. Sejak dari tadi siang mengajak Faresh ke acara amal ini sudah membuat kasak kusuk dari panitia remaja masjid. Khususnya yang perempuan. Untung saja ada Ustadz Zain yang juga mengatakan kalau Faresh juga merupakan murid beliau dari SMP. Sahabat Ziha. Dan mereka juga sudah tau akan setatus Ziha sekarang. Tak jarang para remaja putri meminta secara terang terangan untuk di kenalkan dengan Faresh. Oke, Ziha gak heran Fares memang memliki karisma tersendiri dari wajahnya yang memang imut imut mirip artis korea itu. Di tambah lagi selain dermawan, Fares emang anak orang kaya. Jadi, gak perlu ditanya kenapa Ziha di jadikan lompatan para cewek cewek untuk menarik perhatian sang sahabat itu. "Lo gue anter ya Zie?" Usul Faresh pada Ziha. "Nggak lo pulang aja, rumah laki gue deket kok," "Ok deh, duluan ya?" Ucap Faresh selanjutnya meninggalkan Ziha di depan Masjid. Ziha yang melihat mobil sport Faresh makin menjauh tiba tiba seseorang menepuk bahunya, "Mbak Ziha mau bareng kami?" Aisyah putri ustadz Zain yang tengah menginjak umur 14 tahun itu, kini tengah berada di depanya. "Eh gak usah Is, rumah mbak deket kok" tolak Ziha dengan halus. "Ih gak papa mbak, sekalian aku kenalin sama Mama," Dan akhirnya Ziha pun mengangguk. Ziha bisa merasakan kehangatan keluarga ini. Mamanya Aisyah adalah istri kedua dari ustadz Zain. Dan istri pertamanya adalah uminya Aisyah yang kata Aisyah beliau terkena stroke. Ziha mengamati istri ustadz Zain yang masih cantik, baru dikaruniai seorang anak laki laki berumur 3 tahun. Adiknya Aisyah. Postur Mamanya Ais ini memang sedikit berisi, tapi dia tetap cantik. "Kata Aisyah kamu sudah menikah ya?" Tanya wanita yang kira kira umurnya di ujung kepala dua. Mungkin sekitar 28 atau 29. "Eh iya bu, eh mbak" jawab Ziha bingung. "Hahaaha.. kalo mama di panggil mbak memang masih cocok kok mbak Zie, tapi, kalo Abi mah udah ketuaan" kekeh Aisyah "Hust Ais!" Tegur perempuan berhijab syar'i "Aku panggil ustadzah aja deh biar Adil, bener gak tadz?" Ucap Ziha selanjutnya yang hanya di iyakan oleh ustadz Zain. ________________ Ziha melangkahkan kakinya dengan perasaan lega karna dia sudah sampai di dalam rumah. Tadi dia minta perhenti di pertigaan jalan untuk membeli Mie ayam yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Mengingat si bibi lagi izin pulang satu hari, jadi Ziha memilih untuk membeli makan di luar. ____ Perut kenyang, tubuh udah Fresh setelah mandi, ziha mulai memilih pakaian yang akan di kenakan untuk tidur. Dia hampir mengambil piyama panjang yang biasanya ia pakai untuk tidur. Akan tetapi ketika mengingat sang suami lagi di luar kota bahkan luat pulau, Ziha mengembalikan piyama itu dan mengambil pakaian yang biasa di pakainya ketika hanya sendirian di kamarnya dulu sebelum menikah. TankTop dan hotpants, sudah terasa nyaman di tubuh Ziha, semenjak menjadi istri dia jarang memakainya. Sekalipun memakainya ia langsung menutupi dengan selimut lalu tidur. Karna malam ini ia hanya sendiri, hanya ada satpam di luar rumah. Ia mengambil sebuah majalah di dalam tasnya . Majalah yang di belinya beberapa hari yang lalu. 'CARA MEMBUAT SUAMI BETAH DI RUMAH' Ziha membaca dengan dahi mengkerut, memahami setiap kalimat yang menurutnya konyol. Sampai kantuk mulai menggelayuti mata indahnya. Apapun akan ku lakukan Agar kau bisa datang untuk mencintaiku sebagai istri sahmu. ______________________ Bandara Sukarno Hatta, 18:25. Muhammad Alfian Lazuardi. Entah kenapa author sendiri ngerasa nama itu aneh, Langkah laki laki itu cukup lebar, hingga dapat menyingkat waktu. Dan benar saja, setelah 33 menit perjalanan dengan Mobil yang menjemputnya di bandara tadi, sekarang Alfian tengah berdiri di depan pintu rumahnya. Sepi. Itulah yang menyambutnya. Dan setelah memasuki kamar yang di dapat hanya gelap. Mungkin istrinya sudah tidur, karena samar samar bayangan Ziha tampak tenang di atas ranjang. Alfian lantas bergegas membersihkan dirinya. Dan setelah 10 menit yang hanya di gunakan untuk cuci muka dan gosok gigi, akhirnya Alfian keluar kamar. Dan setelah menyalakan lampu, Alfian tidak bisa tidak untuk tak meneguk ludahnya. Pemandangan yang tak pernah ia bayangkan. Ziha dengan pakaian minimnya dan sebuah majalah yang menutupi wajahnya. Di tambah lagi setelah mengetahui judul dari Artikel yang Ziha baca. Alfian memandang lekat wajah istrinya, sambil menarik selimut sampai d**a ziha, ia mengingat dengan jelas kata kata mamanya waktu di Irian. 17jam yang lalu. "Sekarang kamu pikirin Al? Gak ada seorang perempuan yang mau berbuat seperti itu jika ia tak mencintaimu. Ziha mencoba segala cara agar kamu memandangnya, tapi kamu apa? . Coba kamu sebutkan kesalahan Ziha sampai membuat kamu tak pernah mencoba menerimanya. Jika kamu tak menyukainya karna dia berhijab maka kamu akan menyesal sayang, Sadar atau tidak, mama tau kalau kamu memikirkanya, Ziha itu berbeda. Pemikiranya gak Kolot seperti apa yang kamu pikirkan. Lihatlah dia. Cobalah untuk menerimanya Al, mama mohon,!" Alfian merapikan rambut ziha yang ternyata halus. "Entahlah aku bingung apa yang harus kulakukan. Maaf" hanya gumaman kecil sebelum Alfian mematikan lampu kamar dan ikut berbaring di samping istrinya. ______
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD