Rey kembali ke tempat tadi ia berkumpul dengan teman se-gank-nya.
"Dari mana lo, Rey?" Tanya Figo yang penasaran karena tidak biasanya Rey pergi sendirian.
"Kepo amat, lo!" Rey langsung duduk di sebelah Michael yang sedari tadi hanya memainkan ponselnya.
"Berisik amat lo berdua" Michael berdecak kesal lalu memasukan ponselnya ke sakunya.
"Dihhh, sensian banget jadi kambing" celetuk Figo yang menjadi kesal karena mendengar Michael berdecak.
"Yee, malah berantem lagi" Rey memijat pelipisnya yang sama sekali tidak sakit.
"Kalian bertiga ternyata disini!" Suara lantang Mr. Bargan membuat tubuh mereka mendadak kaku.
"Ehhh, Mister!" jawab mereka bertiga kompak.
"Satu" Rey bersuara.
"Dua" Figo menyahut.
"Tiga" Michael menyambung.
Mereka pun langsung lari terbirit-b***t tepat pada hitungan ke tiga.
Mr. Bargan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan bergegas pergi ke lobby sekolah.
Bel istirahat akan berbunyi lima menit lagi, namun suara yang keluar dari speaker di tiap sudut koridor itu kembali membuat tiga s*****n itu lemas.
"Panggilan kepada saudara Harey Antonio Veto, Da Figo Babaya, dan Michael Layano dari kelas XI A - Science. Harap segera menemui Miss Dowy di ruang councellor" suara dari speaker mengalun keras.
"Rey, kayaknya lo nggak cocok sekolah disini deh" ujar Figo sambil mengusap-usap dagunya.
"Bener, Rey. Sejak lo pindah kesini, kita berdua jadi sering ke ruang councellor" Michael mengikuti Figo yang menyalahkan keberadaan Rey.
"Eh, k*****t ya kalian berdua! Gue aja pindah kesini sejak kelas satu SD! Udah bertahun-tahun gue sekolah disini kenapa baru sekarang kalian protes?!" Rey menoyor kepala temannya satu per satu.
Bel istirahat pun berbunyi dan mereka sama sekali tidak beranjak dari tempatnya.
Para siswa dan siswi yang selesai belajar pun mulai memenuhi koridor sekolah, membuat Rey dan teman-temannya berhenti bertengkar. Mereka bertiga langsung memasang tampang cool khas bad boy.
Masalah tampan, sungguh satu sekolah itu pun tau jika mereka bertiga adalah pemuda paling tampan dari seluruh angkatan. Apa lagi di nama mereka tersemat nama keluarga yang paling di segani di sekolah itu.
Bukan tanpa alasan Rey dan teman-temannya disegani. Mereka bertiga berasal dari keluarga yang sangat terpandang. Kepala keluarganya tentu pemimpin di perusahaan besar. Rata-rata, anak yang bersekolah di Riverdale itu bekerja di bawah perusahaan yang dipimpin oleh orang tua dari tiga s*****n itu.
"Hai, Figo"
"Siang, Michael"
"Figo apa kabar?"
"Michael udah makan? Makan bareng, yuk!"
Sapaan demi sapaan terlontar dari para siswi yang bertemu dengan tiga s*****n itu di koridor. Michael dan Figo hanya mengangguk kecil tanpa senyum layaknya pria-pria dingin yang ada di dalam novel. Sedangkan Rey memasang wajah datarnya. Tak ada satupun dari gadis-gadis itu yang berani menyapa Rey.
"Kalian bertiga! Dari tadi saya tunggu diruangan tapi nggak datang-datang. Cepat ikut saya!" Teriak Miss Dowy tepat di belakang Rey CS membuat ketiga pemuda itu kaget bukan main.
Mereka bertiga pun mengikuti Miss Dowy sambil mengumpat pelan
"Tadi cewek-cewek liat gue kaget nggak, ya?" Tanya Figo.
"Tau nih, Miss Dowy. Bisa rusak image kita" protes Michael pelan.
"Berisik lo berdua. Protes kok pelan-pelan?!" Rey berjalan duluan meninggalkan teman-temannya.
"Kaya dia berani ngomong aja ya, Go" ujar Michael pada Figo.
"Berisik lo!" Figo berjalan cepat menyusul Rey dan meninggalkan Michael dibelakang sana yang terus saja mengumpat pelan.
Mereka bertiga pun diadili di ruang councellor.
"Parah! Kita disuruh rapihin perpus selama seminggu. Gila! Itu ruangan kan luas banget!" Gerutu Michael saat mereka selesai diadili.
"Gara-gara lo nih, Rey! Coba aja tadi lo nggak bosen dikelas dan pengen keluar. Kita kan nggak jadi di hukum" Figo mendengus.
Suasana sedang aman karena bel masuk sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Mereka sudah menghabiskan satu jam lebih didalam ruangan itu.
"Waktu gue bilang kalau gue pengen keluar, bukan berarti gue mau ngajak kalian keluar, kan? Terus kenapa kalian ikutin gue?" Tanya Rey pada kedua temannya.
"Kan kita itu harus kompak, Rey" jawab Figo dan Michael serempak.
"Terus sekarang kita di hukum, kenapa kalian nyalahin gue?" Tanya Rey lagi.
"Karena kita berdua kompak nyalahin lo!" jawab mereka berdua tanpa ragu.
"Ah males gue ngomong sama kalian berdua!" Rey meninggalkan temannya yang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Rey, tadi lo liat mobil yang masuk ke parkiran nggak pas kita cabut?" Tanya Figo yang telah mensejajarkan langkah kakinya dengan Rey.
"Gue belum pernah liat siswa disini naik mobil kayak gitu. Bahkan gue sendiri aja belom punya. Itukan mobil limited edition" ujar Michael yang tiba-tiba ikut berbicara.
"Lo berdua kenal cewek yang namanya Sam?" Tanya Rey akhirnya.
"Sam? Enggak! Disini belum ada yang namanya Sam. Ada cewek yang namanya San" jawab Figo.
"San? Siapa?" Tanya Rey polos.
"Sandra yang suka ngejar-ngejar lo lah!" Jawab Michael sambil tertawa keras membuat Rey kesal setengah mati.
Sandra Vijaya. Gadis cantik seangkatan Rey CS yang tidak pernah menyerah untuk mendekati Rey. Bahkan satu sekolah itu pun tau jika Sandra menyukai Rey. Hanya saja Rey tidak pernah menggubris perasaan Sandra.
Didalam hati Rey sudah terisi oleh gadis lain. Gadis yang selalu ia rindukan namun tak pernah bisa ia jumpai lagi karena mereka sudah lama tak bertemu.
*****