bc

S(He) Problem

book_age18+
139
FOLLOW
1K
READ
goodgirl
self-improved
confident
drama
bxg
office/work place
betrayal
friendship
victim
like
intro-logo
Blurb

Persahabatan mereka diuji saat salah satu diantara mereka memiliki perasaan satu sama lain, kelima sahabat harus menghadapi ujian dari persahabatan saat perasaan masuk diantara mereka. Anya sebagai penengah tidak tahu harus berbuat apa diantara mereka yang terlibat cinta bukan orang ketiga melainkan keempat, keempat sahabatnya terlibat cinta yang rumit dengan Anya sebagai penengah mereka.

Maya, Anya dan Sera mereka sudah bersahabat semenjak duduk di bangku sekolah menengah pertama, saat duduk di bangku menengah atas mereka bertemu dengan Ranu dan juga Jeno. Persahabatan mereka mulai terjalin hingga mereka bekerja, tapi yang tidak mereka ketahui adalah perasaan satu sama lain dimana hanya Anya yang menyimpan semua rahasia itu.

Persahabatan mereka rusak saat secara tiba-tiba Ranu mengambil kehormatan dari Sera yang membuat Jeno langsung menghajar tidak terima atas apa yang Ranu lakukan. Maya yang diam-diam menyukai Jeno seketika tahu jika pria itu tidak menyukainya dan langsung mengambil keputusan dengan menikahi pria yang menyukainya sejak lama.

Apa yang Anya lakukan untuk mengembalikan persahabatan seperti dahulu? Bagaimana dengan perasaan Anya sendiri?

chap-preview
Free preview
1
Anya menatap foto yang didalamnya berisi dirinya dengan keempat sahabatnya, mereka baru saja melakukan liburan beberapa hari lalu. Menatap sambil tersenyum kecil dan berharap persahabatan mereka akan terjalin lama hingga nantinya mereka memiliki cucu, membayangkan itu membuat Anya tersenyum kecil. “Lama-lama lo bisa gila ya.” Sera menatap Anya dengan melihat apa yang dipegangnya “Ah...jadi pengen liburan lagi, tapi sayang kita nggak bisa kaya dulu harus ngitung duitnya cukup kagak.” Sera mengeluh membayangkan apa yang harus dilakukan saat liburan. “Aishh...Ranu tu yang enak banget anak orang kaya tinggal gesek duitnya kagak mikir seperti kita.” Anya menyambung sambil menutup aplikasi foto “Gimana masih suka sama Ranu?” memberikan tatapan menggoda. “Tentu dong secara Ranu tu idaman banget.” Sera mengucapkannya dengan semangat “Lo sendiri kagak ada yang buat jatuh cinta gitu?” Sera menatap Anya penasaran yang hanya dijawab dengan gelengan kepala “Apa jangan-jangan lo tertarik sama bos kita itu?” “Mana ada yang begitu ngarang deh.” Anya menggelengkan kepala mendengar pertanyaan dari Sera “Mending lo cari cara buat gimana menarik perhatian Ranu.” Mereka kemudian makan dalam diam karena waktu istirahat akan segera selesai, berjalan sambil membicarakan masalah pekerjaan. Sera dan Anya bekerja dalam satu perusahaan yang sama bergerak di bidang periklanan, meski begitu mereka berada dalam departement berbeda dimana Sera bagian keuangan sedangkan Anya di bagian marketing. “Jadi lo mau ketemu Jeno?” Anya mengangguk “Berdua aja?” sekali lagi hanya mengangguk “Kalian nggak ada perasaan satu sama lain kan?” menatap penuh selidik pada Anya yang hanya menggelengkan kepala “Semoga aja yang terbaik buat kalian lah.” “Terbaik buat kita,” ralat Anya sebelum memasuki ruangannya “Jangan telat makan dan jangan terlalu fokus sama pekerjaan ya setidaknya ingat pulang.” Anya kembali disibukkan dengan pekerjaannya dimana harus membuat laporan sampai bertemu dengan orang-orang yang akan memakai jasa mereka. Bekerja sama dengan staf design untuk mendapatkan customer yang membutuhkan jasa mereka, menghubungi beberapa orang yang pernah membuat janji dengannya. “Jadi pergi?” Anya menatap Bimo salah satu staf design yang hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara “Langsung pulang atau gimana?” “Langsung pulang kayaknya enak, Bang.” Bimo mengangguk “Gue tunggu di lobby.” Bimo mengangkat jari jempolnya sebelum keluar dari ruangan marketing. Anya dan Bimo adalah partner hebat dimana Bimo yang design dan Anya bagian marketing, meski tidak selalu bekerja sama setidaknya beberapa kali mereka bekerja sama mengerjakan beberapa proyek. Anak-anak design terlalu malas untuk melobi customer dan pastinya membutuhkan marketing agar proyek dapat lolos dengan mudah, marketing sendiri tidak terlalu banyak hanya ada tiga orang salah satunya Anya yang juga sebagai staf senior. Ketemu dimana entar? Cafe biasanya gue mau curhat masalah Ranu Ok, nanti gue kabarin lagi soalnya ketemu customer Sama Bimo lagi? Awas suka lo Nggak usah banyak bacot deh Menutup aplikasi chat dengan Maya saat melihat mobil Bimo sudah berada didepannya, masuk kedalam dan langsung meninggalkan kantor. Perjalanan dari kantor ke tempat pertemuan memakan waktu lama karena berada di pucuk kota yang berarti jauh dari kantor mereka, sebelum berangkat mereka mampir ke minimarket untuk bekal mereka di perjalanan. “Jadi lo udah yakin nikah sama dia, Bang?” Bimo mengangguk semangat “Jangan dibuat mainan lagi kaya sudah-sudah sampai bosen gue dengarnya.” “Ya kalau kagak jadi tinggal nglamar lo apa susahnya.” Bimo mengatakannya tanpa beban “Lo tahu kan kalau Bang Musa suka sama lo?” Anya mengangguk “Terus gimana perkembangan kalian?” “Kepo banget sih, Bang.” Anya malas menjawab mengenai perasaan Musa. Perasaan Musa pada Anya memang sudah diketahui banyak pihak hanya saja sampai sekarang Musa tidak melakukan gerakan atau mengatakan perasaannya, membuat Anya menebak-nebak dan akhirnya malas karena tidak ingin terlalu percaya diri. “Bang, kenapa yakin banget lamar tu cewek?” Anya sedikit penasaran dengan alasan Bimo karena selama ini tidak pernah serius dengan satu wanita “Jangan bilang kalian udah begituan ya?” “Kalau gue begituan yang dosa kita bukan lo jadi kenapa lo kepo amat.” Terdiam mendengar perkataan Bimo yang memang benar adanya “Toh nggak ganggu hidup lo juga kan?” “Gue kan tanya, Bang.” Pertemuan mereka dengan customer berjalan dengan lancar karena customer hanya memberikan beberapa ide, selanjutnya yang Anya lakukan adalah mengirim kontrak kerjasama mereka agar Bimo bisa segera mengerjakan design yang diminta. Alasan yang utama adalah agar mereka segera mendapatkan tambahan bonus terutama Anya jika customer sudah membayar usaha mereka. Bimo mengajak Anya jalan-jalan terlebih dahulu untuk menghilangkan penat dari pekerjaan yang tentu diterima dengan senang hati. “Terus cowok lo sendiri siapa?” Bimo menatap penasaran pada Anya “lo kan berteman dua cowok dan tiga cewek ada gitu yang saling suka” Anya mengangguk “Lo ya?” tembak Bimo membuat Anya menatap tajam lalu menggelengkan kepala “Masa sih nggak ada yang saling suka gitu?” “Kalau ada sekalipun nggak akan gue buka sama lo, Bang.” Anya menatap malas pada Bimo. Bimo mengangguk membenarkan perkataan Anya “Lo sendiri nggak ada suka sama salah satu dari dua cowok itu?” Anya menghembuskan nafas panjang “Gue nggak mau merusak persahabatan.” “Jadi ada?” tembak Bimo langsung membuat Anya diam. “Bisa bahas yang lain nggak sih, Bang?” Bimo mengangkat tangan mendengar nada suara Anya, sisa waktu mereka gunakan membicarakan mengenai pekerjaan. Bimo sendiri tidak membahas hal lain termasuk mengenai persahabatan Anya dengan sahabat-sahabatnya. Waktu berjalan cepat membuat mereka memutuskan kembali ditambah Anya sudah ditunggu oleh sahabatnya di suatu tempat menceritakan masalah percintaannya, setiap kali mereka menceritakan permasalahan pada Anya tapi tidak satu pun dari mereka yang bertanya pada Anya mengenai permasalahan percintaannya. “Makasih sudah diantar, Bang.” Sebelum keluar dari mobil Bimo “Jangan ngebut kasihan cewek lo entar nggak jadi nikah lagi.” “Udah sana keluar biar gue bisa langsung ketemu sama cewek gue.” Melangkah masuk kedalam cafe tempat janji mereka bertemu, memilih tempat yang cocok untuk bisa mendengarkan curhatannya setelah memesan makanan dan minuman untuk mereka berdua. Dimana lo? Gue udah di cafe Udah mau dekat ini jadi sabar ya “Baik banget lo udah pesanin segala.” Maya langsung duduk dihadapan Anya “Gue cuman mau curhat kalau ketemu sama Ranu dan dia makin ganteng banget, rasanya gue pengen deh ngomong sama dia secara langsung tapi pastinya nggak mungkin secara mana mau Ranu sama gue yang hanya bekerja sebagai guru ini secara standardnya Ranu besar.” “Lo dosen aja minder apalagi gue yang marketing.” Anya menggelengkan kepala mendengar kata-kata Maya “memang selama ini Ranu pernah memilih teman?” Maya menggelengkan kepala “Ya udah percaya diri aja kali kalau memang suka usaha bukan cerita sama gue mulu, lagian gue nggak bisa kasih apapun selain menjadi pendengar yang baik.” “Gue bukan nggak percaya diri karena guru tapi dari penampilan kalian berdua lebih wow dibandingkan gue.” Maya menundukkan wajahnya membuat Anya menggelengkan kepala melihat bagaimana sahabatnya yang satu ini. “Terserah lo gimana sama Ranu...” “Kenapa sama gue?” “Kamu mau sampai kapan mencoba memperbaiki semuanya kalau Jeno sendiri nggak mau?” Maya mengatakan hal yang sama berulang kali “Kalau aku nggak menikah mungkin juga malas datang ke pernikahan dia secara sudah membuat masalah sampai sejauh ini.” Menghembuskan nafas panjang tanpa melepaskan tatapan di pelaminan “Bagaimanapun dia adalah sahabat kita dan andaikan ini tidak terjadi mungkin sudah menikah dengan orang yang dicintainya.” “Siapa yang dicintainya?” Anya hanya diam mendengar pertanyaan Maya “Kesalahan tetap kesalahan sampai kapanpun dan mereka sedang mempertanggung jawabkan semuanya, kamu jangan sampai ikut terlibat dalam permasalahan ini karena sudah cukup kamu terlibat didalamnya.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook