Beberapa jam yang lalu sebelum Aurora di isolasi Yunna melangkah tenang dengan menjulurkan tangan mengikat rambut panjangnya. Gadis cantik itu membulatkan tekad untuk menghadapi Renata sendiri tanpa campur tangan pihak lain. Langkahnya terhenti saat sampai di depan pintu. Yunna mendorong pintu kasar walau menyempatkan menarik sesuatu yang ia selipkan di balik rok dan seragamnya. Dua orang di dalam ruangan mengangkat wajah tenang lalu tersenyum manis ke arahnya. Yunna mendecih pelan, memasang wajah tidak bersahabatnya. "Christ, sepertinya putri kesayanganku ingin mengobrol berdua, kamu keluar dulu. Kasih kami waktu berdua untuk melepas rindu," tutur Renata masih tenang. Lalu dengan tanpa dosanya meraih gelas minumnya dan mengecapnya elegan. Christ mengangguk saja lalu melangkah keluar de

