Provokasi itu seperti pisau yang ditancapkan pelan-pelan, semakin dalam tanpa henti. Taran tetap menunduk, jempolnya bergeser cepat di layar ponsel. Tapi matanya yang sesekali melirik tajam sudah berkaca-kaca, meski bibirnya dipaksa melengkung pura-pura tersenyum saat "menang" ronde virtual Bibi Yani tak mau kalah. Dia menyikut Paman Harjo pelan, lalu melanjutkan dengan nada manis beracun "Gladis itu dulu rajin bantu-bantu di acara keluarga, Fat. Bikin kue. Bukan kayak... yang sekarang. Yang cuma bisa meringkuk di mobil, bikin kamu bolak-balik kayak pengasuh bayi." Matanya melirik Taran sinis, suaranya sengaja dikeraskan agar "terdengar" meski headset menyala Rina menyenggol Ardi, tertawa kecil yang penuh ejekan "Iya, Kak. Bayangin kalau Kakak nikah sama Gladis, pasti udah punya anak c

