Setelah bertemu Adrian di tempat parkir sebuah klinik swasta dan menyerahkan tas berisi selimut,sarung bantal dan baju Taran Faten kembali ke mobil dengan perasaan lega karena telah mengambil langkah tepat, tapi juga kecemasan menunggu hasil Namun, semua pikiran itu langsung buyar saat dia membuka pintu mobil Taran meringkuk di kursi penumpang, tubuhnya menghadap ke jendela, Ia meringkuk, menggenggam perutnya, menangis dalam diam karena nyeri haid yang menyiksa Suara sesenggukan nya pendek-pendek dan kesakitan. "Sayang?" Faten membungkuk, suaranya penuh kekhawatiran. Dia letakkan tangan dengan sangat lembut di punggung Taran "Kenapa? Apa yang terjadi?" Taran tidak langsung menjawab, hanya menarik napas. "Perut... gue sakit banget," keluhnya penuh penderitaan. "Dan... dan gue... h

