Chapter 4 - Mencari Gaun Yang Cocok

509 Words
Layla menarik Eisha ke kamarnya. Eisha hanya menurut saja. Dinding kamar berwarna merah muda. Harum aroma mawar tercium saat Eisha dan Layla melangkah masuk. Layla sangat menyukai bunga mawar. Terdapat lemari berukuran sedang di sisi kan ruangan. Layla duduk di atas kasur begitu juga dengan Eisha. "Nah pertama-tama kita harus mencari gaun yang cocok untuk pesta ulang tahun Putri Emilia malam nanti," ujar Layla. Eisha mengangguk mengerti. Layla berjalan mengambil beberapa gaun dari lemari berwarna cokelat tua meletakkannya di atas kasur berlapis sprei ping lembut. "Ellysa kamu coba pakai gaun yang ini," ucap Layla menunjuk gaun pendek di atas lutut berwarna kuning dengan hiasan bunga-bunga putih di bagian pinggangnya. Eisha mencoba menempelkan gaun tersebut di tubuhnya melihat pantulan dirinya di kaca lemari. "Ini terlalu pendek," ucap Eisha. "Coba kamu menghadapku," perintah Layla. Eisha berbalik menghadap Layla. "Padahal bagus kok cocok dengan kulitmu yang putih," sahut Layla. "Apa aku boleh coba gaun yang lain," pinta Eisha memelas. "Baiklah kalau kurang suka aku saja yang akan memakainya," balas Layla menarik senyuman dibibirnya. Untunglab dia tidak marah, pikir Eisha bernaps lega. "Kamu boleh memilih gaun yang lain yang kamu suka," ucap Layla sembari jari telunjuk kanannya menuju ke arah lemari. "Terima kasih banyak, Layla," balas Eisha ikut tersenyum. Eisha melihat gaun yang diletakkan di atas kasur. Di atas kasur ada dua puluh gaun yang cantik. Eisha melihat-lihat gaunnya ada yang berwarna merah muda, hijau, kuning, biru, hitam, abu-abu, ungu dan beberapa warna yang lain. Setengah jam kemudian pilihan gadis itu jatuh pada gaun semata kaki berwarna abu-abu yang cantik dan elegan. "Aku coba yang ini," ucap Eisha mengambil gaun berwarna abu-abu tersebut. Ia meletakkan kembali gaun kuning di kasur bersama gaun yang lain. "Silakan," balas Layla. Eisha mencoba gaun abu-abu tersebut. Terlihat cocok sekali dengan kulit putih Eisha warnanya juga terlihat elegan. Dengan hiasan renda-renda cantik di bagian bawahnya dan hiasan di bagian pinggang dan d**a. "Kau terlihat cantik dengan gaunnya," puji Layla. "Terima kasih," ucap Eisha. Jam menunjukkan pukul 18.00. Di luar langit mulai gelap. Bulan dan bintang mulai menghiasi langit. Hewan-hewan pulang ke sarang masing-masing untuk menghangatkan diri. "Tak terasa hari sudah malam," ucap Layla yang disetujui Eisha. Layla menyuruh teman barunya itu membersihkan diri di kamar mandinya, sedangkan Layla sendiri mandi di kamar mandi di kamar neneknya. Setelah itu mengajaknya makan. Hidangan yang disajikan sama seperti hidangan manusia biasa. Layla dan Eisha duduk berdampingan, sedangkan nenek Jasmine duduk di seberang. Aroma masakan menguar di udara menambah rasa lapar. Secara bergantian mereka mengambil makan malam. Hanya terdengar bunyi sendok dan garpu yang beradu dengan piring untuk beberapa saat. Suara hewan-hewan malam mengisi suara. "Nek, kami berdua akan menghadiri acara pesta ulang tahun Putri Emilia," ucap Layla setelah menghabiskan sepiring makan malam, hanya tersisa tulang ayam di piring putih. "Untuk mencari bunga itu?" tanya nenek memastikan menatap kedua gadis itu secara bergantian. "Iya, Nek," jawab Eisha dan Layla serempak. "Tapi kalian harus minta izin dulu dengan orang di sana sebelum memetik bunga itu," saran nenek. "Baiklah Nek kami akan mengingatnya."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD