Apa yang Xhillorus katakan memang kenyataannya, saat ini Velgard dan Bevrlyne sudah sepenuhnya diambil alih oleh pusaka mereka masing-masing. Mata mereka yang menyala kini mulai terbakar oleh api biru yang menandakan bahwa kekuatan yang mereka keluarkan akan semakin besar lagi.
Saat ini keduanya terus berlari menuju kota yang mana tentunya Velgard dan Bevrlyne akan melakukan kekacauan. Entah Velgard maupun Bevrlyne tidak ada yang berbicara di antara mereka, keduanya sama-sama tak memasang ekspresi.
Api yang keluar dari mata kiri itu tampak cerah dan terang berwarna biru. Mereka berlari begitu cepat. Ketika lampu-lampu kota sudah bisa dilihat dari kedalaman hutan, tiba-tiba saja keduanya menghentikan langkah tatkala Rexalia sudah berdiri di hadapan mereka dengan jarak sekitar sepuluh meter.
“Aku rasa aksi kejar-kejarannya sudah selesai. Kalian anak-anak nakal harus kembali dan mau kami bawa pergi.”
Keduanya memandang tajam pada Rexalia, ekspresi mereka tampak seperti keduanya sedang kerasukan makhluk buas.
“Sepertinya kalian tidak akan patuh begitu saja. Kalau begitu terpaksa aku harus bebuat sedikit kasar pada kalian.”
Ketiganya berlari berlawanan arah, Rexalia melompat lalu mencoba menerjang ke arah Bevrlyne, keduanya langsung menghindar lalu mencoba melemparkan tubug wanita itu menggunakan telekinesis. Rexalia yang sudah membaca pergerakan keduanya langsung menghindar, keduanya mencoba melakukannya lagi, tapi wanita itu langsung menangkap masing-masing tangan kanan keduanya lalu melemparkan tubuh mereka.
Terlempar tinggi lalu punggungnya membentur sebuah pohon besar, sementara Velgard terlempar bebas sebelum kemudian tubuhnya mendarat di tanah berlapis dedaunan kering.
“Cukup bagus, sayang sekali karena kalian menghadapi lawan yang salah. Aku terlalu kuat untuk kalian.”
Bevrlyne dan Velgard perlahan bangkit. Keduanya kemudian menembakkan petir pada kedua tangan masing-masing, Rexalia yang kaget langsung menghindar, sayangnya satu dari empat tembakan petir itu mengenainya.
Ia langsung menegang lalu jatuh ke tanah. “Mereka benar-benar menyingkronisasi kekuatan, aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.”
Rexalia langsung menghindar ketika Velgard mencoba menginjaknya, baru saja ia lepas dari Velgard, Bevrlyne menyambut dengan hantaman, tapi Rexalia bisa menangkis begitu mudah.
Wanita itu memutar tubuh lalu mengayunkan kakinya menendang telak tubuh gadis muda itu. Velgard mencoba maju memberikan serangan, Rexalia memutar tubuh lalu menangkap tengkuk Velgard, ia kemudian menekan pemuda itu ke tanah.
Belum sempat melakukan serangan balasan, Bevrlyne sudah menyerangnya, sebelum mengenai dirinya, Rexalia lebih dulu melepaskan tendangan lurus pada d**a gadis itu sampai membuatnya terlempar.
Karena konsentrasi terbagi, Velgard memiliki kesempatan melepaskan diri langsung menangkap tangan yang menekan tengkuknya lalu mencoba membanting melemparkan ke depan. Tubuh Rexalia dengan mudahnya diangkat lalu dilemparkan ke tanah.
Sayangnya, wanita itu terlalu kuat, ia mendarat dengan kedua kakinya lalu bersalto ketika Bevrlyne kembali menyerangnya, ia lanjut merendahkan tubuh ke depan ketika tiba-tiba saja Velgard sudah ada di hadapannya sambil mengayunkan kakinya.
Rexalia tersenyum lalu dengan gerakan yang cepat, ia melepaskan beberapa tendangan dan pukulan lalu diakhiri dengan melemparkan kedua pemuda itu ke tanah.
“Lumayan, pemanasan yang bagus. Tapi kalian butuh lebih dari itu untuk bisa menjatuhkanku.”
Bevrlyne dan Velgard mulai berdiri lagi, kini mereka bergerak sangat cepat. Dari berbagai arah serangan berupa api dan petir menyerbunya. Rexalia bisa menghindari semuanya begitu mudah, sayang itu tak berlangsung lama tatkala tiba-tiba saja ia terlempar karena serangan telekinesis dari kedua pemuda itu.
Punggung Rexalia membentur pohon, baru saja ia hendak bergerak, tiba-tiba banyak batang dan ranting di sekitar sana bergerak ke arahnya.
“Bergerak cepat ya, aku juga bisa melakukannya.” Setelah mengatakan itu, ia juga segera lenyap dari tempatnya berada membuat segala benda yang sebelumnya terbang langsung menabrak pohon.
Selama beberapa detik, hanya pergerakan super cepat saja yang terlihat di sekitar sana sebelum kemudian tubuh Bevrlyne dan Velgard dihantamkan ke tanah dalam keadaan terlentang sehingga punggung mereka yang membentur tanah.
Rexalia berlutut di antara keduanya sambil tersenyum menyeringai, kedua tangannya menekan d**a masing-masing dari kedua anak manusia itu.
“Aku menangkap kalian.”
Bevrlyne dan Velgard berusaha berontak, kedua tangan mereka mencoba mengenyahkan tangan Rexalia dari d**a mereka, sayangnya tangan itu terlalu kuat sehingga usaha yang mereka lakukan sia-sia saja.
“Mata kalian benar-benar terbakar. Aku seolah melihat bintang biru.” Rexalia bergumam saat menyaksikan sepasang adik kakak yang sedang berusaha melepaskan diri itu. Ia memandang lekat-lekat pada mata kiri mereka masing-masing.
Mata kiri Velgard dan Bevrlyne memang berwarna biru terang, dari sana muncul kobaran api yang juga sama berwarna biru, api itu jelas panas, tapi itu sama sekali tak melukai mereka, api yang keluar dari mata kiri mereka tidak memengaruhi dan menyakiti tubuh mereka.
Ketika sedang memperhatikan mata keduanya, tiba-tiba saja Bevrlyne dan Velgard yang sebelumnya meronta seketika berhenti. Melihat itu, Rexalia agak terkejut, apalagi ketika dalam waktu yang sama tangannya dicengkeram oleh dua tangan Bevrlyne dan Velgard.
“Apa yang ....”
Bevrlyne dan Velgard berteriak, semua dedaunan dan ranting yang ada di sekitar mereka diterbangkan seolah terjadi embusan angin yang tercipta di sekitar tubuh mereka.
“Oh, ini tidak bagus.” Rexalia bergumam, ia mencoba melepaskan diri, tapi tangan kedua pemuda itu benar-benar kuat menahannya.
Maka dengan terpaksa, Rexalia membuat padatan energi yang bercahaya lalu meledakkannya di sana, ia langsung menghindar ketika muncul pusaran angin yang membawa sayatan tajam di sekitar tubuh Velgard dan Bevrlyne.
Rexalia mendarat sekitar lima meter di hadapan keduanya dalam keadaan berdiri, ia mengangkat kedua tangannya yang mana tampak lengan baju dan jaketnya terkoyak habis, beberapa tetes darah juga menembus ke dalam lengan baju dan jaket itu.
“Itu sangat berbahaya, kalian tahu. Aku saja belum pernah melakukan hal itu.” Rexalia berkometar ketika melihat angin sudah hilang dan keduanya sudah kembali berdiri.
Ketika mereka akan mengeluarkan pusaka untuk menghadapi Rexalia lagi, tiba-tiba saja mereka merasa berat pada tubuh masing-masing, gravitasi di sekitar mereka mendadak bertambah.
“Maaf menunggu lama, perlu waktu bagiku untuk memulihkan tenaga.” Xhillorus berjalan tepat dari arah belakang mereka.
“Tenang saja, ini merupakan salah satu dari bidangku.” Rexalia berbicara santai sambil menyilangkan tangan di d**a.
“Sepertinya sudah terjadi beberapa hal di sini.” Xhillorus mengamati keadaan sekitar yang mana keadaan sekitar sudah tampak agak berbeda karena terdapat jejak pertarungan yang sebelumnya mereka lakukan.
“Sudahlah, jangan banyak bicara, segera urus mereka, kita harus bergegas.” Rexalia menegur, saat ini Bevrlyne dan Velgard memberontak ketika mereka sudah berada dalam keadaan berlutut.
“Aku tahu.”
Xhillorus segera melumpuhkan mereka, kali ini tidak hanya membuat mereka diam, tapi benar-benar menghilangkan kesadaran. Bevrlyne dan Velgard jatuh tanpa tenaga setelah Xhillorus melakukan bagiannya.
“Di sini sudah dekat dengan rumahku, bagaimana jika kau melakukan teleportasi?” usul Xhillorus yang dibalas anggukan oleh Rexalia, ia sudah menurunkan kedua tangan yang mana luka goresan itu tampak sudah sembuh sepenuhnya.
“Ini agak membebani karena membawa beberapa orang sekaligus.”
“Lalu?”
“Aku tidak mendapatkan gelarku tanpa sebab. Akan kuperlihatkan seberapa mampu diriku melakukan pekerjaan berhubungan dengan pusaka.” Rexalia kemudian berjalan menuju ke arah mereka.
“Bagus, aku suka itu.” Xhillorus ikut berjongkok ketika ia melihat Rexalia berjongkok tepat di hadapan Bevrlyne dan Velgard yang tak sadarkan diri. Ia membuat tangan keduanya berpegangan lalu setelah selesai, tangannya sendiri ditempatkan pada pundak Bevrlyne.
Rexalia melihat ke arah Xhillorus. “Siap?” tanyanya.
Xhillorus menyentuh punggung Velgard lalu menjawab. “Ya.”
Maka dalam sekejap mata saja mereka sudah menghilang dari tempat itu tanpa meninggalkan apa pun. Seketika saja hutan itu kembali hening seperti sebelumnya.
***