Namun apa daya, hal tersebut tak akan bisa dilakukan ketika dirinya berada di Planet Bumi dan tinggal di daerah kota yang besar, hal itu akan menciptakan kegemparan dan rahasia yang disembunyikan dalam waktu lama akan terkuak saat itu juga.
Mengendarai transportasi dunia ini yang terkesan kuno dan primitif baginya benar-benar terasa meresahkan, kendaraan ini benar-benar lambat dan susah untuk diandalkan.
Xhillorus duduk dalam keadaan yang tak tenang, ia merasa khawatir apabila Velgard dan Bevrlyne akan bangun dalam keadaan mengamuk, ini akan sama parahnya dengan ia yang mengeluarkan pusaka yang dimiliknya di tempat umum.
“Hei, aku tahu kau sangat khawatir, tapi kurasa lebih baik kau tenangkan dirimu. Aku akan menjaga mereka.” Rexalia mencoba membuat pria itu lebih tenang sedikit, tentulah hal tersebut tidak terlalu berguna.
“Terima kasih atas tawarannya, tapi aku akan beristirahat setelah ini semua selesai.”
“Terserah dirimu.”
“Sebentar lagi, bertahanlah sebentar lagi.” Ia mengatakan kalimat itu dalam benaknya seolah kalimat tersebut berupa rapalan doa yang terus dirinya panjatkan untuk keselamatan.
Ketika ia mengulang kalimat itu untuk beberapa kali, tiba-tiba saja ia merasakan jika benda yang ada di balik kantung sakunya bergetar, segera saja tangan kanannya merogoh saku berisi benda mirip smartphone tersebut.
Ketika layar dinyalakan, tampaklah benda itu tengah memberikan suatu informasi mengenai apa yang terjadi pada kedua anak muda ini. Salah satu titik merah di dalam sana menyala dengan berkedip, telah terjadi suatu aktivitas pada diri salah satu dari mereka.
Hal tersebut tak berselang lama sebelum kejadian yang lebih parah lagi malah terjadi, yaitu titik kedua juga ikut berkedip seolah keduanya mengalami sinkronisasi dan saling memancing sehingga mereka akan bereaksi secara bersamaan.
Pasang mata Xhillorus memandang keterangan dari layar itu, ada suatu pergerakan aneh dan tak normal pada diri kedua anak itu, mereka bermetabolisme dengan cepat, ini jauh lebih cepat dari manusia biasa dan sepertinya kekuatan mereka mulai bangkit lagi.
Xhillorus sebisa mungkin membangun pertahanan yang kuat menggunakan pusakanya untuk menekan kekuatan besar yang kapan saja bisa meluap dan mengamuk ke permukaan.
“Astaga, ini anomali paling abnormal yang pernah kutemukan sepanjang hidupku, tidak, mungkin saja ini tak pernah terjadi dalam sejarah loria.” Xhillorus berbicara dalam benaknya. Meskipun Xhillorus sedang bertarung mengerahkan pusakanya, tapi yang saat ini terlihat adalah pria itu yang sedang mengamati ponsel dengan keadaan wajah yang khawatir seolah apa yang ada di dalam ponsel itu sangat membahayakan hidupnya.
Xhillorus bekerja dengan gesit dan baik, kekuatan yang hendak bangkit, kekuatan yang akan membangunkan kedua anak ini, kekuatan tersebut berhasil ia buat tenang dan tersegel lagi, tapi obat penenang yang disuntikkan pada mereka mulai memudar karena kerja tubuh kedua anak ini berubah.
Meski kekuatan mereka sudah ditenangkan, tapi Xhillorus belum bisa lega karena dosis tinggi obat itu benar-benar mulai kehilangan kegunaannya. Dengan dosis seperti itu bahkan seekor gajah bisa pingsan seharian, tapi dua anak remaja ini melakukan sesuatu yang tak masuk akal.
Xhillorus ragu jika kali ini pusakanya akan membuat mereka pingsan lagi, tenaganya sudah terkuras untuk membelenggu mereka selama beberapa waktu ini, kekuatan Xhillorus mulai melemah dan jika mereka sampai bangun ketika mereka masih berada di bumi, maka ini akan menjadi masalah yang serius.
Layar benda itu memberikan informasi lagi, kini mulai terjadi aktivitas pada otak mereka, ini adalah tanda-tanda jika tak lama lagi mereka akan sadarkan diri.
Apa yang Xhillorus khawatirkan pun segera terwujud. Tiba-tiba aktivitas otak semakin meningkat dalam waktu yang cepat. Ketika Xhillorus mencoba melihat layar pada benda yang ia pegang, tiba-tiba saja kendali mobil segera kacau.
Roda setir seperti bergerak sendiri, perseneling dan pedal rem juga gas bergerak sendiri, sang sopir yang berusaha mengendalikan mobil tampak melakukannya sekuat mungkin. Sayangnya, sedetik kemudian mobil berbelok tajam yang membuat kendaraan itu langsung terguling seketika, Rexalia dan Xhillorus tidak sempat berbuat sesuatu.
Mobil berhenti bergerak ketika lima kali berguling. Pada saat itulah Bevrlyne dan Velgard yang terbentur akibat kendaraan berguling beberapa kali langsung membuka mata mereka, sementara si sopir kehilangan kesadaran.
“Gawat.” Rexalia dan Xhillorus yang hendak menghadapi kedua remaja itu kalah cepat, mereka lebih dulu diserang sehingga keduanya segera terlempar keluar, mereka diterbangkan sejauh sekitar sepuluh meter.
Rexalia sampai terlempar menyeberangi jalan raya lalu mendarat dalam keadaan berjongkok, sementara Xhillorus berhenti ketika tubuhnya membentur pohon cukup keras.
Karena ini adalah jalan alternatif, maka tidak banyak kendaraan yang melintas sehingga tidak ada saksi yang menyaksikan kejadian itu.
Bevrlyne dan Velgard segera merangkak keluar dari dalam mobil, mereka berdiri di masing-masing sisi mobil. Tampak mata kiri mereka bercahaya biru, karena hari ini sudah gelap, maka pendaran cahaya yang terpancar menjadi terlihat lebih terang.
“Hentikan mereka!” seru Xhillorus yang segera berlari maju ke arah di mana Bevrlyne berada, gadis itu tampak memandangnya tanpa ekspresi.
“Aku urus yang ini!” Rexalia segera berlari maju juga, targetnya adalah Velgard yang tampak siap melawannya. Xhillorus memusatkan pikiran untuk menyerang Bevrlyne, sementara Rexalia yang belum tahu cara menjatuhkan Velgard, tampak kedua tangannya memancarkan energi berwarna biru terang, sambil berlari ia siap menyerang pemuda itu.
Di luar dugaan, bukannya langsung menghadapi dua alien dewasa itu, Bevrlyne dan Velgard melompat sangat jauh dalam waktu yang sama, keduanya mendarat di atas puncak pohon yang berdiri di pinggir jalan. Hal itu membuat Rexalia dan Xhillorus menghentikan langkah mereka lalu mendongak ke arah atas.
Keduanya melihat bertepatan ketika Bevrlyne dan Velgard sama-sama menembakkan api biru ke arah mobil lalu melarikan diri. Rexalia melompat ke atas mobil lalu menepis api yang menyambar itu begitu mudah hingga padam.
“Jangan sampai kita kehilangan mereka!” seru Xhillorus yang sudah berlari mengejar kedua pemuda itu. Rexalia segera mengangkat mobil untuk membuatnya kembali pada posisi semula. Setelah memastikan keadaan si sopir baik-baik saja, maka Rexalia berteleportasi ke tempat di mana Xhillorus berada.
Saat ini terlihat bahwa Velgard dan Bevrlyne sedang melompat di antara dahan-dahan pohon sementara pria itu mengejar di permukaan tanah.
“Hei, bagaimana caranya menghentikan mereka? Aku tidak bisa membuat mereka pingsan sebelumnya.” Rexalia mengikuti mengejar.
“Kau memukul mereka?” balas Xhillorus yang malah kembali bertanya.
“Sedikit.”
“Serang pikiran mereka, itu satu-satunya cara.”
“Bukannya itu berbahaya?”
“Tidak, jika kau melakukannya dengan benar.”
“Akan kucoba kalau begitu.” Rexalia mengarahkan kedua tangan ke depan, tiba-tiba saja sebuah pohon langsung terdorong tumbang, sangat bertepatan ketika Velgard dan Bevrlyne harusnya melompat ke arah pohon itu. Hasilnya adalah keduanya langsung jatuh dikarenakan kehilangan pijakan.
“Kerja bagus.” Xhillorus kemudian melompat lalu mengetakkan kaki kanannya. Tanah di sana segera terangkat melaju menuju ke arah kedua pemuda itu.
Bevrlyne dan Velgard yang baru saja berdiri segera terlempar ketika tanah di sekitar mereka terlonjak lalu terangkat naik. Mereka berguling-guling di atas tanah berlapis daun kering, meski begitu, keduanya kembali berdiri kemudian melarikan diri bersama.
“Kau harus melakukan lebih baik dari itu!” seru Rexalia yang berlari di depan.
“Aku tidak boleh melukai mereka, ini sangat sulit dilakukan.”
“Kupikir aku saja yang ksulitan menghadapi mereka, ternyata yang merupakan ahlinya juga kesulitan.”
“Sudahlah, hentikan saja mereka.”
“Sedang kukerjakan.” Rexalia memggerakkan kedua tangan untuk membuat akar-akar pohon beserta sulurnya bergerak untuk menangkap kedua remaja vrial itu. Sebenarnya dengan kecepatan saat ini, Bevrlyne dan Velgard akan mudah tertangkap.
Sayangnya, ketika akar dan sulur mendekat ke arahnya, Bevrlyne membakar semuanya menggunakan api biru yang keluar dari kedua tangannya. Setelah itu Velgard membentuk perisai saat Xhillorus menembakkan tekanan energi biru pada mereka.
“Bagaimana bisa kekuatan mereka jadi terkendali seperti itu?” gumam Xhillorus yang tidak percaya melihat pemandangan itu.
“Apa itu kabar baik?”
“Tidak, itu sangat buruk, jika kita tidak segera menghentikan mereka, maka kekuatan itu akan mengambil alih mereka sepenuhnya.”
“Maksudmu, saat ini pusaka mereka yang mengendalikan tubuh dan pikiran dua anak itu.”
“Ya.”
“Ini gawat.”
“Sudah kukatakan.”
Rexalia melanjutkan serangannya, ia mencoba menggerakkan akar-akar pohon untuk menghentikan gerakan kedua remaja itu, sayang sekali usahanya gagal dikarenakan pergerakan mereka terlalu cepat.
“Mereka cepat.”
“Lakukan yang lebih baik dari itu.”
“Jika itu yang kau inginkan!” seru Rexalia yang segera melontarkan tubuhnya menggunakan lecutan akar pohon, ketika ia terbang di atas, kedua tangannya membentuk cahaya energi biru, ia lamgsung menjatuhkan dirinya tepat di belakang Velgard bersamaan dengan ledakan energi biru itu.
Tubuh Velgard tidak terkena langsung serangan itu dikarenakan Rexalia sengaja menyerang daerah belakang Velgard dengan jarak satu meter dari tubuh pemuda itu, meski begitu daya tekanan yang dihasilkan membuat Velgard terlempar lalu tubuhnya membentur pohon, ia jauh terlentang.
“Satu tertangkap.” Rexalia tersenyum di hadapan Velgard.
Bevrlyne yang melihat saudaranya dijatuhkan segera saja menghentikan langkahnya, ia berbalik badan hendak menyerang Rexalia yang saat ini sudah menjatuhkan Velgard. Sayang pada saat itu Xhillorus lebih dulu memyerangnya menggunakan ledakan energi yang sama sehingga Bevrlyne terlempar melewati pepohonan yang mana tak jauh dari sana adalah jalan raya di mana jalan utama berada.
Bevrlyne yang terlontar menuju jalan raya langsung tertabrak mobil ketika tubuhnya terbang. Benturan itu keras, mobil berhenti seketika sementara Bevrlyne tergeletak di jalan. Sebelum si pengemudi sempat turun dari mobil, Bevrlyne segera berdiri lalu mengarahkan tangan kirinya pada mobil itu, menggunakan telekinesis, ia mengangkat lalu melemparkan mobil itu ke arah Rexalia yang hendak menyerang pikiran Velgard.
Dalam waktu yang sama Bevrlyne menciptakan perisai transparan ketika Xhillorus lanjut menyerangnya.
Rexalia menangkap mobil itu sampai membuatnya terdorong sekitar empat meter sebelum kemudian ia menjatuhkan mobil itu di atas tanah. Si pengemudi tampak sangat takut luar biasa, terpaksa Rexalia memghilangkan ingatan si pengemudi terlebih dulu.
Sementara Velgard yang bebas dari kekangan Rexalia segera menyerang Xhillorus, menggunakan telekinesis, ia melemparkan sebatang pohon yang besar ke arah pria itu. Xhillorus yang mendapatkan serangan itu langsung mengarahkan tangan kanannya pada bongkahan pohon itu, ia terlempar mundur beberapa meter bersamaan dengan hancurnya potongan pohon itu.
“Lumayan kuat.” Xhillorus berkomentar, ia masih berdiri dan berada dalam keadaan baik-baik saja.
Ketika Rexalia menyusulnya, Bevrlyne dan Velgard sudah pergi dari sana.
“Aku tidak mengerti, mereka berkombinasi dengan baik.” Rexalia berucap disertai nada yang heran.
“Pusaka mereka saling terhubung, saat ini mereka sudah benar-benar dalam keadaan dikendalikan.”
“Ayo. Kejar mereka.”
***