Bercerita Lebih Banyak

1538 Words
Hampir dua jam lamanya, Mr. Schneider dan Caitlin berbicara dengan banyak orang untuk mengurus dan memperbaiki semua yang telah terjadi, perdebatan tentu terjadi begitu panjang sehingga akhirnya semua pihak mencapai kesepakatan bahwa mereka akan menyelesaikan semuanya secara baik-baik dan secara damai. Sekitar tiga puluh menit berlalu, langit sudah gelap, lampu-lampu sudah dinyalakan. Di dalam kantor kepala sekolah itu hanya tersisa Caitlin dan Mr. Schneider saja. “Kau masih betah berada di sini? Ini waktunya makan malam. Aku akan mentraktirmu.” Mr. Schneider mengajak. Caitlin menggeleng pelan mengutarakan penolakannya. “Aku merasa sangat lelah dan perutku benar-benar kosong, meskipun begitu, aku merasa tidak lapar setelah apa yang terjadi.” Ia mengakui, tentu saja pikirannya yang sangat berat membuatnya seperti itu. “Kau tidak perlu terlarut dalam hal ini. Secepatnya kita akan mendapat kabar dari mereka. Ayo kita pulang saja, biar kau kuantar.” Mr. Schneider mengajak lagi. “Tak apa, aku membawa mobil, aku bisa pulang sendiri.” “Kau sedang kacau, biarkan aku membantumu.” “Belverick.” “Aku tahu ini berat bagimu, kau harus beristirahat.” Mr. Schneider mengusulkan pada wanita yang perasaannya sedang dilanda kepedihan karena harus melepas kedua anaknya ketika mereka bahkan belum memasuki usia dewasa. “Aku tidak siap untuk ini semua.” Caitlin berbicara lirih tanpa menanggapi ucapan Mr. Schneider sebelumnya. “Caitlin, jangan membuatku merasa tak nyaman, aku tak ingin merasa menjadi makhluk yang memisahkan orang tua dan anaknya.” Pria itu tampak merasa sangat bersalah dengan apa yang dilihatnya saat ini, temannya yang selalu bekerja keras, tak pernah mengeluh dan tampak kuat tegar, kini tampak sangat rapuh dan memprihatinkan. “Aku tak berpikir seperti itu, Belverick. Hanya saja, apakah kalian tak bisa membantu mereka di bumi saja?” tanyanya dengan penuh harapan. Tapi pertanyaan itu dibalas dengan gelengan singkat. “Itu tak mungkin dilakukan, kami bukan bagian dalam hal itu, setiap pangkat memiliki tugas masing-masing. Andaikan kami mampu, di kota ini hanya ada aku dan Anderson, tak ada yang lain, kami tak datang dengan kelompok. Tak ada tempat untuk melatih mereka di kota ini.” Mr. Schneider menjelaskan, memberi alasan seberapa keinginan Caitlin cukup mustahil untuk dapat terjadi. Seperti sudah menduga jika jawaban itu yang akan didapatkannya, Caitlin hanya menyeka air matanya tanpa menoleh pada Mr. Schneider sama sekali. "Pikiranku berputar-putar, maksudku aku tidak bisa mengerti bagaimana aku bisa begitu menerima cerita fantastis yang kau katakan padaku, tetapi sesuatu dalam diriku tahu itu benar. Sepertinya ada sesuatu yang seharusnya menjadi bagian dari ingatanku, tapi aku lupa apa itu.” Caitlin tampak tak mengerti dengan perasaannya saat ini, itu adalah sesuatu yang sama sekali tak dirinya pahami. “Caitlin, terima kasih telah mau bekerja sama dengan baik.” “Seorang ibu akan melakukan apa saja demi yang terbaik bagi anaknya, Belverick , itulah yang ingin kulakukan dan kuharap keputusan yang kuambil tidak salah sama sekali,” balasnya masih dengan nada yang lirih. “Kau sudah mengambil keputusan yang tepat, Caitlin. Tempat kami tinggal adalah tempat yang cocok untuk mereka, bukan maksudku berada di dekatmu adalah kesalahan.” Caitlin mengangguk mengerti. “Aku tahu apa yang kau maksud.” “Baguslah.” “Lalu, apakah kau bisa menceritakan lebih banyak mengenai planet tempat tinggalmu?” tanyanya. Ia mengalihkan topik untuk menghibur dirinya sendiri atas kepergian anak-anaknya. Mr. Schneider tersenyum mengangguk. “Tentu saja. Planet Avorus seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, itu sama persis seperti bumi, hanya saja gravitasinya lebih tinggi, banyak teknologi yang lebih canggih dari yang ada di sini. Tingkat kriminalitas lebih rendah, anggap saja keadaan di sana sama dengan keadaan 100 tahun ke depan keadaan bumi. Pohon-pohon masih tumbuh dan tak terlalu banyak pabrik yang dibangun.” Ia menerangkan dengan tatapan yang terlihat bangga dan sangat senang. “Jenis binatang dan tumbuhan jauh lebih banyak dari yang ada di sini. Setiap tanaman akan selalu menghasilkan buah yang bagus sepanjang tahun.” Ia melanjutkan. “Seperti Negri impian.” “Mungkin manusia menganggapnya begitu,” balas Mr. Schneider dengan senyum. “Lalu kenapa kalian meninggalkan dunia yang sempurna itu dan datang ke sini dengan penuh segala kekurangannya?” tanya Caitlin, itu adalah sebuah tempat yang bagus dan jauh lebih baik dari yang ada di Planet Bumi. “Maksudku lihatlah di sini. Banyak sekali sesuatu yang mungkin bisa kau katakan sebagai primitif. Planet ini memiliki banyak kekurangan dan kerusakan, apa enaknya berada di sini?” Ia menambahkan membuat perkatannya lebih jelas lagi. Mr. Schneider mengambil waktu sejenak untuk mengatur pikirannya. Dan pantas mendapatkan jawaban terbaik yang bisa dia berikan padanya. “Jagat Raya sangatlah luas dan memiliki aneka jenis kehidupan. Kami mempelajari jenis kehidupan makhluk di planet lain, ada juga mereka yang memiliki suatu misi yang aku sendiri tak tahu detailnya. Tak sedikit penduduk planetku tinggal menetap di bumi, menikah dengan manusia dan menjadikan bumi sebagai rumah. Kasusnya sama seperti yang terjadi pada orang tuamu dan orang tua Dominic. Jika aku tak salah, salah satu dari mereka haruslah loria.” Itulah yang menjadi jawaban yang paling tepat bagi mereka. “Kami mempelajari keanehan dan hal-hal yang tak terjadi di planet kami, mempelajari hal-hal yang berbeda antara dua dunia kita. Lalu di sana kami mencari solusi dan jawaban atas perbedaan ini. Anggap saja kami sedang melakukan penelitian dan membandingkan suatu informasi yang tepat antara dunia yang berbeda dengan Planet Avorus. Maksud dan tujuannya hanya para tetua atau mereka yang memiliki jabatan tinggi yang tahu.” Ia menambahkan. Memberikan penjelasan yang bisa dikatakan cukup panjang dan jelas. “Lalu bagaimana dengan kekuatan itu?” Caitlin kembali membahas mengenai kekuatan atau para loria menyebutnya sebagai pusaka. “Pusaka?” Mr. Schneider mengoreksi itu. “Ya, pusaka.” Caitlin menganggukkan kepalanya. Ada yang tak dimiliki manusia tapi dimiliki oleh loria, yaitu pusaka. “Karena perkawinan silang selalu menghasilkan anak manusia, sudah jelas pusaka tak akan muncul di planet bumi, tapi kisah yang terjadi pada anak-anakmu berbeda. Mengenai pusaka sendiri, awalnya planet kami diberkati dan setiap penghuninya dilatih untuk merawat Planet Avorus dengan baik. Maka dari itu, loria memiliki kekuatan.” Mr. Schneider menerangkan fungsi pusaka bagi kaumnya. “Awalnya, planet kami tak sebagus dan seindah sekarang, itu dikarenakan pusaka yang kami miliki digunakan untuk membuat planet kami menjadi indah dan menciptakan kedamaian.” Ia menambahkan penjelasannya. Sepertinya pusaka digunakan dan dimanfaatkan dengan baik. “Kau bisa menggunakan berapa jenis kekuatan?” tanya Caitlin yang sepertinya penasaran dengan apa yang dimiliki oleh temannya, sesuatu yang seharusnya tetap menjadi rahasia jika kejadian seperti saat ini tak terjadi. “Aku memiliki beberapa pusaka. Setiap dari kami memiliki pusaka yang berbeda tergantung kami yang terlahir dari pangkat apa.” Mr. Schneider menjawab pertanyaan itu, jawaban yang menghasilkan percakapan yang baru karena Caitlin tampak terkejut dan makin penasaran. “Tunggu, maksudmu, pangkat bukan dipilih melalui karier dan diputuskan petugas khusus?” tanyanya. Perkiraannya salah mengenai pangkat dan kedudukan. “tidak, kami terlahir dengan pangkat masing-masing,” akunya dengan jujur. Hal seperti pangkat dan jumlah pusaka yang dimiliki sudah merupakan takdir yang dimiliki loria sejak lahir. “Kami terlahir dengan pusaka yang sudah ditentukan, bahkan ada beberapa kalangan yang dilahirkan tanpa pusaka, tapi mereka diberkahi hal lain, kadang diberi kecerdasan atau kekuatan fisik yang jauh lebih besar dari mereka yang memiliki pusaka. Keseimbangan alam tetap terjaga dan aman.” “Lalu apa yang dikirim ke bumi hanya mereka yang memiliki pusaka saja?” Caitlin beranjak dari duduknya untuk mengambil kopi dari mesin pemanas. Mr. Schneider tak memandangnya, ia hanya menoleh ke luar jendela di mana keadaan sudah gelap. “Hanya mereka yang memiliki pusaka saja yang dikirim. Mereka yang tak memiliki pusaka memiliki tugas khusus, salah satunya menjadi pembimbing.” Caitlin selesai dengan minumannya, ia berjalan kembali pada kursinya. “Pembimbing? Bagaimana bisa mereka yang tak punya pusaka malah membimbing yang memiliki pusaka.” “Seperti yang kukatakan sebelumnya, mereka memiliki kelebihan khusus,” balas Mr. Schneider . “Oh, aku mengerti.” “Apa ada yang mengganjal atau ingin ditanyakan lagi?” “Ya, berapa banyak generasi lalu yang tinggal di California?” tanya Caitlin lagi. Tatapannya tertuju pada Mr. Schneider saat ini. “Cukup banyak, kenapa?” “Apa mungkin menurutmu ada yang lain seperti anak-anakku di sini?” Ini hanya spekulasi saja. Jika sesuatu seperti itu terjadi pada Velgard dan Bevrlyne mungkin terjadi juga pada anak lain hasil persilangan loria dan manusia. Mr. Schneider menoleh pada Caitlin lalu menggeleng. “Aku harap itu tak akan terjadi untuk yang kedua kalinya.” Mr. Schneider tampak tak menghadapkan ada yang menjadi anak vrial lain dalam kehidupan manusia, sepertinya itu menyusahkan dirinya. “Harusnya tak ada yang seperti ini, tak ada dalam sejarah loria hal semacam ini akan terjadi. Aku tak ingin ada yang lain, banyak alasan yang mendungku untuk membuatku menolak hal seperti ini tuk terjadi.” “Sepertinya ini juga berat bagimu ya.” “Bisa dikatakan begitu, meski tak seberat yang kau rasakan.” “Lalu kenapa mereka harus pergi dengan tergesa?” tanya Caitlin lagi. Ia merasa jika Xhillorus berlaku terburu-buru untuk pergi. “Itu dikarenakan kekuatan mereka. Anak-anakmu memiliki kekuatan yang lebih besar dari anak vrial biasanya.” Mr. Schneider tak mengatakan apa-apa saja yang telah dilakukan oleh si kembar, mungkin saja jika tak segera dibawa pergi, kekuatan mereka akan lebih mengamuk lagi. “Apa?” “Entah apa alasannya, tapi mereka memang sangat kuat.” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD