Pada akhirnya, teleportasi yang dilakukan berhasil menghubungkan antara Planet Bumi dan Planet Avorus. Karena jembatan ruang angkasa sudah terhubung, mereka segera memasuki portal membawa dua anak manusia itu.
Pemandangan ruangan jelas berbeda dengan segala sesuatu yang ada di planet bumi, di sana ada banyak perlatan yang aneh dan membingungkan hingga agak sulit untuk dideskripsikan. Dekorasi dan pewarnaan dinding jelas tak sama seperti yang dibuat seperti di Planet Bumi.
Pada lantai berwarna silver yang mengilap terdapat gerbang jembatan ruang angkasa yang sama seperti yang ada pada di ruang kerja Xhillorus. Ini adalah sisi lain dari jembatan ruang angkasa, tempat yang Xhillorus tuju.
Di sana ada sosok pria tinggi yang penampilannya sama seperti sosok pada layar hologram milik Xhillorus tampilkan, itu tentu adalah Xirius, dan ini adalah ruang kerja miliknya. Xirius tak memiliki perbedaan yang jauh dari sosok Xhillorus, hanya rambutnya yang sedikit lebih panjang dan bahan pakaian yang digunakan benar-benar berbeda dari yang ada di bumi.
Xirius memandangi cahaya biru itu sambil menunggu kemunculan saudaranya yang katanya membawa anak vrial.
Ia merasa aneh karena sesama loria yang menjalankan misi biasanya memiliki jenis kelamin yang sama, sehingga mereka yang memutuskan untuk menetap di Planet Bumi akan menikah dengan manusia. Pernikahan dengan manusia akan selalu menghasilkan keturunan manusia, tak akan ada keturunan loria yang akan lahir, bahkan mustahil akan lahir keturunan campuran, gen loria kalah oleh gen manusia sehingga loria atau anak campuran tak akan pernah lahir di Planet Bumi. Lalu dari mana saudaranya mendapatkan anak vrial?
Ia benar-benar penasaran mengenai hal tersebut, tapi mengurusi anak vrial adalah sesuatu yang tidak mudah, bahkan di sini di mana tanah kelahiran mereka, kekuatan yang meluap itu akan sangat merepotkan jika tidak dikendalikan sejak dini.
Setelah komunikasi terputus sebelumnya, ia sudah menyiapkan koordinat dan jembatan ruang angkasa, ia juga menyiapkan perlatan untuk menangani anak vrial itu. Ia merasa tak tenang menunggu kedatangan saudaranya itu.
Xhillorus bersama Rexalia yang membawa Bevrlyne dan Velgard keluar dari gerbang itu tak lama kemudian, cahaya biru segera pudar dan menghilang seketika setelah mereka tiba.
Xhillorus memandang keadaan sekitar, ia mengenali ruangan ini, mengenali sensasi yang berbeda dari tubuhnya, udara berbeda yang dirasakannya, terutama gravitasi yang berbeda, di sini ia merasa lebih berat seolah dirinya mengenakan baju zirah yang memiliki bobot luar biasa.
Ini adalah tanah kelahirannya, Planet Avorus dan di sinilah ruangan di mana saudaranya berada.
Tatapannya tertuju pada sosok pria yang berdiri tak jauh di depannya. Xirius tampak tertegun tatkala melihat si kembar yang tak sadarkan diri di mana masing-masing dari mereka dibawa oleh Xhillorus dan Rexalia.
“Xirius.” Xhillorus memanggil nama saudaranya itu.
“Ini sudah malam, kau masih bekerja?” tanya Rexalia yang memperhatikan setelan formal di mana jelas itu adalah pakaian kerja yang pria itu kenakan.
Xirius tak memedulikan sapaan kedua loria itu, perhatiannya tertuju pada Velgard dan Bevrlyne yang mana hanya dari pertama kali melihatnya, Xirius bisa merasakan bahwa keduanya bukan merupakan loria, melainkan mereka adalah manusia.
“Demi Hevilarius, mereka anak manusia? Tapi bagaimana bisa aku merasakan ....” Ia tertegun tak bisa melanjutkan kata-katanya, meski dirinya bisa merasakan bahwa mereka adalah anak manusia, tapi ia juga merasakan adanya pusaka pada keduanya yang baru bangkit, mereka sudah bisa disebut sebagai vrial meski bukan merupakan dari bangsa loria.
“Bahwa mereka bukan loria?” lanjut Xhillorus. “Ya, sebenarnya mereka memang anak manusia.”
“Sudah kubilang, dia akan terkejut,” ucap Rexalia sambil memandang Xhillorus.
“Ya, itu reaksi yang normal. Kita juga bereaksi sama, bukan?” balas Xhillorus yang ditanggapi anggukan oleh Rexalia. Keduanya juga sama-sama tidak memercayai bahwa dua anak manusia itu benar-benar memiliki pusaka di mana seharusnya hanya loria saja yang memilikinya.
“Kenapa anak manusia bisa memiliki pusaka?” tanya Xirius yang masih memasang wajah yang terkejut. “Ini seharusnya tidak pernah terjadi, tapi aku yakin bahwa hanya dalam sekali saja merasakannya, mereka benar-benar anak manusia.”
“Benar, ini adalah anomali yang tak masuk akal. Tapi kita bahas hal ini nanti.” Secara tidak langsung, Xhillorus mengingatkan apa yang saat ini sedang terjadi, para vrial harus sesegera mungkin ditangani sebelum pusaka mereka kembali bangkit lalu mengamuk tak terkendali.
“Kau harus menceritakan semuanya nanti.” Xirius terpaksa menunda rasa penasaran yang ada dalam benaknya, ia mengangguk pada saudaranya.
Tanpa membuang waktu, mereka segera bergerak untuk mengurus dan memperlakukan kedua anak vrial itu.
“Bawa mereka ke sini.” Xirius berbalik badan lalu berjalan memimpin, Xhillorus dan Rexalia mengikuti jalannya pria itu.
Mereka memasuki sebuah ruangan khusus yang hanya digunakan untuk suatu situasi yang memang khusus, salah satunya adalah situasi yang seperti ini. Ruangan itu memiliki luas sekitar lima meter di mana bentuknya hampir menyerupai lingkaran. Tidak ada barang-barang khusus kecuali dua ranjang dengan beberapa alat yang berdiri di sekitar ranjang itu.
Terdapat dua ranjang besar di mana itu sudah disiapkan untuk mereka. Tak perlu mengatakan apa-apa, Xhillorus dan Rexalia membaringkan kedua anak manusia itu di sana.
“Mereka menetralisir efek obat penenang yang kuberikan. Metabolismenya sangat cepat, aku tak bisa berbuat lebih. Ini peningkatan dan luapan kekuatan terbesar yang pernah kulihat selama ini.” Xhillorus tampak kelelahan ketika mengatakan kalimat itu, sepertinya itu semua benar-benar telah menguras tenaga yang dirinya miliki.
“Kau tak menggunakan pusakamu?” tanya Xirius.
“Hampir semua sudah kugunakan, aku tak bisa menanggulangi semuanya. Kekuatanku benar-benar tak efektif.” Xhillorus menggeleng memberikan jawaban pada saudaranya.
Melihat bahwa sudah tidak ada yang bisa dirinya lakukan di mana semuanya sudah berada dalam kendali Xirius, maka Rexalia merasa bahwa sekarang adalah waktu bagi dirinya untuk pergi dari sana.
“Maaf menyela.” Ia buka suara untuk mengambil perhatian kedua pria itu. Usahanya berhasil karena Xhillorus dan Xirius langsung memandangnya.
“Aku tidak ingin mengganggu obrolan hangat sepasang saudara dan ini juga sudah bukan lagi tugasku.” Rexalia menjeda sesaat untuk memperhatikan kedua anak manusia itu lalu kembali memandang sepasang saudara yang menghentikan pekerjaan mereka. “Karena aku sudah membantumu, maka aku bisa pulang sekarang bukan? Ini bukan bagian dari misi yang kuterima.”
“Terima kasih banyak sudah membantu.” Xhillorus berucap dengan tulus. “Aku mungkin akan sangat kesulitan apabila tak ada dirimu di sana.”
“Merupakan suatu kehormatan bisa berbicara langsung dengan Erladrist Rexalia Ristrxhervean, apalagi sampai bekerja sama.” Xirius menimpali, mereka memasang posisi formal dengan tubuh tegap.
“Oh, jangan sok formal. Dari awal kalian sama sekali tidak memberikan penghormatan padaku.” Rexalia menyindir, ia menyilangkan tangan di d**a tampak angkuh.
“Maaf karena sudah lancang.”
“Kalian sengaja melakukannya, apalagi saat ini aku memang tak memakai seragam. Tapi itu tidak kupedulikan untuk saat ini.”
“Sekali lagi, terima kasih atas bantuannya.”
Rexalia melambai lalu berbalik badan sebelum melangkah pergi.
“Jangan lupa untuk mentraktirku makan.” Rexalia menyeringai kemudian menghilang dari sana, ia melakukan teleportasi dari sana menuju ke tempat lain.
“Bisa melakukan teleportasi di sini?” gumam Xhillorus, ia kemudian menoleh pada Xirius. “Kau mematikan medan pemblokirnya?” Ia kembali bertanya. Normalnya, beberapa bangunan khusus sengaja dipasang dengan medan khusus yang bisa memblokir aktivitas teleportasi, itu dilakukan demi keamanan semua pihak. Xirius sendiri mematikan kerja sistem itu dikarenakan sengaja untuk membuat jembatan portal dimensi bisa terhubung dengan baik sehingga Xhillorus bisa sampai dengan selamat sesuai koordinat.
“Tentu saja, aku tidak akan bisa mengaktifkan jembatan apabila pemblokirnya masih aktif.” Pria itu membalas.
“Itu tidak penting, yang harus dikhawatirkan sekarang adalah anak-anak ini.” Xhillorus kembali memperhatikan Bevrlyne dan Velgard yang saat ini masih berada dalam kondisi tenang, setelah pusaka mereka disegel, maka mereka tidak akan lepas kendali lagi sama seperti sebelumnya.
“Kau benar.”
Xirius kemudian memeriksa keadaan keduanya, ia hanya menyentuh masing-masing pergelangan tangan kiri mereka, matanya terpejam lalu dirinya menyalurkan pusaka.
“Kau benar, kekuatan dari pusaka mereka memang sangat besar,” katanya pelan. Meski dari penglihatan Xhillorus tampak jika Xirius hanya memegang pergelangan tangan kedua anak itu, ia tahu bahwa saudaranya pasti sedang mengontrol kekuatan kedua anak manusia ini. Ekspresi wajahnya tampak serius, ia sedang berkonsentrasi sehingga Xhillorus tak mengatakan apa-apa, takut mengganggu konsentrasi saudaranya.
Xirius jelas memiliki pangkat dan kekuatan yang jauh lebih kuat dari Xhillorus, pria yang memiliki usia beberapa tahun lebih tua darinya itu ditakdirkan memiliki pusaka yang lebih baik dari Xhillorus sendiri.
Perlahan, pancaran kekuatan yang liar itu mulai pudar seperti disegel di dalam suatu tempat yang jauh sehingga benak Xhillorus tak dapat merasakannya lagi. Ia mengeluarkan layar benda mirip ponsel itu lalu memandang informasi yang ada di sana. Semua berjalan normal dan stabil layaknya aktivitas tubuh manusia biasa. Ia tahu jika pekerjaan saudaranya sudah berhasil mengendalikan mereka, benar-benar tampak mudah dan singkat.
Hal yang dilakukan oleh Xirius adalah menyegel kekuatan dari Bevrlyne dan Velgard, hal yang biasa dilakukan pada para vrial. Mereka yang pusaka dan kekuatannya disegel akan menjalani serangkaian pelatihan sampai mereka bisa mengendalikan pusaka yang masih liar tersebut.
“Aku sudah selesai. Kekuatan ini benar-benar mengagumkan sehingga aku sendiri tak bisa menggunakan metode biasa untuk mengendalikan mereka.” Xirius berbicara sambil memandang kagum pada Bevrlyne dan Velgard, Xhillorus juga segera memperhatikan kedua anak manusia itu.
“Aku tahu betapa kuatnya mereka, di bumi mereka benar-benar susah ditangkap. Aku agak kesulitan membuat mereka diam.” Xhillorus bergumam ketika ia memperhatikan Bevrlyne dan Velgard yang saat ini sudah benar-benar tenang terlelap dalam tidur atau pingsan mereka.
“Huh, baiklah. Mereka akan tetap tertidur sampai besok atau sampai kita membangunkan mereka. Semoga saja pusaka mereka benar-benar tersegel olehku, aku berharap itu tak mengamuk lagi. Mengingat ini adalah tanah kelahiran kekuatan ini, aku takut ada pemicu khusus yang membangkitkan kekuatan itu.” Xirius berbicara panjang lebar sambil menyambungkan beberapa kabel pada tubuh dua anak itu, lalu ia menggerakkan layar hologram, setelah itu ia mundur beberapa langkah. Di sana ia mulai melakukan penelitian terhadap apa-apa yang diperlukan untuk diajukan sebagai laporan. Beberapa hal dirinya dapatkan dalam waktu yang singkat sehingga ia langsung mengantongi hasil penelitiannya.